Seorang gadis 24 tahun, seorang guru SD berparas cantik dan selalu berpakaian tertutup, tanpa sengaja menemukan seorang gadis kecil yang sedang menangis di pinggir jalan.
"Mama...!"
Gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Mama, membuatnya terkejut dan kebingungan. Ia tak mengenal anak itu sama sekali.
Meski begitu, gadis kecil itu bersikeras memintanya untuk membawanya pergi bersama. Penampilannya tidak menunjukkan bahwa ia anak terlantar. Lantas, siapa sebenarnya gadis kecil ini? Apa rahasia di balik pertemuan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Baru
Shaka mengusap rambut Lea dengan lembut, ternyata, begini rasanya jika di khawatirkan oleh Putrinya sendiri.
"Sekarang Putriku sudah mengkhawatirkan ku yah," ucap Shaka pelan masih dengan mengusap rambut Lea.
Melihat pemandangan dari kedua ayah dan anak itu, membuat Khyra ikut bahagia, Shaka yang selalu tidak memiliki waktu untuk bersama Putrinya membuat Lea berpikir ayahnya tidak peduli padanya, di tambah Lea tidak memiliki ibu, membuat Lea semakin membenci dirinya sendiri dan orang-orang, hingga sampai menutup diri.
Dari bayi Lea sudah tidak memiliki ibu, setiap kali ia bertanya kepada Nenek, Kakek, maupun Ayahnya sendiri, tidak ada yang menjawabnya. Bahkan Lea tidak pernah melihat wajah ibunya.
Lea selalu menjadi bahan ejekan dari teman-teman, bahkan dari sepupunya sendiri, mengatakan Lea adalah anak yang tidak memiliki ibu, anak yang di ambil dari jalan. Ejekan itu tidak pernah berhenti, membuat Lea tidak tahan, sampai ia benci untuk bertemu orang-orang. Dan tidak ada yang tahu, baik Shaka sendiri tidak mengetahui bahwa Putrinya dapat perlakuan tidak baik.
Membawa Khyra ke dalam hidup Lea, gadis kecil itu sendiri tidak paham mengapa bisa mengklaim Khyra ibunya. Namun yang pasti, saat Lea melihat Khyra, yang dimana Khyra terlihat khawatir, tatapannya tulus, terlihat seperti malaikat di mata Lea. Dan itu adalah tatapan ketulusan yang pertama kali Lea dapatkan. Sehingga, menginginkan Khyra, ingin Khyra menjadi ibunya.
Bagi Lea kehadiran Khyra dalam hidupnya adalah hadiah terbesar yang dia dapatkan, di banding dengan semua kemewahan yang Ayahnya berikan.
Lea akhirnya kembali tenang, Shaka mengusap air mata Putrinya. Kemudian Shaka mengusap lembut rambut Lea, ia bangkit dari duduknya. Ia tidak bisa lagi berlama-lama, karena pekerjaan terus memanggilnya di dalam pikiran. Sehingga membuatnya tidak tenang.
Setelah kepergian Shaka, Khyra membantu Lea untuk bersih-bersih, di lanjutkan dengan mendandaninya, hal yang sangat membahagiakan ketika Khyra mendandani Lea, karena kegemasan Lea membuat Khyra senang.
"Mamah, Lea mau ke taman," ucap Lea sementara Khyra sibuk mengikat rambut Lea.
"Tunggu ya, setelah ini kita ke taman, cuaca juga terlihat bagus." ucap Khyra sambil melihat keluar jendela, dan memang sangat bangus untuk menikmati pemandangan taman di sore hari. Apalagi Virendra memiliki taman yang sangat luas dan juga mempunyai rumah kaca di hiasi dengan bermacam-macam bunga.
Kemudian Khyra dan Lea segera menuju ke taman, keduanya duduk, di hadapannya tepat di atas meja telah di hidangkan teh hangat impor dan bermacam dessert.
Rasanya Khyra seolah berada di kerajaan, taman yang begitu luas dan indah di tambah hidangan yang enak, pelayan berdiri di belakang mereka. Pemandangan ini seperti yang selalu ia lihat di dalam serial drama kerajaan.
"Saya akan menuangkan teh ke dalam cangkir anda," ucap Pelayan dan kemudian menuangkan teh ke dalam cangkir Lea dan Khyra.
Khyra merasa tidak nyaman, "Terima kasih," ucap Khyra sambil tersenyum.
"Kamu boleh pergi, aku ingin bersama Mamaku saja," ucap Lea memberikan perintah agar Pelayan itu segera pergi.
