Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken home. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Sofie menatap heran mereka seolah tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Bahkan putranya Evan ikut gugup ketika ia tengah bertanya pada Alexa.
"Kenapa kalian diam? Saya gak mau lihat kamar itu berantakan lagi. Kalau kamu sudah gak betah tinggal disini silahkan kamu bisa angkat kaki,"
"Sofie! keterlaluan kamu, itu hanya masalah sepele, gak usah di besar-besarkan. Atau kamu mau aku yang bertindak.."tegas Anwar memberikan peringatan pada Sofie agar bisa menjaga lisannya.
Sedikit pun pria itu tidak rela putrinya harus diperbudak oleh Sofie. Apalagi ia mengancam untuk menyingkirkan nya dari rumah nya sendiri.
"Bela terus, mas." sindir Sofie meninggalkan mereka dan masuk kedalam kamarnya.
Anwar meminta Alexa dan Evan gegas masuk ke kamar mereka masing-masing. Sebelum Sofie membuat onar lagi di malam hari.
Alexa pun pergi tanpa sepatah kata pun, ia gegas meninggalkan Anwar yang masih tercenung disana bersama Evan.
Kedua pria itu saling bertatapan, Evan melengos tanpa mengucap kan apapun pada Anwar. Sedangkan Anwar hanya bisa terdiam mematung Evan masih belum menerima nya sebagai ayah sambung nya.
Sudah cukup lama mereka satu rumah tapi, perlakuan Evan terhadap nya hanya sebatas orang asing yang dicintainya ibunya.
Untuk memanggil nya papa saja tidak pernah terucap sama sekali bertahun-tahun lamanya.
...
Alexa membereskan kamarnya sebelum ia tidur, memang terlihat begitu berantakan sisa bersenda gurau bersama Evan hingga makanan sisa menonton semalam masih berserakan disana.
Sesaat saja Alexa terpaku pada baju seseorang yang tertinggal dikamarnya. Ya.. Pakaian pria itu tertinggal dikamarnya, aroma maskulin dari tubuhnya masih bisa ia rasakan di Indera penciuman nya.
Sontak gadis itu terkesiap saat Anwar datang ke kamarnya tanpa mengetuk pintu. Alexa segera menyembunyikan pakaian itu melempar kan nya ke bawah ranjang.
"Alexa"
"Pa .. Ada apa?" tanya Alexa Gelagapan.
"Maafin Tante Sofie ya, selama kamu tinggal disini dia berbuat sesuka hatinya.."
Alexa memutar malas.
"Udah biasa" jawabnya singkat.
"Alexa, papa janji setelah kamu menerima perjodohan dengan Felix dan tinggal bersamanya kamu gak akan di perlakukan seperti ini oleh Sofie, dia pria baik nak"
Seketika Alexa mendelik. Entah apa yang dipikirkan oleh ayah nya itu, Anwar bersikeras untuk menjodohkan nya dengan Felix. Bahkan dia sendiri tidak tahu siapa pria itu, mengenalnya pun belum. Sekarang ia harus tiba-tiba menerima perjodohan dengan orang asing tanpa mengenal satu sama lain. Jelas membuat Alexa semakin tidak menyukai ayahnya itu dan Sofie.
"Kenapa sih harus maksa, aku udah bilang sama papa, Alexa gak mau dijodohin. Clara aja sana kenapa harus maksa Alexa yang gak mau sih." tukas Alexa dengan keras menolak nya.
"Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu, Alexa"
Seringai terpancar dari wajahnya gadis yang kini didepan nya.
"Terbaik?! Baik buat aku atau buat papa dan Sofie?"
Plak!
Tamparan keras mendarat tepat disebelah pipinya, rasa tamparan itu masih begitu terasa panas dan perih dipipi.
Untuk pertama kalinya Alexa mendapat perlakuan semacam itu dari Anwar seumur hidupnya.
Anwar tidak suka dengan nada bicaranya yang terkesan tidak sopan.
"Yang sopan kalau bicara sama orang tua kamu Alexa!"
Alexa bergeming tanpa bicara.
"Kamu harus nya bersyukur karena masih ada orang yang mau menerima kamu, dengan kondisi kamu yang sekarang."
Gelak tawa kecil membuat Alexa menggila.
"Papa yakin dia mau sama Alexa, Alexa punya masa lalu kelam, Alexa berteman baik dengan dunia malam. Bahkan Alexa banyak terlilit kasus serupa, masih yakin Felix mau menerima Alexa apa adanya.. Papa bercanda? Haha" tawa Alexa meskipun hatinya terasa perih dan nyelekit dengan perlakuan dan Ucapan ayahnya sendiri.
"Alexa ..."
