NovelToon NovelToon
Mantan Prajurit

Mantan Prajurit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:295.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Eka Magisna

“Gun ... namamu memang berarti senjata, tapi kau adalah seni.”

Jonas Lee, anggota pasukan khusus di negara J. Dia adalah prajurit emas yang memiliki segudang prestasi dan apresiasi di kesatuan---dulunya.
Kariernya hancur setelah dijebak dan dituduh membunuh rekan satu profesi.
Melarikan diri ke negara K dan memulai kehidupan baru sebagai Lee Gun. Dia menjadi seorang pelukis karena bakat alami yang dimiliki, namun sisi lainnya, dia juga seorang kurir malam yang menerima pekerjaan gelap.
Dia memiliki kekasih, Hyena. Namun wanita itu terbunuh saat bekerja sebagai wartawan berita. Perjalanan balas dendam Lee Gun untuk kematian Hyena mempertemukannya dengan Kim Suzi, putri penguasa negara sekaligus pendiri Phantom Security.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fragmen 16

Hujan masih saja deras. Suzi berdiri memandang ke luar jendela dengan perasaan resah. Teh hangat di tangan mulai mendingin.

Bukan karena hujan, tapi ini kali pertama dia berada satu kamar dengan seorang pria. Hatinya terus berkicau; semoga pagi lekas datang dan dia terbangun dengan perasaan tenang.

Berbeda dengan Suzi, Gun seperti tak ada beban. Pria itu duduk di atas sofa, fokus pada ponsel dengan dahi mengernyit sesekali, lalu datar kembali.

Suzi memerhatikan melalui ekor mata, bibirnya tergerak mencebik dengan suara yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. "Sesantai itu. Apa dia sering satu kamar dengan wanita?" Sedikit ingin tahu tentang itu. "Hh, aku lupa, wajah tampannya pasti sangat sayang jika tidak dimanfaatkan. Aku yakin dia sudah meniduri banyak wanita." Memikirkan itu Suzi jadi kesal sendiri.

"Sial, memangnya siapa dia? Kenapa jadi aku yang pusing. Awas saja kalau sampai malam ini dia berani kurang ajar padaku!" Detik berikutnya gadis 26 tahun itu melangkah menuju ranjang yang hanya satu, dengan ukuran tak begitu besar. Dalam hatinya terus bersungut-sungut.

"Aku ingin tidur," katanya pada Gun dalam posisi sudah duduk di tepi ranjang. "Jika kau sudah selesai dengan ponselmu, tolong matikan lampu."

Gun mengangkat wajah sekilas saja dan berkata, "Ya, Nona. Selamat tidur." Tak ada hormat apalagi ketulusan. Benar-benar pengawal gila.

Sebait pesan berisi candaan untuk membalas pesan Bomi di ponselnya, mengganti ekspresi pria itu sedikit ramah. Kekehan renyah namun pelan membuatnya terlihat seperti manusia normal pada umumnya.

Ya, baik Suzi maupun Archie dan semua yang mengenal, Gun memang seperti bukan manusia. Satu ungkapan yang di dalamnya memiliki arti bercabang untuk orang yang menanggapi, mereka masing-masing mempunyai pandangan berbeda terhadap seorang Lee Gun.

Entahlah, pria itu terlalu aneh, tapi juga terlalu sayang untuk diabaikan.

Kekehan renyah Gun yang tadi saat ini justri jadi penyakit mendadak bagi Suzi. Jantungnya seketika berdegup kencang hanya karena hal sesederhana itu. Dia tersihir lalu sadar dan mendapati dirinya dalam keadaan terpesona.

"Tuhan ... jantungku!" Tangannya naik memegang dada. "Sebaiknya aku tidur sebelum menjadi gila." Dia memutuskan buru-buru berbaring dan menutupi diri dengan selimut, meliput sampai kepala. "Ada apa dengan diriku?!" Hatinya terus mengutuk.

Gun melirik ke arah wanita itu, terheran lagi. "Kenapa lagi dia?" Kemudian mengedik bahu malas peduli. Tak lepas dari layar menyala ponselnya, dia merubah posisi jadi merebah, kaki panjangnya terjuntai karena ukuran sofa tak sesuai tinggi tubuhnya. Kali ini dia berbalas pesan dengan O-sung.

Lagi-lagi tawa rendahnya terdengar dan sampai di telinga Suzi yang belum bisa menormalkan diri.

Di dalam selimut, gadis itu semakin tak bisa mengkondisikan debaran jantung yang parahnya bertambah kadar. Begitu rumit sampai dia sendiri pun tak memahami perasaannya.

Mana mungkin hanya karena suara tawa pria itu dia jadi tak waras?

"Aku harus tidur, aku harus tidur. Tuhan, kumohon buat aku mengantuk." Anggap saja itu adalah mantra.

