Karena menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya, Khavi Zean Rakhayasha terpaksa harus kabur dari rumah dan mengganti identitasnya.
Namun di tengah pelarian nya, Khavi harus terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan bernama Shena Athalia Sarfaraz.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Namun, ada satu fakta yang menjadi penghalang cinta keduanya. Mereka sama-sama telah dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing.
Akankah cinta mereka bersatu?
Atau justru harus gagal sebelum berkembang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jodoh Gak Kemana
"𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢."
Khavya membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Wanita cantik itu menghembuskan napasnya kasar, ingatannya kembali ke masa lalu.
Mencintai Nakula, tangan kanan Daddy nya. Mungkin terdengar konyol, karena perbedaan usia di antara keduanya yang sangat jauh. Namun itulah yang terjadi pada wanita cantik itu, terbiasa bersama sejak kecil membuatnya mempunyai perasaan lebih pada ajudan Daddy nya itu.
Cinta itu buta, lebih tepatnya itulah yang Khavya alami. Tak jarang pria yang mendekatinya, namun belum ada yang menggoyahkan hatinya. Sakit hati karena di tinggal menikah oleh Nakula, pernah membuatnya tenggelam dalam kesedihan yang mendalam.
Bahkan, Khavya nyaris hilang kewarasan karena tidak rela orang yang selama ini menemaninya dari kecil harus menikah dengan wanita lain.
Sampai terdengar kabar bahwa istri Nakula meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Entah perasaan seperti apa yang wanita cantik itu rasakan, namun ada sedikit bersyukur di sudut hati kecilnya. Terdengar jahat mungkin, namun itulah yang Khavya rasakan.
'𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘖𝘮 𝘒𝘶𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘰𝘥𝘰𝘩𝘬𝘶, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶'
Pemikiran bodoh Khavya itu, tidak membuat dirinya dan Nakula bersatu. Selain usia yang menjadi penghalang, ujian terbesarnya justru datang dari Daddy Kafka.
Daddy Kafka tidak pernah merestui putrinya itu bersanding dengan ajudan nya. Menurut Daddy Kafka, cinta putrinya pada Nakula sangat tidak masuk akal. Pria paruh baya itu menganggap perasaan Khavya pada Nakula hanya sebatas kebiasaan.
Beruntung saja, apa yang dirasakan Khavya berbanding terbalik dengan apa yang Nakula rasakan. Ajudan Daddy Kafka itu hanya menganggap Khavya seperti keponakan nya saja.
Namun, hati manusia tidak ada yang tau. Entah karena takut dengan ancaman Daddy Kafka yang tidak merestui jika dirinya bersama putrinya, atau karena Nakula benar-benar tidak memiliki perasaan apapun pada Khavya.
...----------------...
"Bagaimana keadaan mu, Zean?"
Daddy Kaisar sedang berbincang bersama Khavi. Ke-duanya terlihat santai membicarakan tentang kabar selama dua tahun terakhir ini. Sampai akhirnya Khavi memberanikan diri untuk menyampaikan apa yang selama ini dirinya sembunyikan.
"Saya baik, Tuan." Khavi menghela napasnya terlebih dahulu sebelum mengutarakan tujuannya. "Sebenarnya... ada yang ingin saya sampaikan."
Jantung Shena berdegup tak karuan, wanita cantik itu berada di balik dinding pemisah antara ruang tamu dan juga ruang keluarga. Shena sengaja menguping pembicaraan antara Daddy nya dan juga pria yang baru-baru ini menjadi kekasih rahasia nya.
Entah apa yang akan terjadi setelah ini, Shena hanya berharap Daddy nya tidak akan menghajar kekasihnya itu.
"Katakan!"
"Sebenarnya---"
Belum sempat Khavi mengutarakan maksudnya, suara mobil terdengar memasuki pekarangan rumah mewah Daddy Kaisar. Membuat Khavi menghentikan ucapannya, dan tidak lama setelah itu munculah dua orang tamu Daddy Kaisar yang sudah lama di nanti.
"Akhirnya kalian sampai juga," ucap Daddy Kaisar. Pria paruh baya yang menolak tua itu menyambut kedatangan tamunya.
"Maaf, kami telat. Biasa, jalanan macet," ucap tamu Daddy Kaisar sambil terkekeh. Ke-duanya berjabat tangan dan saling merangkul.
"Tidak apa-apa," ucap Daddy Kaisar ramah. "Jingga juga masih mempersiapkannya."
