MENCARI SOSOK IBU

Lisa kasih lihat ke Suratmi handphone nya kalo Lisa diterima kerja di perusahaan pupuk, membuat Lisa senang akhirnya sebentar lagi bisa kerja dan bisa membanggakan kedua orang tuanya.

"Selamat Dek, semangat iya buat pekerjaan barunya dan terus belajar supaya bisa menguasai apa yang dikerjakan Dek Lisa nanti." ucap Suratmi berharap anaknya bisa bekerja dengan baik nanti.

"Lo di perusahaan pupuk jadi petani iya, tapi menurut gue Lo cocok jadi petani deh Lis soalnya kan Lo dari kampung." ucap Dea melirik sinis melihat Lisa.

"Sorry iya, walaupun nyokap gue dari kampung tapi gue masih layak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dari pada Lo mendapatkan pekerjaan ambil hak orang lain buat kebanggan tersendiri tapi tidak malu cih!" sindir Lisa menatap Dea dengan sinis.

"Jangan terlalu jujur Ka, nanti ngadu ke Ayah bisa-bisa kerjaan Kaka diganggu lagi sama mereka jadi santai aja Ka." ucap Lilis sindir Dea dan Ozy.

"Astaga Nak, jangan bicara sembarangan sayang, Ayah tidak sejahat itu menghancurkan karir anak sendiri sayang jadi jangan berfikir negatif ke Ayah." ucap Ozy sedih, bisa-bisanya anak sendiri bisa berfikir ke Ozy.

"Tapi faktanya Ayah penghancur karir kita dan penghancur hati seorang anak kan, jadi wajar kalo kita waspada Ayah bisa menghancurkan karir kita lagi." lanjut Lilis terus terang.

Lilis kecewa sama Ozy sampai kapan pun tidak akan memaafkan kesalahan ayah nya, Lilis ajak Lisa pergi dari ruang tamu supaya tidak ngobrol lagi sama ayah nya karena semakin lama ngobrol bikin emosi.

Dea kesal sebenarnya ayah nya selalu disalahkan sama Lilis dan Lisa, tapi memang faktanya Ozy penghancur karir dan hati anak kandungnya Suratmi.

**

Kartika sengaja masak banyak karena undang Baskoro dan kedua orang tuanya makan siang bareng, karena sudah lama tidak makan siang bareng keluarganya Baskoro karena kesibukan masing-masing jadi jarang ketemu.

"Airin Baskoro datang jam berapa sayang?" tanya Kartika sambil aduk daging yang lagi diatas kompor.

"Jam setengah dua belas sudah sampai sini Umi, katanya Ayah nya Baskoro selesai rapat jam sebelas." ucap Airin, Airin dipaksa Kartika untuk bantu Kartika masak dan tidak masuk kerja.

"Lumayan masih ada dua jam lagi, Setelah makan siang bareng kita ke salon yuk sayang bareng Bunda nya Baskoro sudah lama kan kita tidak jalan bareng." ajak Kartika sengaja, Kartika ingin sekali Airin ada waktu jalan-jalan sama orang tuanya Baskoro supaya bisa dijodohkan.

Kartika yakin Baskoro calon terbaik untuk Airin, berusaha lebih deketin Airin sama kedua orang tuanya Baskoro supaya bisa lebih mengenal Airin.

Airin setuju saja diajak jalan walaupun merasa tidak enak tidak masuk kerja, sejujurnya Airin bingung sama alasan Kartika sudah ajak makan siang bareng dan nanti berencana jalan bareng ke Mall lagi.

**

Ozy ajak Suratmi lihat langsung proyek yang lagi dikerjakan sama perusahaannya Airin, Ozy ingin Suratmi tahu anaknya menjadi pembisnis yang sukses dan banyak proyek yang sudah dikerjakan sama Airin.

"Taman baca ini desain nya Airin yang buat sayang, bagus iya bangunannya dan Airin juga kasih ide disini disediakan fasilitas komputer dan beberapa aneka permainan, Airin juga sumbang beberapa buku buat anak-anak baca nantinya sayang." penjelasan Ozy kasih tahu rencananya Airin.

"Bunda baru tahu Airin bisa gambar sayang, apa lagi bikin desain bangunan sebagus dan seluas ini sayang bikin Bunda bangga sama Airin." ucap Suratmi terharu dan bangga, sudah lama tidak ketemu Airin ternyata anaknya punya bakat yang tidak Suratmi tahu bahkan memberikan profesi untuk Airin.

Ozy ngangguk saja karena tidak tahu dulunya anak tirinya tidak bisa gambar atau bisa gambar bangunan, Ozy ajak Suratmi keliling bangunan taman bacaan setiap ruangannya ada fungsi berbeda nantinya saat siap pakai nanti.