"sugeng rawuh dhateng desa kembangan, sinten mlebet mboten saget medhal".
kalimat pertama yang ryuka dengar ketika memasuki desa kembangan yang penuh misteri.
Dapatkah ia memecahkan misteri asal usul desa kembangan yang penuh kutukan dan menggagalkan ritual kehidupan abadi nyai gandari?
Yuk baca bab-bab selanjutnya yang penuh teka-teki dan misteri ini dicerita kisah nyai gandari✨
_happy reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RoroAyu_Kimberly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUDUHAN PURNOMO
"Turunkan aku, mas egi! aku tidak bisa membiarkannya mati"
"jangan gila kamu, Ryuka! apa kau akan mengorbankan dirimu demi siluman itu?"
Ryuka memberontak hingga terjatuh. dengan sisa tenaga yang di milikinya, ia bangkit sambil menggenggam liontin baru permata.
pancaran cahaya putih menyilaukan mata. sontak Egi menutup matanya. Ryuka melesat cepat ke arah dewi mayang yang sedang melilitkan tubuhnya dengan erat pada pada Erlangga yang sudah tidak berdaya.
Ryuka bergerak sangat cepat. mata dewi mayang mengikuti gerak-geriknya. pada satu kesempatan, Ryuka menendang wahah dewi mayang dengan keras.
Dewi mayang memutar tubuh panjangnya. kini berasa di atas Ryuka. dewi mayang menyemburkan racunnya. Ryuka menghindar.
Rumput yang terkena racun seketika menghitam. kemudian dewi mayang mengeluarkan tenaga dalam dari telapak tangannya. kilatan menyambar pepohonan.
Di sisa tenaganya, Erlangga mencengkeram ekor dewi mayang. membuat dewi mayang mengelebatksn ekornya hingga Erlangga terhempas jauh dan membentur pohon.
'ambil melati di rambutnya, kunyah dan sembur kan ke wajahnya' bisikan suara wanita dari dalam batu permata.
Ryuka mengambil ancang-ancang untuk melompat. dewi mayang lebih dulu menyambar kan ekornya pada Ryuka.
bughh!!
tubuh Ryuka menghantam tanah. ia sampai mengeluarkan darah dari mulutnya
"Ryuka! hentikan!" teriak Egi dengan panik.
Ryuka masih bisa bangkit sambil memegang dada nya yang terasa sesak.
dewi mayang mendekatkan wajahnya pada Ryuka sambil menjulurkan Lidahnya.
"apa kau mau merasakan manisnya racun ku juga cah ayu?"
dewi mayang hampir menjilat wajah Ryuka. namun dengan sigap Ryuka menyerobot melati di kepalanya dan segera mengunyahnya. dewi mayang bersiap menyemburkan racunnya. namun Ryuka lebih dulu menyemburkan melati dari mulutnya.
"aakkk!" dewi mayang bergerak mundur.
tubuhnyz bergelimpangan di atas tanah. Ryuka menghampiri dan kembali menyemburkan sisa melati di hidupnya.
seketika dewi mayang perlahan menghilang
"Erlangga…!" Ryuka menghampiri Erlangga yang terbaring lemah tak berdaya.
"Erlangga katakan sesuatu!" bisik Ryuka sambil mendekap tubuhnya.
tak terasa air matanya jatuh ke wajah Erlangga yang menghitam akibat terkena racun.
Erlangga membuka mata.
"Erlangga, katakan... apa yang bisa aku lakukan untuk menolongmu?"
tangan Erlangga yang lemah memberikan sebuah peluit bambu. Ryuka mengambil peluit itu tanpa tahu apa maksudnya.
"Ryuka, ayo pulang!" bujuk egi
"aku tidak akan pulang sampai aku dapat memastikan dia selamat!"
Ryuka mencoba meniup peluit itu
suara peluit berdengung hingga memantul di pepohonan. tak lama kemudian muncul cahaya merah yang berputar-putar, kemudian cahaya itu
berhenti. dan nampaklah sosok Grahabrama di hadapan mereka.
"aarrghhh!!"
Grahabrama mendekat dan meraih tubuh Erlangga!"
"bawa aku Grahabrama!" ucap Ryuka ketika Grahabrama hendak pergi sambil menggendong tubuh Erlangga.
"Ryuka! kau benar-benar sudah gila! ayo pulang!" Egi menarik tangan Ryuka, namun Ryuka menolaknya.
