Akulah Takdir Yang Kamu Nanti
Di sore hari hujan turun sangat deras, keadaan jalan pun sangat sepi.
Yasmin Ningrum, seorang gadis cantik berjilbab, yang berusia 22 tahun, terpaksa berlari mencari tempat untuk berteduh. dia yang baru saja pulang bekerja, di kejutkan dengan turunnya hujan deras, secara tiba-tiba.
"Ya, Allah...kenapa tidak ada tempat untuk berteduh." gumam Yasmin, yang terlihat sudah basah kuyup.
Yasmin pun meneruskan jalannya, untuk mencari tempat berteduh. meskipun kabut sangat tebal, menutupi area jalanan yang dia lewati.
Di saat Yasmin sedang berjalan, tiba-tiba dari arah berlawanan terlihat sebuah lampu sepeda motor, yang semakin mendekat.
Yasmin membulatkan matanya, ketika melihat lampu motor itu semakin mendekatinya.
"Aaaaa...!" teriak Yasmin, terkejut.
"Braaak... "
Sebuah motor pun terjatuh, saat sudah menyerempet Yasmin. bahkan pengendara motor pun, ikut terjatuh dari motornya.
" Awwshh... " Di bawah guyuran hujan deras, Yasmin berusaha bangun meskipun tangan, dan kakinya terasa sakit.
Yasmin pun mencoba berjalan, menghampiri orang yang terjatuh dari motornya. "Kamu tidak apa-apa, " tanya Yasmin, khawatir.
Tubuh Yasmin terlihat menggigil, karena kedinginan. namun Yasmin, tidak dapat meninggalkan orang tersebut, karena merasa kasihan.
Di saat kebingungan harus apa, Yasmin melihat pengendara itu mencoba bangun dan berdiri.
Melihat pengendara itu berdiri, Yasmin pun ikut berdiri.
"Alvino!" seru Yasmin yang terkejut, saat pengendara itu membuka helm full face nya.
Pengendara yang di ketahui bernama Alvino itu pun, mengernyitkan dahi dan memperhatikan dengan seksama, perempuan berjilbab yang berada di hadapannya.
Alvino yang sama-sama terkejut pun, memilih bersikap acuh. dirinya merasa enggan untuk membuka suara, sebab dirinya tidak bisa melupakan hal, yang telah membuatnya membenci Yasmin.
Yasmin tersenyum tipis, merasa senang karena dapat bertemu kembali dengan sahabat lamanya.
"Lo, enggak apa-apa?" tanya alvino, acuh.
Yasmin pun mematung, saat mendengar perkataan alvino yang tidak seperti biasanya. Jauh dari sebelumnya, kini sikap Alvino telah berubah. mungkin itu semua karena, faktor lingkungan alvino saat berada di luar negeri.
Yasmin pun menggeleng pelan, sebagai jawaban. dia memutuskan berjalan, meskipun tertatih untuk mencari tempat berteduh.
Alvino yang masih di tempatnya hanya terdiam, menatap sahabatnya itu berjalan entah kemana.
Tak berselang lama, Yasmin pun akhirnya menemukan sebuah gubuk tua, yang berada di tepi jalan.
Yasmin mengukir senyuman, saat mendapatkan tempat untuknya berteduh. dia pun menghampiri gubuk itu, dan duduk di sana.
Tak lama kemudian, Alvino pun datang dan ikut berteduh di sana. sebab tidak mungkin dirinya, melanjutkan perjalanan dengan keadaannya, yang seperti itu.
"Gue, boleh ikut berteduh di sini," sahut alvino, acuh.
Yasmin pun melirik sekilas kemudian mengangguk pelan. "boleh," balasnya singkat.
Alvino pun mengangguk, dan duduk di tempat yang sedikit jauh, dari Yasmin. dia tahu, jika Yasmin, merasa tidak nyaman dengan keadaan di antara mereka, saat ini.
DUUAARR...
Suara petir menggelegar di atas langit. Yasmin seketika terkejut, segera memeluk dirinya sendiri.
"Astagfirullah..." gumam Yasmin, ketakutan.
Berbeda dengan alvino yang terlihat biasa saja, saat mendengar suara petir itu. "Lo, sama aja kayak dulu. Takut petir. " sahut alvino, sedikit mengejek.
Yasmin yang merasa pun hanya terdiam. sebab apa yang di katakan oleh alvino memang benar, jika dirinya takut petir.
"Tapi, aku juga melihat mu sedikit berbeda, Al. Kapan, kamu kembali ke indonesia?" Yasmin yang penasaran pun, segera melayangkan pertanyaan.
Alvino terdiam sesaat, menatap tajam Yasmin yang terlihat ingin tahu tentang dirinya.
