Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Day 7.
Ini adalah hari ujian terakhir Dila dan Viola di mansion Graham. Hari-hari sebelumnya dipenuhi oleh kesibukan Dila dan Viola dalam mengurus Katie yang sangat nakal dan arrogant. Dalam menjalani hari-harinya mengurus semua keperluan Katie dari mulai bangun tidur sampai malam harinya yang sangat menguras tenaga dan waktu. Membuat Dila menyadari satu hal bahwa menjadi orang tua itu tidaklah mudah.
Dan semua tugas yang diberikan Grandma Irene selama enam hari yang lalu, membuat Dila belajar banyak hal. Membuatnya belajar cara memasak, membuatnya belajar untuk menghargai waktu, membuatnya belajar menjadi seseorang yang peduli dengan orang lain. Karena selama ini Dila selalu tidak pernah mempedulikan orang lain selain dirinya sendiri. Dan masih banyak pelajaran yang berharga yang didapat dari Dila selama menjalani tugasnya selama enam hari kebelakang.
Kini dirinya duduk didepan Grandma Irene bersama dengan Viola. Hari ini bertepatan dengan hari Aiden libur bekerja, sehingga Aiden ada di mansion bersama dengan Katie yang duduk diruang tengah sedang menonton televisi.
"Hari ini adalah hari terakhir kalian berada di mansion Graham. Dan tugas kalian hari ini hanyalah menemani Katie dan Aiden." Ucap Grandma irene, menatap pada Dila dan juga Viola.
"Ah ... benarkah grandma?" Tanya Viola dengan wajah yang gembira.
"Iya, dan kalian boleh memulainya sekarang!" Grandma kini menatap pada Aiden dan Katie yang sedang menonton televisi.
Dengan segera Viola bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang tengah. Sementara Dila mengikuti Viola dari belakang.
"Hai sayang," Sapa Viola. Sembari duduk di samping Aiden. Sedangkan Dila memilih duduk di samping Katie yang sedang mewarnai sebuah gambar.
"Kau jangan mengganggu." Jawab Aiden singkat.
"Dad, yang ini warna apa?" Tanya Katie, berjalan kearah Dad nya.
"Red." Jawab Aiden tanpa melihat kearah buku gambar Katie.
"Dad, lihatlah dulu! Masa buah grape diwarnai merah?" Tanya Katie.
Aiden langsung melihat buku gambar yang dipegang oleh Katie dan tersenyum. "Kalau kau sudah tahu warna grape itu apa? Kenapa masih bertanya pada Dad?" Ujar Aiden mengacak-acak rambut Katie dengan gemas.
"Karena aku ingin Dad memperhatikan aku!" Lirih Katie.
Aiden langsung terdiam dan membuang wajahnya kearah televisi yang ada didepannya. "Kau kerjakan pr mu itu dan jangan ganggu dad!" Perintah Aiden pada Katie.
"Baik dad." Katie berjalan kembali ketempat duduknya dengan wajah yang bersedih.
Dila yang sedari tadi melihat interaksi Aiden dan Katie, tampak bingung oleh sikap Aiden yang terkadang terlihat cuek dan terkadang terlihat sangat menyayangi Katie.
"Kau sedang mewarnai apa?" Tanya Dila pada Katie yang terlihat sibuk dengan buku dan pensilnya.
"Aunty tidak lihat?" Jawab Katie dengan ketus.
"Oh kau sedang mewarnai hewan ya?" Tanya Dila, menaikan kacamatanya dan berpura-pura tidak kelihatan dengan matanya.
"Aunty ini bodoh ya? Aku ini sedang mewarnai buah-buahan." Jawab Katie dengan tertawa kecil.
Aiden yang sedang menonton televisi, melirik sekilas pada Dila dan Katie yang terlihat sedang mengobrol.
"Sayang, lebih baik kita jalan-jalan keluar yuk! Aku merasa bosan selama enam hari ini berada di mansion Graham." Keluh Viola.
"Kalau kau mau jalan-jalan? Pergilah sendiri!" Seru Aiden.
"Tapi aku ingin pergi denganmu." Pinta Viola.
Aiden menatap pada Viola dan juga menatap pada Dila secara bergantian. "Baiklah, tapi Dila dan Katie pun ikut." Ucap Aiden.
"Tapi .... " Ucapan Viola terpotong oleh teriakan Katie.
