Jangan lupa tambahkan ke rak favorit ya! Like, komen, kasih ulasan dan ikuti sebelum membaca.
Di usahakan jangan baca lompat-lompat ya!
...
Novel ini merupakan sekuel Di Anggap Mandul, Hamil Setelah menikah Lagi!
Karena rasa cemburu kepada semua kakanya yang masing-masing sudah memiliki kehidupan barunya, dan merasa sudah tidak dipedulikam lagi, gadis bernama Emillie Mahendra Alexander.
Memutuskan menjauh dari keluarganya, dengan alasan ingin mandiri, namun kejadian malang menghampirinya.
Terjatuh kejurang, dan dikabarkan sudah meninggal, padahal ia masih hidup, di tolong seseorang.
Saat membuka mata, gadis itu merasakan bingung, karena tidak mengingat apapun.
"Aku dimana,"
Jangan lupa like, vote, dan ikuti yaw...
instagram:Coretanluka65
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Izin
"Bagaimana tanggapanmu?" tanya Zayn.
"Benar-benar mirip dengan adik kembaranku, tapi mustahil," jawab Avrard.
"Tidak ada yang mustahil," ujar Zayn.
"Maksudmu apa?" tanya Avrard.
"Apa ada kemungkinan, dia Emillie kita?" ucap Zayn.
"Jangan gila Zayn, Emillie sudah tiada," jawab Avrard.
"Coba kamu perhatikan lagi, dari atas sampai bawah, dia benar-benar persis seperti Emillie kita," ucap Zayn.
"Tapi tidak mungkin Zayn," ujar Avrard.
"Jangan mengatakan itu, kalo belum mencari tahu," jawab Zayn.
"Maksudmu?" tanya Avrard, menatap Zayn.
"Kita selidiki semuanya, karena aku memiliki perasaan, kalo dia Emillie kita," jawab Zayn.
"Zayn, ayolah. Lupakan Emillie ," ucap Avrard.
"Kita cari tahu dulu," ucap Zayn.
"Tapi kita sedang sibuk, dengan persiapan pernikahan kak Edgar," jawab Avrard.
"Ngapain sibuk, kan sudah ada orang khusus bertugas," ujar Zayn.
"Ayo kita temui mereka," ajak Zayn.
Avrard hanya menghela nafas berat, mau tidak mau Avrard mengikuti keinginan Zayn.
"Hai El, kamu sedang dengan siapa?" sahut Zayn.
"Zayn, kenapa tiba-tiba ada disini," ucap Elisha, kaget.
"Aku sedang jalan-jalan dengan temanku, dia berasal dari Paris" ucap Zayn.
Elisha tersenyum menatap Avrard.
Deg..
Ada perasaan aneh dalam benak Avrard, saat melihat senyuman Elisha, benar-benar seperti adik kembarnya.
"Kenapa perasaanku rasanya menjadi hangat, saat melihat senyumannya," guman Avrard.
"Jangan bengong, perkanalkan dirimu," bisik Zayn, menyenggol tangan Avrard.
Avrard tersadarkan dengan bisikan Zayn.
"Ah iya, aku teman Zayn," ucap Avrard.
"Avrard Mahendra Alexander.."
Saat mendengar itu, kepala Elisha terasa sakit, Elisha seperti mempunyai memori dengan laki-laki yang berada didepannya sekarang, tapi Elisha tidak mengingatnya.
"El, kamu baik-baik saja?" tanya Esta, mengkhawatirkankan nya.
"Aku baik-baik saja Esta, hanya seja kepalaku sedikit sakit," jawab Elisha.
"Kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Esta.
"Aku tidak apa-apa, tenang saja," jawab Elisha tersenyum.
"Syukurlah, aku lega" jawab Esta.
Elisha tersenyum.
"Nama aku Elisha, ini teman aku, namanya Esta.."
Esta tersenyum menatap Avrard.
"Ini temanmu, El?" tanya Zayn.
"Iya Zayn, ini temanku," jawab Elisha.
Zayn mengangguk.
"Kepala kamu masih sakit tidak?" tanya Zayn.
"Tidak, aku sudah baik-baik saja" jawab Elisha.
Namun berbeda dengan Avrard, yang menatap Elisha, Avrard benar-benar seperti melihat adik kembarnya, tak ada perbedaan.
"Dia benar-benar seperti Emillie, bukan hanya wajahnya, tapi cara bicara dan juga senyumannya, benar-benar seperti Emillie," gumam Avrard.
Tatapan Avrard kepada Elisha, disadari oleh Esta, tapi Esta mengiranya lain.
"Kenapa dia menatap seperti itu, apa jangan-jangan, dia mesum," gumam Esta.
"Elisha, ayo kita pulang" ajak Esta.
Elisha mengangguk.
"Zayn aku pulang dulu, ya" pamit Elisha.
Zayn mengangguk.
Lalu keduanya meninggalkan taman itu, tinggal Zayn dengan Avrard.
"Bagaimana sekarang?" tanya Zayn.
"Benar-benar mirip dengan Emillie," ucap Avrard.
"Apa tidak ada sedikit harapan, kalo itu Emillie kita?" tanya Zayn.
"Tapi Emillie sudah meninggal, aku melihat dia di masukan kedalam tanah," jawab Avrard.
"Tapi kita tidak melihat jelas bentuk wajahnya kan" ujar Zayn.
