Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Permintaan maaf
Malam berlalu dengan cepat dan pagi akhirnya tiba, Astin bangun pagi-pagi sekali, ini adalah kebiasaannya di kehidupannya yang lama.
Pertama-tama dia mandi, membersihkan diri dan menggunakan beberapa produk kecantikan yang telah dipesan online olehnya, dan tak lupa pula menggunakan pakaian santai yang cocok digunakan di rumah serta sedikit riasan tipis untuk memperkuat aura cantiknya.
Setelah selesai, Astin berdiri untuk keluar dari kamar saat pintu lain di dalam kamar ikut terbuka memperlihatkan seorang pria yang telah selesai bersiap-siap dengan setelan ke kantor.
Astin mengacuhkannya, dia langsung keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah membuat Arga mengeryit mengikuti perempuan itu.
Kenapa sikap perempuan itu menjadi lebih dewasa dan tenang?
Biasanya di saat-saat seperti itu Astin akan menghampirinya dan menanyakan apa yang ia butuhkan hingga membuat Arga menjadi sangat jijik dan mengabaikan Astin.
Tapi kenapa sekarang malah dia yang diabaikan?
Sambil mengikuti dan melihat punggung Astin, Arga terus berpikir dalam hati sampai akhirnya mereka tiba di lantai bawah, di meja makan.
Semua orang telah berkumpul di sana, terlihat Chika dan ibunya juga berada di sana, tampak sedang bercakap-cakap dengan semua orang di meja makan.
Begitu Astin memasuki ruang makan, orang-orang langsung terdiam menatap Astin, mereka semua tampak tidak senang melihat perempuan itu.
Namun mereka semua juga terkejut dengan perubahan penampilan Astin yang sangat luar biasa.
Padahal biasanya perempuan itu menggunakan pakaian-pakaian yang terlihat norak, namun sekarang,,, bahkan wajahnya juga dirias dengan sangat sederhana dan memperlihatkan kecantikan alaminya.
Kenapa tiba-tiba berubah...?
Chika adalah orang yang paling terkejut, dia perlahan-lahan menggigit bibir bawahnya karena merasa kesal melihat dua orang itu datang secara bersamaan.
Astin mengabaikan semuanya dan langsung menarik kursi dan duduk di sana, mengambil peralatan makannya dan mulai makan seperti tidak terjadi apa-apa.
Arga duduk di sampingnya, tampak pria itu juga fokus dengan makanannya meski dari sudut matanya dia sebenarnya memperhatikan Astin yang ada di sampingnya.
Sangat berbeda!
Seolah-olah sakit yang membuat Astin tidak bangun selama 3 hari telah mengubah seluruh kepribadian perempuan itu.
"Tidakkah Kau akan meminta maaf pada putriku?" Ibu Chika yang bernama Selly menatap Astin dengan raut wajah kesal.
Apa yang terjadi kemarin telah mempermalukan putrinya, hingga membuatnya tidak tahan jika melihat Astin tampak baik-baik saja setelah apa yang terjadi pada putrinya.
Semua orang menatap Astin, ibu mertua Astin juga berkata, "minta maaflah pada Chika, dan kau juga harus menjelaskan mengapa kau menyiramnya seperti itu di depan umum."
Astin menghentikan makannya, dia mengangkat kepalanya menatap semua orang dan semuanya menatap ke arahnya kecuali suaminya yang tampak bersikap acuh, hanya makan seperti tidak terjadi apa-apa.
"Aku akan minta maaf padanya setelah dia minta maaf padaku karena sudah mendorongku ke kolam dan membuatku sakit selama 3 hari dan hampir mati!" Tegas Astin membuat semua orang di sana terkejut.
Perempuan ini,,, Kenapa jadi begitu keras?
"Astin,,," Chika berbicara dengan suara yang sendu, dari suaranya saja orang-orang sudah mengetahui bahwa chika sangat sedih, "Bukankah kemarin malam aku sudah menemuimu di kamar dan meminta maaf? Kenapa sekarang kau,,,," Chika tidak melanjutkan ucapannya, namun semua orang sudah mengetahui apa kelanjutan dari perkataan itu.
Astin mempererat genggaman tangannya pada alat makannya, dia benar-benar memuji akting perempuan di hadapannya.
Chika menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang sedih, dan ketika orang-orang masih belum mengatakan apapun, dia kembali berkata, "kalau begitu Maafkan Aku. Aku sudah salah, dan sebagai permintaan maafku, Aku akan mengabulkan apapun permintaanmu."
Selly yang mendengar ucapan putrinya menjadi sangat kesal, "Kenapa kau yang meminta maaf?! Dialah yang harusnya minta maaf!" Gerutu Selly.