"aku akan ikut dia , mas! maafkan aku, pulanglah dulu. jika simbah bertanya, katakan bahwa aku sedang pegi sebentar. aku pasti baik-baik saj!"
Ryuka memegangi kaki Grahabrama yang besar itu. kemudian mereka menghilang.
"Ryuka! dasar gadis bodoh!" maki egi.
sesampainya di alamnya. Erlangga di bawa ke sungai yang mengalir di samping istana. tubuhnya di baringkan dalam aliran air sungai. Ryuka memperhatikannya.
Steelah beberapa menit berlalu, Erlangga membuka mata. tubuhnya terasa sedikit ringan. namun wajahnya masih menghitam dan dadanya terasa sesak.
"racun itu sudah merasuk ke jantungku!" ucap Erlangga.
"siapa yang melakukan ini kanjeng pangeran?" tanya seorang penjaga.
"dewi mayang!"
"racun dewi mayang sangat kuat. hanya dari melati yang di pakainya yang dapat melawan racun itu!" kata tabib istana
"aku menyimpan beberapa melati darinya!" ucap Ryuka sembari membuka telapak tangannya.
"bagaimana bisa kau mendapatkannya?" tabib berkepala burung itu keterangan.
"panggil dia kanjeng putri! dia calon istriku!" kata Erlangga.
"maafkan hamba kanjeng pangeran. kanjeng putri bisa mengunyah melati itu dan memberikan kepada kanjeng pangeran langsung dari mulut kanjeng putri!"
Ryuka kaget mendengar penuturannya.
"apa tidak ada cara lain? atau orang lain saja yang melakukannya?"
"tidak bisa! jika melati itu berpindah tangan dari tangan orang yang Mengambilnta, maka melati itu hanya akan menjadi melati biasa. tidak bisa untuk menjadi penawar racun. sebaiknya cepat lakukan sebelum racun itu semakin menyebar!"
Tanpa bertanya lagi, Ryuka melakukan apa yang di perintahkan oleh tabib istana
Terpaksa bibir Ryuka harus bersentuhan langsung dengan bibir Erlangga.
" kanjeng putri, silahkan minum air sungai ini. nampaknya kanjeng putri juga terluka dalam"
tabib memberikan air sungai dan Ryuka meminumnya.
sketika rasa sakit di badannya menghilang. tubuhnya terasa bugar kembali.
Erlangga kemudian di bawa ke kamarnya. Ryuka tak hentinya memandangnya yang terbaring di atas ranjang.
sampai Ryuka merasa ngantuk dan tertidur di samping Erlangga.
katika membuka matanya baru sadar jika ia tertidur di kamar Erlangga. ia duduk dan melihat sekeliling. tidak ada Erlangga di sana.
"berapa lama aku tertidur?" tanya Ryuka pada dirinya sendiri.
"dua hari!" jawab Erlangga dari balik pintu.
"apa?" Ryuka kaget.
"kau sudah tidur dua hari di kamarku!" Erlangga mendekat dan berbaring di atas ranjang.
Erlangga mendekat dan berbaring di atas ranjang.
"nampaknya kau sangat lelah hingga tertidur begitu lelap. atau kau sudah merasa nyaman di kamarku? mau berapa lama lagi di sini?"
Erlangga mendekatkan wajahnya pada Ryuka. Ryuka bergerak mundur.
"menjauhlah dariku!" Ryuka mendorong wajah Erlangga.
"Terima kasih sudah menolongku!" kata Erlangga.
"apa racun itu benar-benar sudah hilang dari tubuhmu?" tanya Ryuka
ia memperhatikan wajah Erlangga yang sudah kembali seperti semula.
"itu berkat ciuman darimu yang e membuatku bersemangat untuk cepat sembuh"Erlangga tersenyum menggoda.
Ryuka memalingkan muka.
"kalau begitu , aku harus segera pulang!" kata Ryuka tanpa menoleh ke arahnya
"kita belum berkeliling untuk melihat keindahan"
"lain kali saja. keluargaku pasti cemas menungguku kembali!" tolak Ryuka.
"aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja!"
Erlangga merebahkan tubuh Ryuka dan memegangi kedua tangannya.
"apa yng kau lakukan!"
"hanya ingin melihatmu dari jarak yang sangat dekat"
Erlangga menduduki kaki Ryuka dan mendekatkan wajahnya pada wajah Ryuka.
"hentikan! lepaskan aku, atau aku akan membencimu seumur hidupku!"
Erlangga tidak menjawab dan malah semakin mendekat
___________________________________-
Di rumah Mbah Sutijah ....