**

Waktu merangkak ke angka sekian di putaran jam. Hampir tengah malam. Gun melihat Suzi sudah terlelap. Terdengar dengkuran halus dari balik selimut yang menutupi seluruh bagian tubuh gadis itu.

Gun bangkit untuk mematikan lampu sesuai permintaan nona-nya tadi, lalu kembali merebahi sofa. Mata dan tubuhnya sinkron di tema sama-sama lelah. Dia memutuskan untuk tidur.

Detak jarum jam seperti melodi di keheningan. Semua sudah dalam keadaan nyenyak sekarang. Suzi juga berhasil menguasai hati setelah perjuangan panjang seorang diri yang menjengkelkan.

Setelah reda beberapa saat, hujan kembali turun dengan deras di waktu jam dua malam. Petir menggelegar keras di langit lepas.

"Arrrrggghhh!"

Teriakan Suzi membahana, gadis itu bangun spontan dari rebahnya seraya menutup telinga.

Gun tentu terkejut, langsung bangkit menghampiri gadis itu dengan gerak cepat. "Nona, kau tak apa?!" Bertanya panik seraya mendudukkan diri di hadapan Suzi.

"Aku takut petir. Sungguh aku takut. Aku benci."

Sepasang mata Gun membola lebar. Tubuhnya mendadak kaku. Suzi langsung menubrukkan diri ke pelukannya.

"Aku tak suka suara itu." Suzi mengulang kata dengan tangisan.

Gun bisa merasakan tubuh gemetar Suzi di pelukannya. Gadis itu benar-benar ketakutan.

Tiba-tiba muncul perasaan aneh dalam hati Gun, mengalir pelan seperti lahar namun terasa hangat. Perlahan, dua tangannya tergerak naik untuk membalas peluk, seakan ada perintah gaib dari hatinya.

Telapak tangan naik dan turun mengelus punggung Suzi dengan lembut dan hati-hati. "Tenanglah. Ada aku." Ucapan itu meluncur begitu saja dari mulutnya seolah menyesuaikan diri sebagai seorang pengawal yang siap melindungi sang nona dari apa pun, termasuk itu adalah petir.

Tanpa terasa waktu kembali meninggalkan yang sudah terjadi. Malam berganti pagi. Cahaya matahari masuk menembus lewat celah ventilasi di atas jendela.

Suzi membuka mata dengan perlahan, menyesuaikan penglihatannya.

Dia ingin bergerak, namun tubuhnya seperti terkunci. Dan ....

"Tunggu!"

.... "Oh, tidak!"

Barulah menyadari bahwa saat ini dirinya berada dalam dekapan pengawalnya sendiri. Dia mendongak, wajah Gun begitu dekat di atas kepalanya. Hangat napas dari hidung pria itu membentur kening.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa begini?! .... Apa semalam dia ..."

"TIDAK!"

BAMM!

"AWWW!" Gun mengaduh seraya memegangi kepala yang kesakitan. Cukup terkejut dengan perbuatan Suzi. Gadis itu baru saja melepaskan diri dan langsung mendorongnya dari atas ranjang hingga berakhir konyol di dasar lantai.

"Apa yang kau lakukan padaku?!" Suzi meneriaki. Sebuah jam weker terkepal di satu tangan siap untuk dilemparkannya ke wajah Gun.

Gun menatapnya dengan raut terkejut. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu?" Sakit di bokongnya bahkan masih terasa.

Suzi berpikir sesaat untuk mencerna, namun berujung tak peduli dan memilih tetap pada modenya.

“Apa yang kau lakukan padaku semalam?! Kenapa kita tidur seranjang?! Kau melecehkanku, ya?!"

Nggg ....

Hanya butuh dua detik untuk Gun memahami kemana arah perkataan wanita muda itu.

"Hah, petir semalam rupanya berhasil membuatmu amnesia," cibirnya seraya bangkit berdiri. Tidak dia menggunakan sapaan formal lagi macam biasa. Sedikit terpengaruh rasa kesalnya karena tuduhan konyol Suzi sesaat lalu.

Suzi memiringkan kepala sembari berekspresi tidak mengerti. "Petir semalam? Maksudmu?"

Gun yang membelakangi untuk mengambil ponsel di atas sofa, menoleh ke wajah gadis itu, memberi tatapan keruh. "Gali ingatanmu dengan benar. Aku butuh mandi untuk membersihkan bau parfummu."

Membola lebar sepasang mata Suzi mendengar itu, mulutnya pun turut menganga seperti anak burung meminta makan. "Apa katanya? Huh! ... Hey! Parfumku tidak sebusuk itu!”

Puas bersungut akhirnya dia kembali diam.

Gun menghilang ke dalam kamar mandi, gadis ini mulai lagi menguatkan pikiran. Berjalan mondar-mandir seraya memijit kening.

Ekspresinya berubah beku saat semua ingatan berlayar di pelupuk mata. "Oh, my Lord!" pekiknya sontak menutup mulut.

