NovelToon NovelToon
Honey, You Belong To Me

Honey, You Belong To Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Bercocok tanam
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: koeceng_olen

Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.

Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.

Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta di antara kesalahan

Karin tidak mematikan komputer nya, Karin sengaja ingin melihat respon kekasihnya itu apa kah akan marah atau apa.

Di lantai atas gedung perkantoran yang menjulang tinggi, terdapat ruangan kerja CEO Alfist yang elegan. Dindingnya dilapisi kayu mahoni yang hangat, memancarkan aroma khas yang menyenangkan. Jendela-jendela besar membiaskan cahaya alami, menghadap ke pemandangan kota yang sibuk. Lampu-lampu gantung yang mewah memancarkan cahaya hangat, menciptakan suasana nyaman dan profesional.Meja kerja Alfist, terbuat dari kayu ek yang kuat, berdiri kokoh di tengah ruangan Lampu meja unik menyinari foto Karin yang cantik, membuatnya terlihat seperti bintang di malam hari. Kursi kulit hitam yang mewah menemani meja itu, dengan sandaran yang tinggi dan nyaman siap membantu Alfist mengambil keputusan penting. Di belakang meja, rak buku yang dipenuhi dengan buku-buku bisnis dan majalah ekonomi berdiri dengan bangga, seperti perpustakaan mini yang menyimpan rahasia kesuksesan. Sofa kulit coklat yang elegan dan nyaman berada di sudut ruangan, dihadapkan pada TV layar datar menawarkan tempat istirahat yang nyaman. Lukisan abstrak yang indah menghiasi dinding, menciptakan suasana artistik yang menenangkan. Tanaman hijau yang rapi menambah kesegaran ruangan, seperti oasis di tengah gurun. Piala dan penghargaan yang diterima Alfist berkilauan di etalase kaca, menceritakan kisah kesuksesannya.

Di sudut ruangan kerja CEO Alfist, teknologi canggih berdampingan dengan sentuhan pribadi yang hangat. Komputer high-end dengan layar lebar berdiri gagah di meja kerja, siap mengolah data dan strategi bisnis. Sistem suara yang canggih terpasang di seluruh ruangan, memungkinkan Alfist mengontrol semuanya dengan mudah.

Di dinding, proyektor dan layar untuk presentasi terpasang rapi, menanti saat-saat penting ketika Alfist harus mempresentasikan visinya kepada timnya. Semua perangkat terhubung dengan lancar, menciptakan lingkungan kerja yang efisien.

Tidak jauh dari sana, sentuhan pribadi Alfist terlihat jelas. Foto-foto Alfist dan Karin terpajang di meja dan dinding, mengingatkan Karin bahwa foto itu mengunakan Ai, Koleksi jam tangan mewah dan aksesoris lainnya dipamerkan di etalase, menceritakan kisah kesuksesan dan selera yang tinggi.

Buku harian dan catatan pribadi Alfist terletak di samping meja kerja, berisi pemikiran dan ide-ide brilian yang terus mengalir. Semua itu menciptakan ruangan yang tidak hanya profesional, tapi juga pribadi dan nyaman. Ruang kerja ini benar-benar mencerminkan kepribadian Alfist sebagai CEO yang sukses dan inspiratif.

Karin duduk dengan anggun di meja CEO yang mewah, di ruang kerja Alfist yang elegan. Meja itu biasanya dipakai untuk kerja, tapi kini menjadi tempat Karin menikmati ayam geprek favoritnya. Dengan senyum, Karin memandang ayam geprek yang masih mengeluarkan asap, disajikan dengan elegan di atas piring kristal oleh Alfist. Aroma pedas dan gurih membangkitkan selera makannya. tapi memang tidak pedas ygy. Ia mengambil sendok dan garpu, lalu memotong ayam menjadi potongan-potongan kecil. "Duh, alfist memang tahu cara memanjakan aku, tapi ini kurang pedas" katanya sedikit bersedih.

Karin memasukkan potongan ayam pertama ke mulutnya. Rasanya tak begitu pedas dan lezat, membuatnya menggelengkan kepala dengan nikmat. "Mmm, enak banget!"