"Semua orang bisa berubah. Buktinya lo! Dari kapan lo, pakai jilbab kayak gitu?" celetuk alvino, balik bertanya.
Mendengar perkataan alvino, membuat Yasmin menggelengkan kepala pelan. seandainya alvino tahu tentang alasan, di balik hijrah dirinya. Yasmin yakin, jika Alvino akan terkejut mendengarnya.
Dulu saat sekolah SMA, Yasmin memang belum memakai jilbab. namun karena suatu insiden membuatnya memutuskan untuk berhijrah.
Apalagi sekarang, tidak ada lagi yang melindunginya, karena kedua orang tuanya sudah meninggal.
Bahkan sekarang, setelah kedua orang tuanya meninggal. Yasmin sekarang tinggal, bersama bibi dan pamannya.
Bahkan untuk biaya hidupnya pun, Yasmin harus mencari sendiri. sebab paman dan bibinya, hanya memberikan tumpangan tempat tinggal saja, tanpa ingin mengeluarkan uang sepeser pun, untuk Yasmin.
Sebelum Yasmin menjawab, tiba-tiba ada kilatan petir yang sangat jelas terlihat. mereka berdua seketika terkejut, melihat fenomena alam itu.
Yasmin yang semakin ketakutan, memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk. tubuhnya semakin menggigil, sebab seluruh tubuhnya basah kuyup.
Alvin yang tidak mau terkena sambaran petir pun, ikut masuk ke dalam gubuk.
"Kamu, mau kemana?" tanya Yasmin, saat melihat alvino masuk, ke dalam gubuk.
Alvino melirik sekilas, ke arah Yasmin. "Gue mau masuk! Kenapa ? Lo, takut gue apa-apain...!" jawab alvino ketus.
Yasmin mengernyitkan dahi, bisa-bisanya alvino berbicara seperti itu. Yasmin hanya tidak ingin, orang lain berpikir tidak-tidak tentang keberadaan mereka, yang hanya berdua saja di dalam gubuk itu.
Yasmin tidak membalas, perkataannya alvino. dia memilih diam, sebab Yasmin tahu betul bagaimana sikap alvino.
Hujan semakin deras, Yasmin yang kedinginan pun terlihat menggigil. apalagi di tambah dengan tangan dan kakinya yang sakit, akibat terserempet alvino tadi.
Alvino memperhatikan Yasmin, yang kedinginan. dia pun berjalan ke luar gubuk, dan tak lama kemudian dia pun kembali lagi, ke dalam gubuk itu.
"Nih." Alvino memberikan sebuah jaket hoodie miliknya, yang dia simpan di bagasi motor.
Dia tidak tega, melihat Yasmin kedinginan bahkan kesakitan, karena perbuatannya.
Yasmin awalnya ragu, menerima jaket hoodie milik alvino. namun dia juga, merasa sangat kedinginan. Akhirnya Yasmin pun menerima jaket pemberian alvino, dan segera memakainya.
Mereka berdua pun larut dalam diam, sampai tidak terasa mereka berdua tertidur, meskipun dengan jarak yang jauh.
Beberapa jam kemudian...
BRAAAKKK...
"SEDANG APA KALIAN BERDUA DISINI!" Seorang laki-laki tinggi dan berwajah sangar, menatap tajam ke arah Yasmin dan alvino.
Yasmin yang terkejut pun, langsung terbangun. "A-ada apa ini?" tanyanya, masih belum sadar.
"Ada apa... Ada apa? Kami yang seharusnya bertanya, kalian berdua di sini sedang apa?" Laki-laki berkumis tebal itu, menatap geram pada Yasmin.
Yasmin yang sudah tersadar pun kini dapat melihat, jika ternyata dirinya dan alvino sudah di kepung, oleh para warga setempat.
Mereka semua pun berpikir, jika dirinya dan alvino telah melakukan hal mesum, di dalam gubuk itu.
"Sebaiknya, kita arak saja mereka berdua!" teriak salah satu warga, yang ikut geram.
"Benar! Ayo kita arak saja mereka, keliling desa. Biar semua orang tahu, jika mereka sudah berbuat maksiat di desa kita ini!" Salah satu warga lain pun, ikut menimpali.
Laki-laki berkumis tebal pun, memberikan isyarat kepada semua warga, untuk tenang. "Baik tenang semuanya! Sekarang kita akan bawa mereka berdua, ke rumah pak Rt. Di sana, kita bisa meminta saran kepadanya. Bagaimana?" tanyanya meminta jawaban, pada semua warga yang berada di sana.
"Setuju." seru semua warga, menjawab.
Tatapan tajam laki-laki itu pun beralih, pada Yasmin Dan alvino yang terdiam. " Kalian berdua, ikut kami ke rumah pak RT, "ucapnya tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Kazugata
nyimak
2025-01-10
0