"Kita sama-sama cari tahu, siapa Elisha sebenarnya," ucap Zayn.
"Aku akan mencari tahunya," jawab Avrard.
"Jangan kasih tahu bibi Aira dulu, atau keluarga yang lain, kita berdua cari tahu dulu," ucap Zayn.
Avrard mengangguk, ia paham dengan ucapan Zayn.
"Rasanya aku ingin sekali memeluk dia, tapi takutnya dia risih denganku," ucap Avrard.
"Pas awal-awal aku bertemu dia, aku langsung memeluknya, tapi dia memaklumi setelah aku menceritakan-nya," kata Zayn.
"Ceroboh!" ujar Avrard.
Zayn hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Yasudah besok kamu kesini lagi, biar punya banyak waktu buat ketemu dengan Elisha," ucap Zayn.
"Kalo begitu aku pergi dulu, mommy akan mencariku," pamit Avrard.
Zayn mengangguk, lalu Avrard memasuki mobilnya, ia langsung melajukan mobilnya.
Sedangkan disisi Elisha, dia sedang berdua dengan Esta.
"Kenapa tadi kamu mengajak aku buru-buru pulang?" tanya Elisha.
"Aku takut dengan tatapan laki laki yang bernama Avrard itu, dia mentap kamu," ucap Esta.
"Masa sih, kok aku tidak merasa ya," ucap Elisha.
"Karena kamu sibuk bicara dengan temanmu," jawab Esta.
"Jangan berfikiran aneh-aneh, ah" ucap Elisha.
"Tapi kenapa tadi kamu mengeluh sakit kepala?" tanya Esta.
"Tidak tahu, rasanya seperti aku memiliki memori masalalu dengan laki-laki itu," jawab Elisha.
"Apa kalian saling kenal?" tanya Esta.
"Tidak, aku tidak pernah bertemu denganya, tapi ada perasaan aneh saat bertemu dengannya," jawab Elisha.
"Wajah kalian sangat mirip," ujar Esta.
"Mungkin kebetulan" jawab Elisha.
"Mungkin," sahut Esta.
Setelah seharian, Esta menemani Elisha, Esta memutuskan akan pulang, karena hari sudah mulai sore.
"El, aku pulang dulu ya," pamit Esta.
"Hati-hati dijalan, aku akan segera mengabarimu," ucap Elisha.
"Aku tunggu" jawab Esta.
Lalu Esta pergi meninggalkan Elisha sendiri dirumah.
"Kesepian lagi, aku harus benar-benar bekerja, agar aku tidak kesepian," ucap Elisha.
Elisha memutuskan akan mandi, karena akan menunggu Siska dengan Amar, pulang.
Setelah Elisha mandi, Elisha keluar kamarnya, Elisha sudah melihat Siska dengan Amar.
"Ibu, kak Amar," ucap Elisha.
"Kapan pulang, kenapa aku tidak mendengar suara mobil?" tanya Elisha.
"Mungkin kamu sedang ditoilet, makanya tidak kedengaran," ucap Siska tersenyum.
"Oh iya, ada yang mau aku bicarakan dengan kalian," ucap Elisha.
"Ada apa, kamu sudah mengingat semuanya?" tanya Amar.
Elisha menggeleng. "Bukan masalah itu, karena aku masih berusaha lebih kerar, agar mengingat siapa aku," jawab Elisha.
"Lalu?" tanya Amar.
"Ibu, kak Amar, izinkan aku bekerja," ucap Elisha.
"Tidak, ibu tidak akan mengizinkanmu bekerja, kamu masih sakit, ibu tidak mau kamu kenapa-kenapa," ucap Siska.
"Ibu jangan mencemaskan aku, lagian aku sudah sembuh," jawab Elisha.
"Tidak, ibu tidak akan mengizinkan, katakan dengan ibu, kamu mau membeli apa?" ucap Siska.
"Bukan itu bu," jawab Elisha. Menatap Siska dengan penuh harapan.
"Kalo aku dirumah, aku kesepian sendiri, jadi aku memutuskan mau bekerja, lagian aku bisa mengenal dunia luar," sambung Elisha lagi.
Elisha meyakinkan Siska dengan Amar, agar mereka mengizinkannya untuk bekerja.
"Kerja dimana?" tanya Amar.
"Toko bunga milik Esta," jawab Elisha.
"Aku izinkan, karena disana tidak terlalu cape, tapi kamu janji tidak akan kenapa-kenapa," ucap Amar.
Elisha menggangguk tersenyum, menatap Amar yang sudah mengizinkannya bekerja.
Lalu Elisha menatap Siska, meminta jawaban.
"Dengan berat hati ibu izinkan," jawab Siska.
Elisha langsung memeluk Siska, karena ia sangat bahagia.
"Terima kasih ibu, aku janji akan baik-baik saja," ucap Elisha.
"Kalo kamu merasa cape dan tidak sanggup, jangan memaksakan," ucap Siska.
Elisha mengangguk, Elisha merasa beruntung ditemukan oleh orang-orang baik seperti Siska dengan Amar.
***
(maaf ya bukan buat authornya)
terlalu gegabah mengedepankan ego
Semoga kalian tetap suka dengan cerita aku❤️
ksh elisha sembuh dr hilang ingatannya
😊
triple gitu kak
authornya pun ramah dan asik
semangat authorku
tp aku lupa apakah dia sahabatnya Aira jg atau Fera atau apa
aisss
..