Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.
Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.
Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.
Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk
Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
( C&N) Tanggung jawab
Naoki merasa gelisah. Ia terus menatap kearah club dengan geram. Naoki mengambil ponselnya, kemudian ia segera menghubungi Cleo.
Sebuah lagu K-Pop mengalun nyaring dari ponsel Cleo. Gadis itu berusaha menyadarkan dirinya, ia mengambil ponsel dari dalam tasnya. Seulas senyum tipis terbit di bibirnya melihat foto kartun beruang berwarna putih yabg ia gunakan sebagai foto profil Naoki. Ia pun segera menggeser layar ponselnya.
"Ha-halo."
"C, dimana kau sekarang, kenapa suaramu seperti itu?"
"Beruang tolong aku. Aku ...aku demam badanku panas," Cleo berucap terbata-bata dengan suara yang serak.
Naoki mengeratkan rahangnya. Dugaannya benar pasti terjadi sesuatu dengan Cleo. Ia langsung turun dari mobilnya dan menutup pintu mobil dengan kasar. Dengan langkah lebar Ia berjalan menuju club.
"C, katakan dimana posisimu sekarang?" tanya Naoki, dengan nada suara yang sudah sangat tidak bersahabat.
"Ak- aku di club-
"Aku tahu itu, yang aku tanyakan kau di ruangan apa hah!?" tanya Naoki dengan berteriak.
"Aku di dalam toilet wanita," cicit Cleo, l ia terhenyak mendengar Naoki berteriak dengan keras padanya.
Meskipun ia sering bertengkar dengan Naoki. Namun, pria itu belum pernah sekalipun membentaknya seperti itu.
"Tetap di sana sebelum aku menjemputmu, jaga kesadaran mu C. Jangan biarkan siapapun menyentuhmu!"
Naoki mematikan ponselnya. Ia mulai masuk ke dalam tempat yang tidak ia sukai itu. Naoki mengayunkan kakinya lebih cepat, melewati para manusia yang sedang menikmati malam mereka.
"Dimana toilet wanita?" tanya Naoki pada seorang waiters.
"Ada dua mas, satu di sebelah sana dan satunya lagi ada di lantai dua," jawab waiters itu.
"Apa kau melihat gadis ini?" Naoki menunjukkan foto Cleo yabg ada di ponselnya.
"Ah ... gadis ia ini, tadi kebetulan saya melihat dia masuk bersama teman-temannya. Mereka sepertinya tamu pesta ada di lantai dua Mas."
"Ok, thanks."
"Sama-sama."
Naoki pun segera berlari menaiki tangga dengan tergesa-gesa. Matanya terus memperhatikan papan arah toilet di tujukan.
Sementara itu ...
"Kenapa tubuhku panas sekali? emh ..." Cleo mulai mengerang sembari mengusap tubuhnya.
Ia merasa sangat menginginkan sesuatu tapi Cleo tidak tau apa yabg di inginnya. Ia hanya merasa sangat panas, seperti terbakar dan ingin meledak. Tubuh Cleo mulai tak terkendali. Seperti orang sak*u, tubuhnya terus menggeliat dengan tangannya yang terus mengusap kedua lengannya.
"Cleo apa kau didalam?" seseorang mengetuk pintu toiletnya.
"Si- siapa?" tanya Cleo.
"Aku Sam, apa kau butuh bantuan? kau sudah terlalu lama didalam sana Cleo."
Kenapa Sam? dimana Widya?
"Ah tidak ... a-aku hanya sedikit mulas," kilahnya pada Sam.
Brakk.
Pintu toilet itu dibuka secara paksa oleh Sam. Ia menatap Cleo dengan senyum miring yang mengerikan. Cleo ingin memberinya mundur saat tangan sam mulai menyentuhnya. Namun, seperti ada dorongan yang kuat dalam dirinya, Cleo malah maju mendekat ke arah pria itu.
"Kau sudah sangat terbakar rupanya," sindir Sam.
Pria itu menarik keras tangan Cleo hingga gadis itu terjerembap masuk kedalam pelukannya.
"Tenang saja, aku akan membuatmu puas," bisik Sam dengan sensual.