"Dad mau mengajakku pergi?" Tanya Katie dengan antusias dan wajah yang gembira.
"Iya, gantilah pakaianmu!"
"Oke dad!" Katie langsung berlari menuju kamarnya.
"Kau juga ganti pakaianmu!" Perintah Aiden pada Dila.
"Iya, aku tahu." Jawab Dila.
"Sayang, kenapa kau mengajak Dila? Kenapa tidak kita bertiga saja yang pergi?" Ujar Viola dengan mengerucutkan bibirnya.
"Kalau kau tidak mau, kau tidak usah ikut bersama kami!" Aiden berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.
Viola yang kesal mau tidak mau mengikuti apa yang dikatakan oleh Aiden. Yaitu pergi jalan-jalan bersama dengan Dila dan Katie.
Kini mereka berempat sudah berada didalam mobil. Viola yang duduk didepan bersama Aiden dan Dila duduk dibelakang bersama dengan Katie. Disepanjang perjalanan hanya Katie dan Viola yang sibuk berbicara dengan Aiden. Sedangkan Dila hanya terdiam sambil menatap pada jendela kaca mobil.
..........
Pusat Perbelanjaan Kingsland, Dalston.
Setelah sampai di Kingsland, Aiden berjalan dengan menggandeng Katie dan Viola yang berjalan disampingnya. Sedangkan Dila berjalan dibelakang mereka, Dila sempat melihat Katie yang menoleh kearahnya dengan tatapan mata yang sulit dimengerti oleh Dila.
Saat ini Katie sedang bermain di arena permainan sementara Dila, Aiden dan juga Viola duduk ditempat yang tidak jauh dari tempat bermain Katie. Dila yang merasa sangat bosan karena terus mendengar ocehan Viola tentang masa lalunya bersama Aiden. Akhirnya memutuskan untuk menghampiri Katie.
"Aunty kenapa kemari?" Tanya Katie. Saat menyadari Aunty Dila berada di sampingnya.
"Aunty ingin menemanimu." Jawab Dila.
"Untuk apa Aunty menemaniku? Apa karena dad?"
"Karena dad?" Tanya Dila balik, dengan mengerutkan keningnya.
"Iya, karena banyak Aunty yang mendekat pada dad setelah mom pergi!" Lirih Katie.
"Deg." Entah mengapa ucapan Katie membuat hati Dila dapat merasakan kesedihan Katie.
"Kalau boleh Aunty tahu! Mom Katie pergi kemana?" Tanya Dila dengan hati-hati karena tidak ingin membuat hati Katie semakin sedih.
"Dad bilang Mom pergi ketempat yang jauh dan tidak akan kembali." Katie meneteskan air matanya.
"Hey, kau jangan bersedih!" Ucap Dila membungkukkan tubuhnya mensejajarkan dengan tubuh Katie. "Kan masih ada dad yang menyayangi Katie." Dila mengusap rambut Katie dengan penuh kasih.
"Dad sudah tidak menyayangiku semenjak mom pergi!" Lirih Katie yang semakin terisak.
"Sayang." Dila memeluk tubuh Katie yang kecil dan terlihat rapuh. Di usianya yang baru lima tahun lebih ternyata Katie memendam kesedihan yang teramat dalam atas perpisahan kedua orang tuanya.
"Apa yang kau perbuat hingga Katie menangis!" Bentak Aiden dengan tatapan tajamnya.
"A-aku tidak melakukan apa pun." Ucap Dila sambil berdiri kembali.
"Lalu kenapa Katie menangis?" Suara Aiden terdengar semakin meninggi ditelinga Dila.
"Tadi aku hanya ... " Ucapan Dila terhenti, saat Aiden langsung menggendong Katie dan berjalan dengan cepat meninggalkan dirinya.
"Uh ... kasihan sekali kau dibentak oleh Aiden ku tersayang." Ejek Viola, sambil berjalan menyusul Aiden.
Sedangkan Dila yang masih shock atas bentakan Aiden, kini tersenyum tipis. Karena Dila baru menyadari dibalik sikap cuek dan dingin Aiden pada Katie, tersimpan kasih sayang yang sangat besar. Kasih sayang yang sama yang ia rasakan dari Daddy Dimitri. Yaitu kasih sayang seorang Ayah yang akan menjaga putrinya dengan segenap jiwa dan raganya.