"Kalau begitu saya undur diri Nona muda," ucap Pelayan dan kemudian pergi dengan sopan. Untungnya Lea peka, tidak salah dia adalah putri dari Shaka, keduanya memiliki tingkat kepekaan yang tinggi.
Khyra akhirnya bisa menikmati dengan nyaman tanpa rasa canggung. Ia baru satu Minggu tinggal di kediaman Virendra namun Khyra merasa seperti dia sudah tinggal selama sebulan.
Tiba-tiba saja Khyra merindukan orang tuanya, momen santai di sore hari seperti ini, mengingatkan Khyra ketika dia menikmati bersama orang tuanya.
"Sudah lama aku tidak mendengar suara mereka," batin Khyra, ia memutuskan untuk menelpon orang tuanya sebentar malam. Ia tahu orang tuanya juga pasti sudah sangat merindukannya.
"Mamah.. Lea ingin berjalan-jalan," ucap Lea ternyata sudah turun dari kursinya dan sekarang dia sudah memegang tangan Khyra.
"Baiklah.." ucap Khyra, kemudian keduanya segera berjalan, satu persatu keindahan taman ini terlihat jelas, dari bunga-bunga yang ada, pepohonan, bahkan ada juga sungai kecil.
Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari pelayan.
"Nyonya dan Tuan kembali," ucap mereka segera berkumpul, tepatnya, di depan pintu kediaman untuk menyambut keduanya.
"Lea, sepertinya nenek dan kakek sudah datang, ayok sambut mereka," ucap Khyra berharap Lea mau menyambut keduanya.
Khyra merasa tidak enak jika tidak ikut menyambut, meskipun Shaka pernah mengatakan kalau dia hanya perlu fokus pada Lea saja, namun mereka tetap tuan rumah dan dirinya hanya orang lain yang dipekerjakan.
Lea hanya mengangguk mengiyakan, kemudian Khyra menggenggam tanga Lea dan berjalan meninggalkan taman, langkah mereka terhenti saat mereka sudah berada di tempat dimana pelayanan berkumpul.
Pintu mobil di buka oleh kepala pelayan, kedua pasangan keluar dari mobil, dengan serentak pelayan-pelayan membungkuk untuk menyambut. Begitupun Khyra secara spontan mengikuti.
"Mama bukan pelayan," ucap Lea sambil mendongak melihat Khyra. Sangat persis dengan kata-kata yang pernah Shaka ucapkan. Namun Khyra tidak mendengarkan, perasaan tidak enaknya lah yang membuatnya seperti itu.
"Wah.. Suatu keberuntungan melihat cucuku ikut menyambut," ucap Sita memberikan tasnya kepada pelayan dan menggendong Lea. Keduanya masuk ke dalam kediaman.
"Apa yang kamu lakukan Nak? Ayo masuk," ucap tuan besar membuat Khyra kaget mendengarnya, dia memanggil Khyra dengan 'Nak', siapa yang tidak kaget, orang seperti dia, ayah Shaka, Ceo perusahaan terbesar, memanggilnya 'Nak' dengan tiba-tiba.
"I.. Iya," ucap Khyra gugup kemudian ikut masuk, membiarkan ayah Shaka lebih dulu, dan menciptakan jarak, karena Khyra buka siapa-siapa yang setara untuk berjalan berdampingan.
Lea terlihat banyak menerima oleh-oleh dari neneknya, namun wajah gadis kecil itu terlihat biasa saja, tidak menunjukkan wajah senang. Sedangkan Neneknya terlihat sangat bersemangat menunjukkan hadiah-hadiah yang dia beli untuk Lea.
"Huff.." Khyra menghembuskan nafasnya, ternyata masih ada tugas yang harus dia kerjakan, dimana harus membantu Lea membuka hatinya untuk Neneknya juga. Meskipun Khyra tidak mengetahui apa yang terjadi di kediaman ini, sehingga tidak ada kehidupan harmonis di dalamnya.
Semuanya bersikap sendiri-sendiri, namun mereka tetap mengkhawatirkan satu sama lain. Apa memang begini model keluarga kaya? Tapi untuk Lea, ini sangat tidak bagus, anak kecil akan mengingat momen masa kecilnya hingga dewasa, namun kalau semuanya hambar dan menutup diri, itu hanya akan membuat dirinya terus seperti itu hingga dewasa dan akan semakin sulit untuk menerima orang baru.
Apa lagi kelas sosial mereka sangat tinggi, Lea juga memiliki peran di dalamnya, tentunya saat dia dewasa nanti harus terjun ke dunia sosial kelas atas, karena statusnya sebagai Nona muda, Cucu Virendra.