Ash En

Meminta dan memberi, mengasihani dan mengagumi. Beberapa pahlawan di duniaku dulu tidak satupun dari mereka yang peduli akan itu bahkan melupakan kalimat itu.

Atas dasar yang kuat akan keyakinan nya

masing-masing. Yang di turun-temurun kan oleh leluhurnya, master dari masternya.

Hingga sampai ke telinga para raja terdahulu hingga raja-raja bijaksana yang mengurus monumen megah bernama kastil itu.

Di antara satu dan lain hal yang menopang satu sama lainnya.

Tidak sedikit di antara mereka yang masih memilikinya dan beberapa orang di antara sekitar rekan-rekan mereka masih mengagumi nya hingga beberapa era dan peradaban

silih berganti. Dari mulai musim semi hingga musim gugur. Dari kehati-hatian mereka, ketetapan mereka hingga setiap langkah yang mereka dahulukan.

Ya, tidak sedikitnya orang tetap mengagumi semua itu. Atas perubahan orang-orang terdahulu yang sesekali menaruh bunga di makam rekan-rekan mereka.

Atas perubahan yang semua rekan-rekan mereka perjuangkan pada era awal yang dahulu kala memperebutkan satu koin emas, makanan yang satu dengan yang lain. Memperebutkan monumen megah bernama kastil itu.

Setelah perubahan era awal sang kehancuran yang selalu mereka ingat di kepala mereka masing-masing. Yang padahal hanya sesosok wanita cantik yang turun, namun tidak pernah mengambil jalan yang mereka dahulunya lalui.

Orang-orang penuh keserakahan itu.

Orang-orang yang membenci satu sama lainnya itu. Wanita itu yang memulai semua pergerakannya dahulu kala tanpa mempercayai akan adanya perubahan dan pengulangan. Menjadikan dunia saat ini menjadi tempat yang lebih baik. Tanpa ada satu orangpun yang memperebutkan satu koin emas dan monumen megah bernama kastil itu.

Semua yang di dalamnya menaruh kepercayaan di antara satu dan yang lainnya, dunia keji yang dahulu kala tidak satupun orang baik tersenyum karenanya. Yang di antara mereka orang-orang penuh amarah dan rasa kebencian itu tertawa begitu keras.

Sekarang setelah selesainya semua hal perubahan dan pengulangan yang berlalu wanita cantik itu dilupakan begitu saja oleh orang-orang yang tersisa ataupun di antara rekan-rekan mereka seperti bintang jatuh yang semua orang menaruh harapan padanya saat sudah selesai yang mereka ingat adalah semua hal terjadi begitu saja, tanpa mengetahui siapa dibaliknya.

Dunia yang dulunya berantakan sekarang tempat abadi untuk semua orang tersenyum.

Yang para master itu selalu ingin tafsirkan.

"Sekali saja, tapi bukankah ini selamanya".

Tidak tertulis dalam batu atau lembaran kertas, namun terukir dalam hati dan jiwa mereka yang dahulu kala mendambakan dunia yang lebih baik.

Sekarang di tempat yang damai ini, terdapat satu makhluk yang menyukai kesendiriannya.

Dan satu wanita cantik yang dilupakan oleh semuanya kecuali orang yang menghabiskan waktunya hanya dengan menatapi awan biru indah itu.

Tempat abadi di mana semua orang tersenyum karenanya.

Sekarang setelah berusaha belajar begitu keras di atas sorot lampu kuning, untuk mempersiapkan segala kejadian yang akan datang. Di dua dunia ini, suara buku yang tebal terbalik begitu sering sampai menjadikannya buku yang tipis. Seorang yang tiba-tiba dipindahkan atas semua legenda yang dia ciptakan, tanpa tahu apa-apa di dunia nyatanya ini. Ketika mulai terlelap dalam belajarnya sering kali mengingat cerita seperti tadi.

Yang di hatinya tersimpan kerinduan yang begitu dalam tanpa sempat membandingkannya seperti saat-saat pertamanya. Hanya murid kelas yang sedang menyiapkan jawaban untuk.

Persoalan-persoalan yang penjara itu berikan setiap hari. Sambil mempersiapkan acara yang akan datang di akhir semester nya ini.