Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 30
Tap.. Tap.. Tap..
"Dia pasti sedang gelisah." Gumamnya menyeringai.
Naura berfikir, Indra sekarang pasti sedang merasa bimbang saat bertemu dengannya kemarin. Dengan percaya dirinya Naura dengan yakin kalau Indra pasti masih belum bisa melupakannya.
"Kau akan menyesal, Indra. Jika kau tahu kalau Liora ini adalah anak kandungmu. Aku penasaran, kau akan memberi reaksi seperti apa jika tahu semuanya?" Ucapnya terkekeh.
"Ah... Aku jadi ingin memberinya sedikit kejutan." Ucapnya langsung mengotak-atik ponselnya.
Dan benar saja, Naura akan memberikan satu kejutan untuk Indra yang pastinya akan membuat pria itu terkejut sampai tak bisa tidur.
"Tunggu kejutan dariku, baby." Gumamnya menyeringai.
*****
Di tempat lain.
"Kau...."
Doni melototkan matanya terkejut saat melihat seseorang yang tak asing baginya tiba-tiba ada di depan matanya. Saking terkejutnya, dia perlahan mundur dan enggan melihat seseorang tersebut.
"Apa kabar, mantanku.?"
Deg
"Ada apa lagi? Untuk apa kau menyapaku, Amara!" Jawabnya dengan nada ketus.
Saking kesalnya, Doni memalingkan wajahnya. Kebencian dirinya pada sang mantan, benar-benar sudah mendarah daging.
"Doni, aku hanya ingin tahu kabarmu saja. Lagian aku tak sengaja berpapasan denganmu." Ucapnya menjelaskan.
Doni hanya terkekeh mendengar ucapan Amara. Dirinya bahkan bertanya-tanya. Kenapa dia bisa bertemu dengan wanita ini lagi? Di saat dirinya sudah melupakan semuanya bahkan kenangan yang dulu baginya sangat manis, sudah Doni buang dengan jauh.
"Oke. Kalau begitu, saya permisi nona Amara yang terhormat." Ucapnya sedikit menekan kata di akhir.
Drap.. Drap.. Drap..
Srettt
"Tunggu! Aku mohon tunggu dulu." Pekik Amara yang tiba-tiba menarik tangan Doni dan menggenggamnya cukup erat.
Saat itu juga, Doni mengepalkan tangannya dan rahangnya pun ikut mengeras. Dalam hati Doni menggerutu ,berani sekali Amara menyentuh dirinya lagi. Saat ini Doni merasa jijik dengan sentuhan Amara.
Plakk
"Apalagi hah?! Apa kau belum puas dengan semua ini, sialan!?" Pekiknya langsung menghempaskan tangan Amara.
Tatapan wanita itu terlihat sedih, dia menatap Doni dengan tatapan sendu. Terlihat jelas rasa penyesalan dari raut wajah Amara.
Greb
"Aku merindukanmu, Doni. Maafkan aku, hiks."
Doni mematung seketika saat Amara tiba-tiba memeluknya dari belakang. Mendengar Amara menangis membuat Doni mengepal erat tangannya.
Kenapa Amara baru menyesal sekarang? Kenapa dia tidak dari dulu mengatakannya? Semua ini sudah terlambat, Doni bahkan sudah tak ada rasa lagi untuk sang mantan.
"Bisakah kau memberiku kesempatan lagi? Aku janji, aku akan memperbaiki semuanya. Aku bahkan akan berubah dan akan....."
"Hentikan!" Ucap tegas Doni yang langsung mengurai pelukan Amara. "Berhenti membahas kenangan yang buruk itu! Untuk apa kamu menyesal sekarang? Semuanya tak ada artinya lagi bagiku." Ucapnya memotong ucapan Amara dengan sedikit tegas.
"Tapi..."
"Aku tidak ingin membuat kekasihku salah paham. Jadi, hentikan semua ini. Dan ayo, kita seperti biasa lagi untuk tak lagi saling mengenal." Doni mengatakan semua itu dengan posisi membelakangi.
Amara paham. Saat ini, dalam hati Doni sudah tak ada ruang untuk dirinya masuk. Dia benar-benar menyesal sudah menduakan Doni dan membuatnya terluka.
Meski penyesalan itu sudah tak ada artinya lagi bagi Doni. Amara saat ini cukup senang karena bisa bertemu lagi dengan Doni, meski secara singkat, dia benar-benar merasa terbalaskan rasa rindunya ini.
"Baiklah, sekali lagi.. Maafkan aku."