Sambil makan, Karin terkejut menatap foto Alfist ada dirinya juga bersama Nenek Dianra dan Karin yakin itu Marsel kecil yang masih di gendong oleh Alfist di meja kerja Alfist, Karin berpikir ada dirinya disitu berarti Alfist mengunakan Ai untuk menampilkan dirinya di foto tersebut, Karin tersenyum bahagia. "Kamu memang rajaku, Al." Setelah selesai makan, Karin merasa puas dan sedikit kenyang. Saat itu, ia melihat komputer Alfist yang masih menyala, dan ide nakal mulai terbentuk di pikirannya. melihat ada kertas catatan Karin menulis 'Alfis Jancokkk, Fuck' bacaan kertas itu, setelah nya menempel kan di layar komputer, Karin masih gemes sama CCTV-nya itu dan Setelah nya Karin sedikit bosan Karin melihat lihat isi ruangan Alfist, lagi lagi Karin seperti orang kurang kerjaan melihat lihat buku di rak buku Karin melihat dan mengambil acak buku tersebut maksudnya untuk menghilangkan rasa bosan nya itu, tapi sepersekian detik membaca buku di sofa Karin malah tertidur nyenyak karena Alfist yang lama, tapi memang baca buku tu bikin ngantuk gak sih?

Di ruangan pertemuan yang hanya ada Alfist dan Saki, karena pertemuan nya sudah berakhir.

"Bos, apa nyonya sudah tahu kebiasaan anda"

"Sudah, dan ini memang kesalahan ku, seharusnya Burung Kenari ku itu tidak tahu hal ini"

"kok bisa bos, karena apa sampai nyonya tahu?

"Tadi Karin tanya apa padamu?" pertanyaan Saki yang tak di jawab padahal dia sangat kepo

"Nyonya bertanya kenapa melakukan ini, apa alasan nya, dan maaf sebelumnya saya bilang kalau anda takut akan kehilangan nyonya seperti keluarga anda Bos" jelas nya sedikit menunduk

"Hemm, dia selalu penasaran apalagi itu belum memuaskan hati nya, dan ini gara gara Marsel, aku menyuruhnya mengambil pakaian olahraga di kamar tapi nenek yang ambil alih, kita tahu kalau nenek itu pelupa, ingin marah pun kepada mereka berdua aku tidak bisa, ini memang kesalahan ku dari awal" jelas Alfist menghapus penasaran nya Saki

"Jadi bagaimana Bos, apa kita akan melakukan itu atau berhenti, tugas Skylar di luar masih menganggu, Dyrenn, Claude pun sibuk" jelas nya, yang memantau Karin selama ini mereka ber empat, kadang-kadang mereka tukar tukaran, yang paling sering Saki

"Kau ambil ahli perusahaan untuk sementara waktu, Saki, aku yang akan menjaga Karin, pastikan Skylar, Dyrenn dan Claude membunuh tikus tikus itu terutama di kota ini, lacak mereka, hancurkan mereka agar tidak berkembang sedikitpun di negara ini" perintah nya dingin

"Baik, Bos"

"Satu lagi, bagaimana perkembangan obat itu?" Saki tarik nafas "Belum bos, Profesor Won lagi menguji coba nya" terang nya

"Lamban sekali, bagaimana bisa mereka bertahan kalau belum mendapatkan obatnya, aku akan bertemu dengan Profesor Won besok"

"Baik bos"

Alfist menatap Saki dengan mata yang serius. "Saki, aku tidak ingin ada kebocoran informasi. Pastikan Skylar, Dyrenn, dan Claude bekerja secara diam-diam"

Saki mengangguk. "Aku mengerti, Bos. Aku akan memantau situasi dan melaporkan perkembangannya kepada Anda."

Alfist berdiri, menandai akhir pertemuan. "Baik, Saki. Aku mengandalkan kamu."

