NovelToon NovelToon
Ketika Semua Menjauh

Ketika Semua Menjauh

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: husnel

Jalan hidup ini bagaikan roda. Kadang di atas kadang di bawah. itulah yang terjadi pada seorang wanita yang tidak muda lagi.

Namun demi buah hatinya ia berusaha bertahan. yang dipikirkan bagaimana supaya anaknya bisa sekolah dan bertahan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ide Ben

Wajah Ben merengut saja. Saat mereka makan bersama, tidak ada keceriaan sama sekali. Fadhil makin ngerjain Abangnya.

"Di kampus pasti kakak ipar banyak yang goda, kakak ipar kan cantik."

Ben menatap adiknya nyalang. Benar sih.. Ia lihat sendiri dua cowok yang sekelompok dengan tunangannya tersebut menggodanya.

Fadhil terkekeh. " Biasa aja kali.eh aku jadi bingung harus panggil apa. Secara umur aku kan di bawah umurnya Fadhil." Tanya Nabil mengalihkan.

"Adik Ipar aja Kak. Kan lebih seru. Atau panggil beb juga nggak apa. Ha..ha.." Muka Ben memerah menahan kesal.

"Fadhil. Sudah.. Nanti keluar tanduk Abang mu. Nggak dapat uang jajan kamu nanti." Cegah Pak Andre yang kasihan dengan Ben yang sudah uring-uringan.

"He.he. Sorry Abang ku sayang. Nggak lagi goda deh. Tapi emang begitu kan kak " Tanya Fadhil yang belum puas.

"Iya. banyak yang goda dia. puas kamu." Ben beranjak pergi meninggalkan meja makan menuju kamarnya.

Fadhil bukannya takut malah tertawa melihat Abangnya yang kesal." Dasar bucin. Begitulah kalau pertama kali jatuh cinta. Sekali cinta bucin minta ampun." Seru Fadhil dan juga meninggalkan meja makan karena sudah selesai. Pak Andre pun bubar. Nabil dan Tania menyelesaikan makanan mereka yang masih tertinggal sedikit.

"Sayang. Serius kalian nikah setalah kamu wisuda." Tanya Tania serius. Padahal ia sudah kebelet punya cucu.

Nabil tersenyum. " Apa bisa ma. Ayah ku bukan tipe seperti itu. kalau sudah di ucapkan paling lama dua tahun. Ya itu sudah pasti begitu." Jawab Nabil yang tahu sikap ayahnya.

Tania mengangguk paham. Ternyata tadi menantunya hanya bercanda atau bisa jadi ngerjain Ben.

"Ya. Udah selesai makan, Kamu temui tuh Abang, Dia pasti ngambek,apalagi tadi Fadhil menggodanya." Nasehat Tania lembut.

"Tapi ini Bu. Kan masih berantakan. Aku bantu dulu ya. Nanti masalah Abang bersama tu mah." Jawaban santai Nabil.

Tania pun mengangguk, itu yang dia suka dari Nabil yang tidak sungkan membantunya ke dapur atau lainnya. Tidak kebanyak gadis sekarang yang pandai ya cuman bergaya dan shoping.

Setelah selesai. Nabil pun ke atas menemui Ben di kamarnya. " Bang. Ini aku.." Ujar Nabil mengetuk pintunya.

"Buka aja Kak. Nggak kunci tuh." Fadhil membukakan pintu untuk Nabil. Nabil masuk dengan hati-hati takutnya yang punya marah.

Fadhil pun Kemabli menutupnya.

Nabil melangkah. Tak ada Ben di kamarnya. Nabil melihat balkon yang terbuka. Ia pun ke sana. Udara segar yang langsung masuk terasa sejuk.

Ben yang baru selesai mandi menuju lemari, Ia melihat sekilas ada orang di balkon. Ben melihat Nabil berdiri membelakanginya.

Langsung aja Ben memeluknya. Nabil yang merasakan ada tangan seseorang memeluknya dari belakang kaget. Dan hampir saja menjerit. Ben membekap mulut Nabil dengan mulutnya. Walau Nabil berusaha melepaskan diri. Tapi tubuh Ben yang kuat yak mampu dia lawan.

"HM. Nikmat." Ben mengelap bibir Nabil yang basah karena ulahnya. Nabil memukul dada Ben yang masih telanjang.

"Jahat.. Aku kan bisa mati kalau begitu." Kesal Nabil memanyunkan bibirnya.

"Habisnya enak sayang. Apalagi sambil Nana ninu.pasti lebih nikmat." Goda Ben membayangkan membelai wajah Nabil lembut.

Tubuh Nabil merinding. ia takut kalau Ben macam-macam. Karena tadi Mertuanya bilang ada perlu keluar pergi ke rumah tetangga ada acara mendoakan. Hanya karena menemani mereka. Makanya keduanya pun ikut makan walaupun sedikit.

"Kita nikah secara agama aja dulu gimana dek. Abang takut khilaf kalau keadaannya begini terus. Ini sangat menyiksa sekali, dan ini pertama kalinya Abang rasakan. Bila dekatmu selalu beraksi." Ujar terus terang. Terlihat sekali wajah Ben memerah. Nabil yang masih polos mengerutkan keningnya.

"Ya sudah jangan dekat-dekat. Sana pakai bajunya." Usir Nabil dan membelakanginya.

Bukannya pergi, tapi Ben malah memeluknya. "Kamu rasakan sayang. Sekarang lagi On. Abang harus mandi lagi menidurkan. sampai kapan Abang begini. Jangankan 2 tahun. Setahun saja Abang nggak kuat lagi. Terlalu menyiksa dek." Ben mendekatkan dagunya ke bahu Nabil.

Tubuh Nabil merinding. " Bi.. Bisa jauh ngak Bang." Lirih Nabil terbata.

"Kenapa. Kan bisa saja dia kenalan dulu dengan adek." Goda Ben. Nabil berusaha berontak.

"Baiklah Abang mandi dulu ya." Ben akhirnya pasrah. Nggak mungkinlah ia berbuat sejauh itu. Ia sangat mencintai gadis tersebut. Jadi ia tidak mungkin seenaknya merebutnya. Itu sama aja merusak kepercayaan mertuanya.

Ben teringat dengan Mertuanya. "Ayah Hendra.! Kenapa nggak kepikiran. Lebih baik aku bujuk saja Ayah Hendra." Bibir Ben tersenyum di sela mandinya lagi.

Ada jalan keluar yang ia temukan. Mungkin ia akan membujuknya. Setidaknya kepulangannya sekali lagi untuk menikah. Bukan menunggu lagi seperti saat ini. Dan ia akan menyiapkan tiket khusus buat istrinya nanti untuk bulan madu sekalian kerja. Ada waktu 3 Bulan. Saat ia berlayar kedepannya.

1
arcyanl
keren, semangat thor!!! mampir novelku juga yuk :P/Sneer//Good//Good/
Husnel: apa judulnya
Husnel: makasih. ok
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!