Cleo tidak menjawab. Namun, suara ******* keluar dari bibir mungilnya saat Sam mulai mengusap lembut lehernya. Cleo berusaha menyadarkan dirinya, tapi tubuhnya seakan tidak terkontrol. Seperti jal*ng ia malah mendesakkan dirinya.
"Kau sudah tidak tahan hem ... lebih baik kita melakukannya di atas ranjang empuk Sayang." Sam meraih pinggang Cleo kemudian menuntunnya keluar dari toilet.
Baru saja mereka keluar dari toilet wanita itu. Seorang laki-laki dengan wajah yang penuh amarah, berjalan cepat menghampiri mereka.
Brugh.
Sebuah bogem mentah mendarat di perut Sam. Membuatnya meringis kesakitan hingga melepaskan tangannya dari pinggang Cleo.
"Jauhkan tangan kotormu darinya!" sentak Naoki.
"Siapa kau berani ikut campur hah!" Sam berdiri dengan marah, siapa dia berani merusak kesenangannya.
"Aku calon suaminya!"
"Berani kau menyentuhnya, kau harus berurusan denganku!"
Mata Sam melebar mendengar pengakuan Naoki. Naoki menarik kerah baju Sam, mengikis jarak diantara mereka. Tatapan mata Naoki begitu mengintimidasi, membuat Sam tak berkutik.
"Jangan pernah muncul di hadapanku lagi, atau kau akan tahu akibatnya!"
Sam mengangguk patuh, Sam tau ia tidak akan menang melawan pria yabg ada dihadapan. Dari segi fisiknya tubuh Naoki lebih kuat darinya, terlebih tatapan yang tajam membuat nyali Sam menciut.
"Ber- ruang,"panggil Cleo dengan suaranya yang terdengar serak.
Naoki langsung menoleh, ia menghempaskan tubuh Sam dengan kasar. Naoki melepaskan jaketnya kemudian ia memakaikannya pada Cleo. Pria langsung membawa Cleo dalam gendongannya kemudian melangkah menjauh.
"Jaga tanganmu!" Sentak Naoki karena tangan Cleo terus mengusap leher dan dadanya. Cleo menggelengkan kepalanya.
"Kau sangat tampan," ucap sambil meneruskan gerakan tangannya.
Cleo terus mendesah sembari menyentuh lengan, leher dan dada bidang Naoki yang terbalut kaos. Seorang mencari sesuatu yang bisa meredam panas ditubuhnya.
"Kau sudah gila C, kenapa kau masuk ke tempat seperti itu!" marahnya pada Cleo.
"Naoki, aku panas ... lepaskan ini." Cleo mulai berusaha melepas jaket yang menutupi tubuhnya.
"Diam!" Naoki mempererat dekapannya, dengan langkah lebar ia melewati para manusia yang sedang menikmati malam.
Setelah mereka keluar, Naoki pun membawa Cleo masuk kedalam mobilnya. Cleo mulai melepaskan jaket milik Naoki, bahkan ia berusaha melepaskan bajunya sendiri.
"Cleo, kau benar-benar. Apa yang ingin kau lakukan!" Naoki menahan tangan kecilnya agar tidak semakin membuka bajunya yang sudah melorot dan hampir memperlihatkan dadanya.
"Panas Ki, hiks ... aku kepanasan." rengekannya, Cleo masih berusaha untuk waras tapi entahlah. Ia merasa begitu panas apalagi saat Naoki menyentuhnya seperti ini.
Naoki menghela nafas, ia segera meraih jaket yang di lepaskan oleh Cleo untuk menutupi bagian tubuh Cleo yabg terekspos. Naoki seorang pria normal, di suguhkan pemandangan indah seperti itu dia juga bisa khilaf. Ia sangat takut jika ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, terlebih saat ini Cleo sedang dalam pengaruh obat.
"Tahan sebentar lagi."
Naoki langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, setelah memasangkan safety belt pada Cleo juga mengikat tangannya dengan sapu tangan. Cleo terus menggeliat tubuhnya, ia sepertinya sudah tidak bisa menahan dirinya, nafasnya terdengar memburu, wajahnya memerah dengan erangan kecil yang terus keluar dari mulutnya.