"Cukup pa, dia belum tahu tentang Alexa. Seandainya dia tahu apa yang sudah terjadi pada Alexa, dia gak mungkin mau sama perempuan macam Alexa. Jangan menipu orang lain pa, hanya karena papa dan Tante Sofie sedang butuh uang .." Tegas Alexa terkesan menuturkan bahwa keputusan nya tidak bisa diganggu gugat.
Pia setengah baya itu kemudian diam tergugu. Ia seolah tak berdaya didepan anaknya sendiri.
Sementara Alexa ia pergi kekamar mandi dan menangis merasakan perihnya perlakuan seorang ayah yang menjadi kan anak nya hanya untuk sebagai penghasil uang.
Bahkan ia tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu sedari dulu, kali ini Anwar untuk pertama kalinya mampu dan sanggup menampar anaknya sendiri hanya untuk membela wanita yang jelas-jelas sudah menghancurkan keluarga utuhnya.
Dengan penuh penyesalan Anwar pergi dari kamar Alexa, suara pintu tertutup bisa ia dengar dari dalam sana.
Sejenak saja Alexa berusaha tegar kembali, dan melupakan kejadian beberapa saat lalu antara dirinya dan papanya.
Gegas itu menaruh tubuhnya didalam bathtub dan merendam tubuhnya yang sudah teramat lelah dengan air hangat.
Tiba-tiba Ketukan pintu mengalihkan perhatiannya seketika, disaat ia masih berendam didalam bathtub.
"Siapa?"
Tidak ada jawaban.
"Papa... Tante Sofie... Itu Tante bukan?"
Masih tidak ada jawaban gegas Alexa memakai piyama nya dan membaluti kepala nya dengan handuk.
"Clara? Itu Lo ya," ucapnya menebak-nebak.
Setelah selesai memakai handuk nya Alexa mencoba mengintip di balik pintu kamar mandi, ia celingukan tidak ada siapapun didalam kamarnya.
Ia pun berniat melanjutkan kegiatan nya untuk berendam kembali melepaskan semua beban pikiran nya yang tengah dilanda kalut.
Hendak ia menutup pintu kamar mandi seseorang menerobos masuk membuat Alexa terperanjat seketika.
"Evan!"
Sssst ... Desis Evan meminta Alexa Untuk diam.
"Ngapain sih? Kamu mau ketahuan sama papa" celingak-celinguk panik.
"Gak ada yang liat kok, aku cuma mau tahu kondisi kamu tadi gak sengaja aku dengar kamu sama Om Suryo berantem."
Alexa bergeming ia memalingkan wajahnya, ia sendiri belum berniat untuk menceritakan perjodohan nya dengan Felix yang diminta oleh papa dan Sofie.
"Lex, semuanya baik-baik aja kan?" tatap Evan menatap wajah gadis itu dengan rasa penasaran.
Alexa Mengangguk. Ia tersenyum getir, berusaha terlihat baik-baik saja.
"Aku baik-baik aja kok, Van. Sekarang kamu keluar gih sebelum ada yang kemari. Aku lagi mandi" meminta Evan gegas pergi dari sana sebelum ada orang yang memergoki nya tengah berada dikamar mandi bersama nya.
Evan dengan wajah usilnya mendekat Alexa merapatkan tubuh mereka hingga tak berjarak sedikit pun.
"Van, tolong liat kondisi dong!"
"Ya gak apa-apa, mereka udah tidur kok"
Dengan cepat Evan menarik tengkuk nya Evan melumat bibir nya dengan begitu lembut mereka saling menautkan kedua bibir mereka hingga saling bergulat nikmat didalam permainannya.
"Van udah ah .. Nanti ketahuan!" mendorong Evan untuk menjauh darinya.
"Kamu terlalu cemas, lexa. Mereka udah tidur gak mungkin ada yang tahu aku ada dikamar kamu."sahutnya Evan lagi-lagi ia menarik nya untuk lebih merapat.
Evan seolah tak ingin mengakhiri tautan diantara mereka, Evan terus menerobos sela-sela bibir Alexa dan lebih memperdalam tautan nya.
Pria itu menaikan tubuh Alexa diatas wastafel, hingga mensejajarkan tubuh nya dengan Alexa. Secara perlahan ia melepaskan handuk yang tengah membalut tubuhnya sehingga terekspos begitu polos dan indah setiap lekukan tubuhnya.
"Van jangan sekarang," keluh Alexa merasakan denyut jantung nya terpompa begitu cepat ketika Evan tengah menyesapi kedua benda kembar miliknya yang.
Suara khas Alexa mengeluh nikmat semakin membuat Evan tak ingin menghentikan aktivitas nya.
"Alexa!"
Tiba-tiba seseorang memanggil nya dibalik pintu kamar, seketika mengejutkan mereka yang tengah asyik saling menikmati kebersamaannya.
"Van, itu suara papa..."