NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pembantu

Terpaksa Menikahi Pembantu

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Pengantin Pengganti / Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Madava dipaksa menikah dengan seorang pembantu yang notabene janda anak satu karena mempelai wanitanya kabur membawa mahar yang ia berikan untuknya. Awalnya Madava menolak, tapi sang ibu berkeras memaksa. Madava akhirnya terpaksa menikahi pembantunya sendiri sebagai mempelai pengganti.

Lalu bagaimanakah pernikahan keduanya? Akankah berjalan lancar sebagaimana mestinya atau harus berakhir karena tak adanya cinta diantara mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemandangan

"Ma, malam ini Rafi tidur sendiri ya?" ujar Rafi selepas makan malam.

"Hah, kenapa? Emang Rafi nggak takut lagi?"

"Nggak dong. Rafi 'kan mau jadi kakak jadi nggak boleh takut tidur sendiri."

Mulut Ayu seketika menganga. "Apa-apa tadi, Nak? Maaf, Mama nggak denger," ucap Ayu yang merasa mungkin ia salah dengar saja.

"Iya, 'kan sebentar lagi Rafi mau jadi kakak. Jadi Rafi harus belajar mandiri, iya 'kan, Pa?" Rafi menoleh ke arah Madava. Madava pun tersenyum lebar.

"Anak pintar." Madava mengusap rambut Rafi membuat Ayu memicingkan mata. Ia tahu pasti, ini pasti akal-akalan suaminya yang menyebalkan itu.

"Oooh, jadi Rafi mau jadi kakak?"

"Iya, Mama. Makanya Rafi mau tidur sendiri biar Mama dan Papa bisa bikinin adek untuk Rafi," ujar Rafi polos.

"Buat adik?"

"Iya."

"Mama mau 'kan buat adik sama Papa?"

"Mau nggak ya?"

"Mau, Ma. Mau ya! Mama mau 'kan?"

Ayu melirik sinis pada Madava yang sedang tersenyum nakal ke arahnya. Malah ia dengan usilnya mengerlingkan sebelah mata menggigit bibir. Aduh, Ayu jadi merinding sendiri melihatnya!"

'Dasar suami mesum!'

Menjelang malam, akhirnya Rafi yang sudah mengantuk berat pun tertidur. Ia tadi minta ditidurkan dengan Madava. Ayu merasa seakan tersisih semenjak kedua orang itu jadi semakin dekat. Rafi lebih suka melakukan sesuatu dengan Madava. Dan Madava pun dengan senang hati menuruti segala permintaan Rafi. Meskipun merasa tersisih, tapi dalam hati Ayu bahagia. Ia merasa bahagia karena akhirnya Rafi bisa merasakan kasih sayang seorang ayah. Ia juga amat sangat bersyukur karena baik Bu Shanum maupun Madava, keduanya mau menerima Rafi dengan tangan terbuka.

Masuk ke kamar, Madava langsung dihadapkan dengan pemandangan yang luar biasa. Dengan santainya, Ayu melorotkan dress rumahan yang dikenakannya tadi hingga jatuh terkulai di lantai.

Pemandangan yang memantik hasrat itu sontak membangkitkan sesuatu di balik celananya. Madava menelan ludah saat melihat tubuh mungil Ayu yang putih bersih hanya dibalut celana super pendek dan penutup dadanya saja.

Desir-desir halus kian menjadi saat Ayu berjalan melenggang santai menuju lemari untuk mengambil daster tanpa lengan miliknya.

Tak mampu menahan gejolak yang kian menjadi, apalagi tuntutan dari sang rajawali yang sudah menjulang gagah berharap bisa masuk ke sangkar nan hangat dan nikmat miliknya, Madava pun gegas bergerak dan memeluk Ayu dari belakang. Ayu melirik acuh tak acuh. Ia tetap melanjutkan hendak memakai daster miliknya, tapi dengan cepat Madava menyambar daster itu dan melemparnya asal.

"Mas, kamu apa-apaan sih?" protes Ayu.

"Sepertinya kamu sudah mulai berani ya? Berani berbuat berani bertanggung jawab," ucap Madava sambil mengendus ceruk leher Ayu. Baru saja ia hendak menghisap kulitnya, Ayu sudah lebih dulu meletakkan telapak tangannya di mulut Madava.

"Ayu, please! Apa kamu nggak ngerasain ini. Liat, rajawali udah bangun dengan gagahnya. Apa kamu tega sama dia. Ingat lho, dia sumber masa depan kita. Berkat dia juga, adik Rafi akan segera berproses. Ayo, kita wujudkan keinginan Rafi!" bisik Madava sambil menggesek-gesekkan sang rajawali di bokong milik Ayu.

Ayu melirik sinis. "Keinginan Rafi atau papanya Rafi?" sindir Ayu.

Madava terkekeh. "Dua-duanya," jawabnya dengan tangan yang sudah mulai nakal. "Mau ya!"

Ayu membalikkan badannya hingga mereka kini saling berhadapan.

Ayu mengusap pipi Madava membuat laki-laki itu memejamkan mata, menikmati sentuhan yang baru kali ini ia rasakan dari Ayu.