"apa kamu yakin Ryuka baik-baik aja, le? kenapa sampai empat hari dia belum. pulang juga?" raut wajah Mbah Sutijah terlihat cemas.
"dia pasti baik-baik aja, mbah. dia janji akan secepatnya pulang!"
Egi baru teringat dengan buku dari juminten
"mbah, sebenarnya aku lupa. ada yang belum aku ceritakan"
"tentang apa, le?"
"tentang bibi juminten"
Mbah Sutijah langsung terkejut dan berubah pilu.
"ada apa dengan juminten? apa bibi mu itu masih hidup sampai sekarang?" matanya mulai berkaca-kaca
"maafkan Egi, mbah. aku baru bertemu dengannya namun takdir berkata lain!"
"apa maksudmu?"
Egi mengambil buku yang ia simpan dalam laci di meja kamarnya dan memberikan pada Mbah Sutijah .
Mbah Sutijah yang sudah melupakan kesedihannya selama bertahun-tahun, kini harus mengulang kembali mengingat masa lalu yang pahit itu.
"mayat… mayat… ada mayat lagiiii!"
suara ricuh di luar rumah membuat Egi dan Mbah Sutijah langsung keluar melihat keadaan.
"ada apa kang?" tanya Egi.
"ada mayat lagi di sungai!"
Egi mengikuti orang-orang yang berlari ke arah sungai untuk melihat mayat yang di temukan oleh warga.
"kenapa bisa tiga hari berturut-turut selalu saja ada pemuda yang mati?"
"iya, ini aneh! selalu saja ada lelaki muda yang mati. dan mati nya juga sama, ada bekas gigitan di lehernya. tidak mungkin ulah binatang buas! pasti ada yang melakukan pesugihan dengan menimbulkan lekaki muda!"
Mereka mulai menduga-duga. curiga karena tiga hari berturut-turut selalu ada kematian pemuda desa yang mayatnya tergeletak di tepi sungai. sungai yang mengalir ke desa adalah aliran dari air terjun tempat ritual Nyai Gandari.
Purnomo. menghampiri kerumunan warga. para warga segera memberi jalan
"pasti ada yang melakukan pesugihan! kita akan adakan penggeledahan di setiap rumah! jika ada yang mencurigakan, laporan pada saya! dan jika kita sudah menemukan biang dari permasalahan ini, kita akan segera membakar pelaku pesugihan itu bersama keluarga dan juga tempat tinggalnya!"
sore harinya, Purnomo mulai berkeliling di rumah-rumah warga bersama para gentengnya. sampai tibalah ia di rumah Mbah Sutijah .
mereka menyusuri setiap ruangan di rumah itu tanpa terkecuali. tidak ada sesuatu yng janggal. kemudian Purnomo menghampiri Mbah Sutijah .
"di mana cucumu yang satu nya mbah?" tanya Purnomo.
"dia sedang pergi!" jawab Mbah Sutijah .
"pergi ke mana?" Purnomo terus menyelidik.
Mbah Sutijah bingung mau menjawab a. karena dia juga tidak tahu keberadaan Ryuka.
"kenapa cucu mu itu sering pergi pergi tidak jelas? sudah berapa kali ia di kabarkan hilang, lalu kembali. Jangan-jangan dia lah pelaku pesugihan itu! dia sering hilang di malaam hari karena sedang melakukan ritual kan mbah?"
"tidak, pak lurah. untuk apa cucuku melakukan pesugihan? sementara keadaan kami juga masih sperti ini"
Mbah Sutijah nampak ketakutan.
"bisa saja untuk kekebalan dan kecantikan abadi!" Purnomo tidak mau kalah.
"jangan asal tuduh pak lurah! mentang-mentang pak lurah tidak suka dengan keluarga kami lantas menuduh Ryuka tanpa bukti!" Egi angkat bicara.
"ini bukti nyata! Ryuka sering menghilang di malam hari. dan lihat ini!" Purnomo menunjukkan bekas luka cakaran di wajahnya.
"ini adalah ulah siluman yang di puja Ryuka! dia menyerangku!" lanjutnya.
"oh... jadi pak lurah yang mengirim santet pada Ryuka? dana skarang memutar balikkan fakta dengan menuduh Ryuka melakukan pesugihan? licik sekali! Jangan-jangan pak lurah sendiri pelaku pesugihan itu!" gertak Egi.
"kurang ajar! seret mereka bawa ke lapangan!"
terpaksa deh...nikah sm org jahat