Setelah berkendara cukup lama, akhirnya Naoki sampai di rumahnya. Ia memilih membawanya ke rumah, ia harap sang papa bisa membantu. Naoki juga tak ingin membuat Cleo di marahi orang tuanya dengan pulang dalam keadaan mabuk obat seperti itu.
Dengan sigap Naoki mengendong Cleo masuk ke rumah. Rumahnya terlihat sepi, ia pun memutuskan untuk membawa Cleo masuk ke kamarnya.
"Ki, aku panas. Tolong aku," Cleo mulai meracau, tubuhnya menggeliat seperti cacing kepanasan.
Naoki merasa tidak tega melihat gadis itu tersiksa. Namun, jika ia menurutinya Cleo akan hancur. Naoki mengeratkan pelukannya, ia sendiri juga menahan dirinya agar tidak menyentuh Cleo.
"Aku akan mendinginkanmu," ucao Naoki dengan lembut.
Naoki membawa Cleo ke kamar mandi lalu membaringkannya dalam bath tub kemudian mengisinya dengan air dingin. Cleo menatap Naoki dengan matanya yabg sayu. Sebagai laki-laki, Naoki tentu sangat ingin menyentuh gadis yabg ada di hadapannya itu. Namun, ia sangat sadar ia tidak boleh melakukan hal bejat seperti itu.
Naoki, mendekatkan wajahnya ke wajah Cleo yabg memerah. Perlahan ia membenamkan bibirnya, bohong jika ia tidak tergoda. Terlebih Cleo adalah seorang gadis yang sangat cantik tubuhnya putih mulus, dengan body yang sempurna.
Keduanya saling menikmati tautan bibir yang lembut, Naoki memejamkan matanya menikmati manis bibir Cleo, pun sebaliknya Cleo sangat menikmati hal itu ia bahkan menginginkan sesuatu yang lebih jika saja tangannya tidak terikat. Dia akan menarik tengkuk Naoki dan membawanya lebih dalam. Setelah beberapa menit Naoki melepaskan tautan bibir mereka, lalu mendaratkan ciuman di kening Cleo. Ia menatap Cleo sejenak, kemudian beranjak dari kamar mandinya.
Naoki segera keluar dari kamarnya, untuk mencari keberadaan orang tuanya. Namun, sayangnya Keduanya sedang menghadiri perjamuan makan para dokter bedah dan Naoki bisa memperkirakan itu akan terus sangat lama. Naoki pun kembali ke kamarnya untuk memeriksa keadaan Cleo.
Gadis itu masih terus menggeliat kepanasan dengan tangannya yang diikat Naoki. Ia pun memutuskan untuk membiarkannya. Naoki merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya, menatap langit langit kamarnya, ia pun memutuskan untuk mengirimkan pesan pada mama Cleo kalau anaknya sedang menginap di rumahnya. Tanpa terasa Naoki mulai memejamkan matanya.
💫💫💫💫
Naoki menggeliat tubuhnya dan perlahan membuka matanya. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi. Panggilan alam membuatnya harus bangun dari tidurnya.
"Cleo!" Naoki melompat turun dari ranjangnya. Ia segera berlari ke kamar mandi.
Cleo masih terendam air dingin dengan tangannya yang diikat, gadis itu terlelap. Wajahnya terlihat pucat dengan bibirnya yabg sudah berwarna ungu. Naoki segera mengangkat tubuh Cleo.
"Astaga, maafkan aku C."
Melihat keadaan Cleo Naoki merasa bersalah. Baju Cleo basah, gadis itu menggigil. Naoki merasa bingung apa yang harus ia lakukan. Jika dibiarkan seperti ini Cleo bisa sakit. Akhirnya dengan berat hati, ia melepaskan semua kain yang melekat di tubuh Cleo. lalu menggantinya dengan kaos dan celana pendek miliknya. Yang penting kering dan Cleo tidak kedinginan.