Daddy Kaisar mempersilahkan ke-dua tamunya untuk duduk terlebih dahulu. Namun, kening ke-dua tamunya mengernyit bingung karena ternyata ada seseorang yang duduk membelakangi nya.
"Ada tamu ya, Kai?"
"𝘚𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘵𝘶, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪...."
Khavi yang sedang duduk membelakangi ke-dua tamu Daddy Kaisar, merasa tidak asing dengan suara tamu itu. Khavi pun memberanikan diri untuk bangun dari duduk nya lalu berbalik menghadap tamu Daddy Kaisar.
Bola matanya membulat sempurna saat melihat ke-dua tamu Daddy Kaisar. Begitu juga dengan ke-dua tamu itu, yang ternyata Daddy Kafka dan Mommy Vyora.
"Abang."
"Abang."
"Mom, Dad."
Ucap ke-tiganya bersamaan. Khavi masih menerka apa yang sedang terjadi. Pria tampan itu belum bisa mencerna kenyataan apa yang sedang dia hadapi. Apalagi saat melihat Daddy Kaisar menertawakan dirinya.
"Apa kamu masih belum paham, Khavi?"
Deg
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘪𝘴𝘢𝘳 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶? 𝘗𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢."
Bukan hanya Khavi yang tidak mengerti dengan situasi yang tengah terjadi sekarang ini. Mommy Vyora pun dibuat bingung dengan ucapan ambigu Daddy Kaisar.
Hanya Daddy Kaisar dan Daddy Kafka lah yang tertawa melihat wajah bingung Khavi.
Khavi menyipitkan matanya menatap ke-dua pria paruh baya di depannya. "Jangan bilang kalau---"
"Tepat sekali," ucap Daddy Kaisar memotong ucapan Khavi.
Pria tampan itu semakin melebarkan bola matanya, benarkah apa yang dia dengar barusan? Sama kah dengan apa yang dia fikirkan, atau hanya ilusi saja, fikirnya.
"Jadi... Daddy selama ini tau aku mencintai Princess? Dan Princess---"
Khavi menutup mulutnya tak percaya. Jika saja tidak ada Daddy Kaisar di sana, mungkin pria tampan itu akan berguling-guling di lantai saking senengnya. Namun hal itu tidak dia lakukan mengingat di hadapannya adalah Daddy Kaisar, calon mertuanya.
"Daddy sengaja pura-pura tidak tau, Daddy hanya ingin melihat sampai di mana kamu memperjuangkan cintamu."
Daddy Kaisar dan Daddy Kafka memang mengetahui dari awal semua yang terjadi. Tentang kebohongan Khavi pun tak luput dari pantauan mereka. Ke-dua pria paruh baya itu hanya mengikuti alur yang dibuat Khavi.
Berawal dari kecurigaan Daddy Kaisar pada mantan bodyguard princess nya yang terlihat mirip dengan temannya, yaitu Daddy Kafka. Daddy Kaisar pun menemui Daddy Kafka untuk membicarakan kecurigaan nya.
Dari situ lah ke-dua pria paruh baya itu sepakat untuk pura-pura tidak tahu dan melihat sampai dimana Khavi akan terjebak dengan permainannya sendiri.
Ada perasaan kesal dan juga bahagia yang Khavi rasakan. Kesal karena ternyata dirinya terjebak dengan permainan nya sendiri, namun bahagia karena ternyata princess nya adalah orang yang dijodohkan dengan nya.
"Kalau tau Princess adalah jodohku, aku tidak akan kabur dari rumah," celetuk Khavi.
Celetukan Khavi itu berhasil mengundang tawa Daddy Kaisar dan juga Daddy Kafka, kecuali Mommy Vyora yang masih menunjukkan wajah bingungnya.
"Jadi... Princess yang sering kamu sebut itu, Nana?" Tanya Mommy Vyora dengan wajah bingungnya.
Ke-tiga pria yang berada di sana menepuk keningnya pelan. Mereka kemudian tertawa bersama, entah menertawakan Mommy Vyora yang terlambat paham, atau menertawakan kenyataan Khavi yang terjebak dengan permainannya sendiri.
"𝘑𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢, 𝘤𝘢𝘱𝘦𝘬-𝘤𝘢𝘱𝘦𝘬 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘳 𝘵𝘢𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘫𝘰𝘥𝘰𝘩𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪."
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
Jangan lupa tinggalkan jejak😘
Kira-kira Om Nakula jodohnya Khavya bukan ya🤔. Komen dong pemirsaahhh. Cinta memang gak memandang usia, kan? 🤧