Saki keluar dari ruangan, meninggalkan Alfist sendirian. Alfist memandang foto Karin di ponsel nya, merasa perlu melindunginya dari bahaya yang mengintai ini tanggungjawab nya karena Karin adalah kekasihnya.

Tapi, di kejauhan, bayangan gelap mulai mengintai, menunggu kesempatan untuk memanfaatkan kesalahan Alfist...

Setelah memasuki ruangannya, Alfist disambut pemandangan yang menggemaskan. Burung Kenari kesayangannya terbaring pulas di sofa, dengan wajahnya tertutup buku yang hanya setengah dibaca. Cahaya lembut dari lampu meja memancarkan kesan hangat dan nyaman.

Alfist tersenyum, menghampiri sofa dengan langkah pelan. dengan lembut la mengangkat buku itu, mengungkap wajah Burung Kenari yang cantik. Rambutnya yang lembut tergerai di bantal, membuatnya terlihat seperti malaikat yang sedang beristirahat.

"Kau sedang membaca apa, Burung Kenari?" Alfist bertanya pelan, tidak ingin mengganggu tidurnya.

la melihat judul buku itu, "Cinta yang Tersembunyi". Alfist tersenyum buku itu dia dapat kan dari Nathan yang menyuruhnya belajar dari buku tersebut untuk mendapatkan Burung Kenari nya, mengingat kenangan indah mereka bersama Karin. la memandang wajah Burung Kenari sekali lagi, merasa rasa cinta yang mendalam.

Buku itu terbuka di halaman yang berisi catatan pribadi Karin. Alfist tersenyum, melihat tulisan tangan Karin yang indah.

"Wajahmu adalah cahaya di tengah kegelapan," alfist membaca catatan itu dengan suara pelan.

la menatap foto Karin yang terpasang di dinding, merasa rasa cinta yang mendalam. "Aku tidak akan pernah melepasmu, Karin," katanya pada dirinya sendiri.

Alfist juga melihat komputer yang menyala memperlihatkan CCTV-nya selama ini, siapapun pasti kesal tidak mungkin tidak ada yang tidak kesal kalau di pantau terus seperti itu.

'Aku belum pernah memiliki sesuatu yang benar benar baru seumur hidupku. Yang selalu datang padaku hanya lah hal menjijikkan dan tak berharga. Karena itu.... sekali pun aku memiliki sesuatu, aku akan sangat melekat padanya Baby ku sayang. Segalanya terasa begitu berharga. Hal paling berharga dan berkilau yang pernah kumiliki adalah.... Karina Yuika Burung Kenari ku, kesayangan ku, namun Bagaimana dengan mu Baby, kamu dengan jelas menolak mejadi istri ku, tapi aku memaksa mu dengan cara ku menjadi kekasih dalam satu malam. Apa perkembangan yang begitu dramatis dan tiba-tiba ini membuat kamu terpaksa dan tersiksa sayang? Ketegangan dan Keputusasaan yang aku rasa kan sedemikian rupa sehingga terlihat konyol di mata mu, sampai sampai kamu mengatakan aku banjingan, di layar komputer pun itu kekesalan mu karena kekonyolan ku' bathin Alfist, Hati Alfist terasa berat dan sedih, namun juga penuh cinta dan kesetiaan. la merasa bersalah atas kekonyolannya yang membuat Karin tersiksa, tapi juga ingin menjaganya dengan segala daya.

Perasaannya campur aduk, antara penyesalan, kesedihan, dan cinta yang mendalam. la tak ingin kehilangan Karin, dan ingin memperbaiki kesalahan masa lalunya.

1
Dadi Bismarck
Sudah jatuh cinta dengan tokoh-tokohnya, semakin penasaran dengan jalan ceritanya 😍
koeceng_olen: ehehehe, thanks dude😋
total 1 replies
HEEJIN
Menakjubkan!
koeceng_olen: thanks bestie (≧▽≦)
total 1 replies
Carlos Vazquez Hernandez
Ngehubungin perasaan. 💔
koeceng_olen: iya bayangin aja menghubungi perasaan mereka saling pangutan 🍊😋😽
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!