Setelahnya Naoki membawa Cleo ke atas ranjang dan menyelimutinya. Naoki sendiri merebahkan dirinya di sofa, untuk menghindar hal yang tidak diinginkan. Apalagi Naoki sudah melihat semuanya, sepolos polosnya.
☀️☀️☀️☀️
Pagi ini rumah Tama sangat gaduh, sejak jam lima pagi dia sudah di teror oleh Alex menanyakan keberadaan putrinya.
"Sayang, apa Cleo memang menginap di rumah kita?" tanya Tama pada istrinya.
"Aku juga nggak tau Mas, mungkin saja. Nanti aku tanyakan pada Naoki." jawabannya sambil mulai mengering rambutnya yang yang basah.
"Bisa kau tanyakan sekarang, orang gila ini tidak akan berhenti menggangguku jika aku tidak segera memberikan jawaban." Tama menunjukkan layar ponselnya yang sudah berdering lagi.
"Baiklah." Siska beranjak dari duduknya, lalu melangkah keluar.
Setelah sampai di depan pintu kamar putranya. Siska pun segera mengetuk pintu. Namun, karena tak kunjung di buka, Siska pun memutuskan untuk masuk.
"Lho kok Naoki tidur di sofa, lha yang di ranjang pake selimut ini siapa?" Siska bergumam, ia melangkah mendekati ranjang dengan jantungnya yang berdetak tak karuan.
Ia berdoa semoga apa yang ada dalam pikirannya salah. Siska berdiri di samping ranjang dengan perlahan ia membuka gundukkan selimut yang menutupi seluruh tubuh Cleo.
"Naoki!" teriak Siska.
Naoki terkejut dan langsung membuka matanya, begitu pula Cleo yang langsung terbangun. Ia menatap bingung pada Siska, Cleo menunduk memperhatikan dirinya sendiri.
"Aaaaaaaa!" Cleo menjerit saat melihat keadaan dirinya memakai baju milik seorang laki-laki. Apalagi saat ia merasakan tak ada pengamanan yang melekat pada kedua asetnya.
"Mama," panggil Naoki.
Siska menatap tajam pada anaknya, dia melangkah mendekati Naoki dan ...
Plakk
Sebuah tamparan mendarat di pipi Naoki, ia terkejut. Namun, ia lebih terkejut lagi dengan air mata yang mulai meleleh di pipi Mamanya.
"Ma, Naoki bisa jelasin semuanya."
"Jelaskan saat orang tua Cleo juga ada di sini!" tegas Siska, wanita paruh baya itu melangkah keluar.
Naoki menatap nanar pada punggung Mamanya yabg menghilangkan di balik pintu. Tatapan Naoki beralih kepada Cleo yang sedang menangis si atas ranjangnya.
Ruang tamu.
Untuk kedua kalinya keluarga ini bertemu di tempat yang sama. Dengan masalah yang hampir sama tapi kali ini lebih serius. Jika sebelumnya Naoki terlihat tenang, kali ini ada ketegangan di wajahnya. Begitu pula Cleo ia terus menunduk dengan air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir.
Naoki sudah menceritakan semuanya, begitu juga Cleo gadis itu sudah mengakui apa yang terjadi malam itu pada Papanya. Ia sadar, ia juga bersalah karena melanggar aturan yang di buat sang Papa.
"Cle menyesal Pa, Ma. Maafin Cleo," ucap gadis itu terus berusaha menahan air matanya yabg tak mau surut sedikitpun.
"Papa kecewa Cleo. Sangat." ucap Alex penuh penekanan.
Arie mengelus lembut lengan suaminya berharap bisa memberi sedikit ketenangan padanya. Ia sendiri juga merasa marah pada putrinya. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengikuti amarah dalam hatinya.
Cleo semakin menunduk dalam, ia semakin terisak. Merasa tidak tega pada Cleo, Naoki pun akhirnya ikut angkat bicara.
"Om, Tante. Naoki akan menikahi Cleo!" tegasnya.
"Apa?" ucap sepasang suami istri yang ada diruang itu.
"Apa maksudmu, kau pikir sebuah pernikahan akan menyelesaikan masalah ini!" geram Alex.