Namun, sentuhan lembut itu seketika berhenti. Madava membuka mata. Ia mengerutkan kening saat melihat Ayu tersenyum lebar.

"Ooops, maaf, bikin adik Rafinya kita tunda dulu ya, Mas."

"Tunda? Kenapa?"

Lalu Ayu meraih telapak tangan Madava dan meletakkan di bokongnya. "Tuh, kamu paham 'kan maksudnya?"

"I-itu apa? Jangan bilang kalau itu pembalut?"

"Yaps, kau benar suamiku! So, untuk hari ini dan beberapa hari ke depan, kamu main sama sabun dulu ya!"

Cup ...

Entah dapat keberanian dari mana, Ayu tiba-tiba mencium pipi Madava.

Madava terpaku. Lalu saat menyadari apa yang barusan Ayu katakan, ia pun berteriak kesal.

"What the fuck! Kamu nggak sedang ngerjain aku lagi 'kan, Yu?"

"Mau bukti? Ayo! Apa perlu aku menunjukkannya padamu?" ucap Ayu santai, tapi mampu membuat Madava frustasi setengah mati.

"Lalu bagaimana dengan rajawali? Lihat, dia sudah nggak sabar masuk ke goa mu, Ayu!"

"Gampang! Tuh, di kamar mandi sabun banyak! Dah ah, aku ngantuk. Mau tidur. Selamat malam suamiku. Emmuach ... " Ayu memberikan ciuman jarak jauh dan meniupnya ke arah Madava.

Madava menjambak rambutnya kasar.

"Punya istri, tapi masih main pakai sabun. Kasihan sekali kau, Rajawali. Kamu sabar ya! Nanti kalau si bulan brengsek itu sudah pergi, kita akan menjajah goa itu sepanjang malam. Oke!" ucapnya pada sesuatu yang masih menjulang di bawah sana.

Madava lantas bergegas masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan sesuatu yang sudah semakin di ujung tanduk. Sementara Madava sedang sibuk menidurkan sang rajawali yang menjulang tegap, di balik selimut Ayu tak henti-hentinya tertawa. Entah sudah berapa lama ia tidak merasa sebahagia ini.

"Ternyata menikah paksa, tidak terlalu buruk. Buktinya aku bisa merasakan kebahagiaan yang tidak pernah aku rasakan dulu. Aku juga bisa makan enak dan tidur nyenyak," ucapnya dengan tawa yang belum mereda di bibirnya.

Sepuluh menit berlalu, tapi Madava tak juga kunjung keluar. Karena sudah terlalu mengantuk, Ayu pun tidur lebih dulu. Beberapa menit kemudian, Madava pun keluar dari kamar mandi dengan wajah dongkolnya. Melihat Ayu yang sudah tidur, membuat Madava mengerucutkan bibir.

"Kurang asem. Suaminya kedinginan gara-gara dia, eh dia malah tidur duluan. Awas saja kamu Ayu! Tunggu pembalasanku."

...***...

Sementara itu, di tempat lain, Asrul sedang melampiaskan kekesalannya dengan menenggak minuman beralkohol. Ia kesal karena kedua orang tuanya memaksa dirinya menikahi Via. Bahkan kedua orang tuanya juga memarahinya habis-habisan karena sudah menghamili Via yang mana merupakan calon istri Madava. Mereka marah sekaligus kecewa. Mereka merasa malu atas perbuatan putra satu-satunya itu.

"Dasar brengsek! Semua gara-gara Dava si brengsek itu," umpat Asrul kesal. "Via, lihat saja! Kau mau aku menikahimu 'kan? Oke. Tapi jangan menyesal kalau pernikahan ini tidak sesuai harapanmu." Asrul menyeringai.

...***...

...Happy reading 🥰 🥰 🥰 ...

1
Siti Nurbaidah
Luar biasa
guntur 1609
mantap Rafa. kata2 mu tu sprti seorang casanova
Siti Nurbaidah
Luar biasa
guntur 1609
rasain kau tika. itulah hasil yg kau tanam selama ni. tinggal mila sja yg blm
guntur 1609
dasar orang gila. muka tembok
guntur 1609
mampus kau dava. kalau kau percaya sm gisela ular. padahal ayu sedang hamil sekarang. kau akan menyesal jika aoercaya gisel
Emil Husin juhri
Kecewa
Emil Husin juhri
Buruk
guntur 1609
telat
guntur 1609
sama ja semuanya... satu jurusan. daar dava. mentang2 sdh kena
guntur 1609
ayu sdh terotak. gak jadi tersalurkan. makanya uring2 an
guntur 1609
pasti ragi cocok darah sm sum2 belakangnya sm dava
guntur 1609
kau pun salah yu. seharusnya kau juga peka dengan kejadian ini
guntur 1609
hahah laporan kau dava
guntur 1609
jangan bilang laki2 yg sm via tu asrul
guntur 1609
jangan blngbdava pernah melecehkan mamanya rafi tapi gak sadar.
guntur 1609
hmngkn ayu ramah sm mu di waktu pagi. agar kau semangat bekerjanya
guntur 1609
pa rafi bukan anak kandungnya ayu ya
guntur 1609
hahahha kena kau kan dava
guntur 1609
hahahhah krna mental madava
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!