Dia menggeleng dengan wajah meringis bukan karena sakit. Sekarang saat yang tepat untuk menyesali semua yang tadi dia tuduhkan pada Lee Gun.

"Petir sialan itu benar-benar membuatku amnesia." Pintu kamar mandi yang masih tertutup ditatapnya dengan raut resah. "Sekarang bagaimana aku menghadapinya?"

“Yang takut petir pada akhirnya adalah aku.”

1
Adri Pratama
innalilahi wa innailaihi roji'un.
semoga diterima amal ibadahnya
diberi ketabahan buat keluarga yg ditinggalkan.
turut berdukacita thor /Pray//Pray//Pray/
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐦𝐚 𝐚𝐦𝐢𝐧.
𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐨'𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐊𝐚𝐤🙏❤
total 1 replies
Sry Handayani
turut berdukacita y thor
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤🙏❤
total 1 replies
MasWan
apakah masih menjadi pasukan khusus?
sepertinya malah agen rahasia
MasWan
menarik
Dina Dina
Turut Berdukacita Thor,
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤🙏❤
total 1 replies
Yuda Rifki
mantap 🖒🖒
lnjutkan
Kevin Maulana
yang sabar kak🙂
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐈𝐲𝐚, 𝐊𝐚𝐤.
𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡❤
total 1 replies
Neng Saripah
turut berduka cita thor
semoga keluarga kalian d berikan kesabaran yg luas
meski ikhlas tidaklah mudah
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐚𝐚 𝐚𝐦𝐢𝐧.
𝐢𝐧𝐬𝐲𝐚𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡.

𝐦𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐨'𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐊𝐚𝐤.
total 1 replies
zizi 😉
turut berduka cita thor.semoga ayahanda tenang di surgaNya.aamiin

semangat Up
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐦𝐢𝐧!

𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤❤
total 1 replies
Ahmad Abid
baru ngeh dg kalimat author paling bawah...
turut berdukacita thor... smogaauthor sekeluarga diberi ketabahan n kesabaran/Rose//Rose//Rose/
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐦𝐚 𝐀𝐦𝐢𝐧 ...
𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐡, 𝐊𝐚𝐤❤
total 1 replies
mery harwati
Hadeuh cape aq ngetik panjang² di kolom komentar, jawabnya NT pemuatan gagal, coba lagi ☹️
mery harwati: Haaiiyyaa 😥 tar aja komen klo update lagi dirimu thor 😍, sehat selalu ya thor & lancar rejeki juga ya
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐜𝐨𝐛𝐚 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐊𝐚𝐤🤣
total 2 replies
mery harwati
Aq kasih kopi ya thor, musim hujan gini enak minum kopi & berinspirasi yang lebih menantang dalam novel mantan prajurit 💪❤️
mery harwati
Good job 👍 Lee Gun telah berhasil mengembalikan indentitas aslinya Jonas Lee & pasti mendapat dukungan dari negara J karena Jonas Lee berhasil membongkar kudeta Aston, so dengan nama Jonas Lee, Gun bisa berkeliaran bebas tanpa terdeteksi oleh Phantom pimpinan Kim Suho, cuma kasihan Suho dengan mudahnya dipencundangi Yohan karena carmuknya Yohan 🙄
Ahmad Abid
double up lagi thor...
semangat/Determined//Determined//Determined/
Dina Dina
Thor Keman nich blm up ...??
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐁𝐚𝐛 𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐞𝐯𝐢𝐞𝐰 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐦, 𝐊𝐚𝐤.
𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐨𝐥𝐨𝐬.🙏
total 1 replies
mery harwati
Gara? Haiyya apa yang dia lakukan? Sampe harus dikejar kejar para berandalan? Haish jangan bilang kalah balapan mobil & kalah taruhan 🤣
Neng Saripah
tokoh baru thor ?
Neng Saripah: oalaaaaaah...ng'lag nih aku 🤭
ⱮαLєƒι¢єηт: Bukan, Kak.
Boleh baca kembali eps ke-54.😃
total 2 replies
mery harwati
Lha bapak ku namanya Soleh, jadi artinya aq bukan anak Soleh, tapi anak istrinya Soleh ya 🤔😷
mery harwati: 🤣🤣 asal jangan nanti calon anak Gun & Suzi diberi nama Soleh klo misalkan lahir laki² 😄 sehat selalu ya thor 💪lancar rejekinya juga 🤲❤️
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝘞𝘬𝘸𝘬𝘸𝘬!
𝙰𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕 𝚒𝚗𝚒, 𝙺𝚊𝚔.
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚎𝚜𝚔𝚛𝚒𝚙𝚜𝚒, 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚞𝚔 𝚜𝚊𝚗𝚊🤣
total 2 replies
Neng Saripah
nyimak aja aku thor 🤭
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐆𝐩𝐩, 𝐊𝐚𝐤.
𝐲𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫🤣
total 1 replies
obeng min
mana nih thor upnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!