"Sayang tenanglah." Arie mengusap dada sang suami yang sudah bergemuruh.
Alex mengambil nafas dalam. Ia lalu menatap pada Naoki yang juga sedang menatapnya dengan dalam.
"Apa yang kau pikirkan? kau tau Cleo masih belum lulus dari sekolahnya dan kau juga belum menyelesaikan kuliahmu. Kami percaya pada kalian berdua, semua yang kalian ceritakan. Kalian adalah anak-anak kami. Kami tahu betul bagaimana sifat kalian berdua. Jadi apa yang membuatmu berfikir untuk menikahi Cleo?" kali ini Arie ikut angkat bicara.
"Ki, Mama sama Papa yakin ini hanya kesalahan pahaman seperti yang kalian ceritakan. Meskipun kalian juga bersalah, tapi kami juga tidak akan sejauh itu menghakimi kalian berdua sebelum adanya bukti kalau kalian benar-benar berzina. Mama yakin kamu tidak akan melakukan hal seperti itu." Siska pun turut bicara pada anaknya.
"Naoki ingin bertanggung jawab terhadap Cleo, meskipun kami tidak melakukan zina, tapi Naoki sudah melihat seluruh tubuh Cleo saat Naoki menganti bajunya yang basah. Sebagai laki-laki Naoki akan bertanggung jawab atas apa yang Naoki lakukan. Naoki sangat berterima kasih karena Mama, Papa, Om dan Tante Arie percaya pada kami berdua. Tapi Naoki mohon biarkan Naoki bertanggung jawab dengan perbuatan Naoki."
Cleo meremas bajunya mendengar ucapan Naoki, Marah. Namun, itu juga tidak sepenuhnya kesalahan Naoki. Andai ia tidak masuk kedalam club itu. Andai ia bisa lebih tegas, ini semua tidak akan terjadi. Andai bukan Naoki yang membawanya malam itu, entah bagaimana nasib Cleo saat ini. Tanpa terasa air matanya mengalir kembali.
Alex menatap geram pada Naoki. Meskipun sangat marah. Namun, ia sadar ini bukan sepenuhnya kesalahan Naoki dan Cleo. Pasti ada seseorang dibalik semua ini. Mungkin saat ini, inilah yang terbaik untuk mereka berdua.
"Apa hanya itu alasanmu? Tama apa kau tidak ingin menanyakan sesuatu pada anakmu itu?" tanya Alex.
"Tidak, aku yakin dengan keputusan anakku, selama ini ia tidak pernah mengecewakan ku," jawab Tama.
"Naoki, jika hanya karena rasa bersalahmu kau ingin menikahi Cleo, Om tidak akan mengijinkannya. Karena pernikahan bukan sekedar permainan, lagi pula kalian juga masih sangat muda. Pikirkanlah lagi, kecuali kalian benar-benar telah melewati batas!"
"Demi Tuhan, kami tidak melakukan apapun yang melewati batasan Om. Saya hanya ingin menjaga Cleo, saya ingin menjaganya." Naoki menatap dalam Cleo yang duduk di sampingnya.
Gadis cantik itu seperti kehilangan baterai. Ia yang biasanya cerewet kini diam seribu bahasa.
"Baiklah berikan waktu seminggu Om dan Tante untuk melangsungkan pernikahan kalian, kami pamit pulang. Cleo masih ada yang harus Papa bicarakan denganmu!" tegas Alex.
Cleo mengangguk patuh. Gadis itu kemudian bangkit dari duduknya lalu mengikuti langkah orang tuanya yang sudah menjauh.
"Maafkan aku C," lirih Naoki Namun masih terdengar oleh Cleo. Gadis itu hanya tersenyum kecut mendengarkannya.
.
.
.
.
. Nah, Cerita ini C&N akan berhenti sampai di sini karena cerita selanjutnya akan ada saat Naoki sudah bertemu dengan karina.. ok Mak 😌
Maafkan kalau ngegantung. mak sengaja 🙈.
Tolong jempol dan komentarnya 😬😬 bila berkenan bisa tolong kasih Mak 🌹🌹 atau ☕
Terima kasih 🥰🥰 🥰🥰