Ayah mertua Astin yang ada di sana yang mendengar ucapan itu mengerutkan keningnya, Tentu saja dia bisa mengetahui siapa yang salah sebelumnya, dan meski sikap menantunya tidak bisa ditolerir, namun tetap saja apa yang telah dilakukan oleh Chika merupakan suatu penghinaan bagi nya juga karena Astin adalah menantunya.
Namun begitu, dia memilih untuk mengabaikan masalah ini dan segera berdiri, meninggalkan ruang makan membuat semua orang terdiam.
Setelah ayah mertuanya benar-benar meninggalkan ruang makan, maka Astin menatap perempuan muda di depannya, "Kalau kau memang mau mengabulkan semua permintaanku, maka menjauhlah dari suamiku, jangan dekat-dekat dengannya dan jangan pernah menempel lagi padanya seperti yang kau lakukan di perayaan ulang tahun Ayah mertuaku kemarin!" Tegas Astin.
"Apa?!" Chika sangat terkejut, Dia pikir Astin akan mengabaikan ucapannya itu, tapi kenapa...
Arga juga terkejut, dia menghentikan acara makannya selama beberapa detik dengan kening yang sedikit mengerut, namun kemudian kembali bersikap tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia hanya ingin jadi pengamat saja.
Selly naik darah, "Kau sudah gila?! Arga dan putriku sudah berteman sejak mereka masih kecil, jadi kau tidak punya hak untuk melarang mereka berdekatan!" Tegas Selly tak terima.
Jelas-jelas putrinya lah yang akan menjadi istri Arga yang sesungguhnya di masa depan, tapi hanya karena perjodohan di masa lalu membuat putrinya tidak memiliki kesempatan, namun jika Arga dan Astin bercerai, maka sudah dipastikan posisi istri Arga akan menjadi milik putrinya.
"Suamiku juga sudah menikah, jadi Sudah sepatutnya Dia menjaga jarak dengan perempuan manapun meskipun itu adalah teman masa kecilnya sendiri," ucap Astin dengan tenang.
"Kak Arga,,," Chika langsung menatap Arga dengan mata yang sendu, dia yakin saat ini Arga pasti akan membelanya, Karena bagaimanapun, mereka sudah dari kecil bersama-sama, Jadi tidak mungkin perempuan yang baru saja datang di kehidupan Arga yang sama sekali tidak dilirik oleh Arga boleh mengatur ngatur Siapa yang bisa dekat dan tidak bisa dekat dengan Arga.
Lagi pula itu adalah pemintaan yang sangat kekanak-kanakan!
Tetapi saat itu, Arga mengabaikan semuanya, dia masih begitu bingung memikirkan perubahan istrinya yang begitu tiba-tiba sehingga dia hanya mengelap bibirnya dengan sapu tangan lalu berdiri meninggalkan ruang makan.
3 perempuan di sana langsung melihat punggung Arga yang menjauh dari mereka, sementara Astin masih terus sibuk dengan makanannya.
Begitu Arga benar-benar telah pergi, Chika beralih menatap Tara, "tante, aku tidak bisa harus menjaga jarak dengan Arga, Karena bagaimanapun kami sudah dekat sejak kecil dan,,," wajah Chika berlinang air mata, suaranya begitu serak melanjutkan berkata, "aku sudah terbiasa dekat dengannya."
Tara menghela nafas, dia mengalikan pandangannya pada Astin, "jangan keterlaluan seperti itu. Mentang-mentang kakek menyukaimu, bukan berarti kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan di rumah ini. Dan yang kemarin itu juga sangat keterlaluan,, mempermalukan keluarga kita!" Tegas Tara yang sudah dari semalam menyimpan kemarahannya terhadap menantunya itu, namun terus menahannya karena sampai pagi-pagi sekali tadi ayah mertuanya masih berada di rumah sehingga dia harus menjaga sikap dan tidak memarahi Astin.
"Baik, Bu, aku minta maaf," jawab Astin dengan tenang.
Tara terkejut dengan jawaban menantunya, biasanya di saat-saat seperti itu Astin akan mengamuk dan tidak ingin disalahkan. Tapi meski merasa aneh, Astin pun merasa puas dengan sikap menantunya yang tenang itu.
Chika pun kebingungan, di bawah meja, tangannya mencengkram pahanya dengan kuat, 'Kenapa dia? Bukankah seharusnya dia mengamuk dan membuat tante Tara marah?' gerutu Chika dalam hati.
Dia sulit untuk percaya bahwa perempuan yang selama ini berada dalam kendalinya kini tampak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Bahkan mengingat apa yang terjadi kemarin malam membuat Chika merasa terancam.
...Like...!...
...Like...!...
...Like...!...
dasar ular kadot