NovelToon NovelToon
Bayang-Bayang Terlarang

Bayang-Bayang Terlarang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Gita Arumy

Mengisahkan Tentang Perselingkuhan antara mertua dan menantu. Semoga cerita ini menghibur pembaca setiaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Arumy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maya Ngidam, Arman Sibuk Bekerja

Maya Sedang Ngidam, Arman Sibuk Bekerja

Hari-hari setelah pernikahan resmi mereka semakin tidak mudah. Maya dan Arman terus berusaha untuk menata hidup mereka yang penuh dengan tantangan, namun satu hal yang tak terduga muncul dalam kehidupan Maya: dia mulai merasa aneh dengan tubuhnya. Mual, ngidam, dan perubahan fisik lainnya mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sedang hamil.

Maya sendiri merasa campur aduk, bahagia sekaligus cemas. Bagaimana jika kehamilannya ini hanya menambah beban bagi mereka? Bagaimana jika orang-orang semakin mengejek dan merendahkan mereka sebagai pasangan yang terlarang? Tapi, satu hal yang jelas—dia sangat merasakan perubahan dalam tubuhnya, dan keinginan untuk menjaga bayi yang ada dalam kandungannya semakin kuat.

Arman, yang sibuk bekerja di sebuah proyek besar, sering kali tidak menyadari perubahan-perubahan kecil pada Maya. Setiap pagi, ia pergi lebih awal dan baru pulang larut malam. Maya mencoba untuk memahami kesibukannya, tetapi semakin lama, rasa kesepian dan penantian mulai mengganggu pikirannya. Keinginan untuk mendapatkan perhatian Arman, terutama sekarang ketika dia sedang hamil, semakin kuat.

Suatu sore, saat Arman pulang setelah seharian bekerja keras, Maya sedang duduk di ruang tamu, wajahnya tampak lesu. Tangannya terlipat di depan dada, dan matanya kosong, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Arman yang baru saja memasuki rumah langsung merasa ada yang tidak beres.

"Mama, ada apa? Kenapa kelihatan lelah sekali?" tanya Arman, meletakkan tas kerjanya dan duduk di samping Maya.

Maya menoleh dengan tatapan sedikit muram. "Aku hanya merasa sedikit mual, Arman," jawabnya dengan suara lemah. "Tapi... itu bukan hanya itu. Aku merasa semakin cemas akhir-akhir ini. Kamu semakin sibuk, dan aku semakin merasa sendirian."

Arman menatap Maya dengan penuh perhatian. Ia meraih tangan Maya dan menggenggamnya erat. "Aku tahu aku terlalu sibuk belakangan ini, Mama. Tapi aku melakukannya untuk kita. Untuk masa depan kita berdua dan anak kita. Aku janji, aku akan lebih sering ada untukmu."

Maya mengangguk pelan, namun hatinya tetap terasa berat. "Aku mengerti, Arman. Tapi, aku sedang ngidam. Aku ingin sesuatu yang sederhana, hanya ingin kita bersama... aku merindukan kehadiranmu."

Arman sedikit terkejut mendengar pengakuan Maya. Baru kali ini ia mendengar Maya bicara tentang ngidam, dan ia merasa sangat bersalah karena terlalu sibuk bekerja hingga melupakan kebutuhan emosional istrinya yang sedang hamil.

"Mama, maafkan aku. Aku terlalu fokus pada pekerjaan dan lupa untuk memperhatikanmu lebih banyak. Apa yang kamu inginkan? Aku akan usahakan segera," kata Arman, suaranya penuh penyesalan.

Maya menatapnya dengan mata lembut. "Aku hanya ingin kamu menemani aku lebih sering. Kalau bisa, jangan terlalu lama di luar rumah. Aku tahu kamu bekerja keras untuk kita, tapi aku butuh kamu di sini."

Arman merasakan hati kecilnya tergetar. Ia menyadari bahwa meskipun ia bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi Maya dan calon anak mereka, kehadirannya yang lebih dalam kehidupan Maya jauh lebih penting. Ia ingin menjadi suami yang bisa diandalkan, terutama saat Maya membutuhkan perhatian dan dukungan lebih banyak.

"Baiklah, Mama. Aku akan usahakan untuk mengatur waktu lebih baik lagi. Aku akan lebih sering ada di rumah, dan kita bisa melakukan hal-hal kecil bersama," janji Arman dengan penuh tekad.

Namun, Maya masih tampak sedikit khawatir. "Aku juga ngidam, Arman. Tapi bukan makanan apa pun. Aku ingin sesuatu yang sederhana, hanya bisa duduk berdua, berbicara dan menikmati waktu kita bersama. Bisa kamu temani aku lebih sering?"

Arman tersenyum lembut. "Tentu, Mama. Aku janji akan ada lebih banyak waktu untuk kita berdua. Kita akan melalui ini semua bersama."

Hari-hari berikutnya, Arman berusaha mengatur jadwal kerjanya. Ia mulai lebih sering menghabiskan waktu di rumah, menemani Maya yang sedang hamil muda. Mereka berbicara tentang banyak hal, terkadang hanya duduk berdua di ruang tamu, menikmati kebersamaan tanpa kata-kata yang rumit. Arman menyadari bahwa meskipun pekerjaan adalah hal yang penting, keluarga dan kebahagiaan Maya jauh lebih berharga.

Maya merasa lega dan bahagia karena Arman kini lebih memperhatikannya. Meski kehamilannya membuatnya sering merasa lelah dan letih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!