Berawal dari jebakan berujung menikah paksa. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Satria guru Matematika yang datang setelah mendapatkan ancaman dan secarik kertas dengan bertuliskan alamat. Tak mengira jika kedatangannya ke rumah salah muridnya akan merubah status menjadi menikah. Terlebih murid yang ia nikahi terkenal cantik namun banyak tingkah.
"Ayu!"
"Nama aku Mashayu Rengganis, panggil aku Shayu bukan Ayu! Dasar guru Gamon! Gagal move On!"
Mampukah Satria menghadapi tingkah istrinya?
Dapatkah keduanya melewati masa pengenalan yang terbungkus rapi dalam ikatan pernikahan? Atau menyerah di saat cinta saja enggan hadir di hati keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Shayu menepis air matanya dengan kasar. Dia melangkah panjang dan menabrak tubuh Cakra hingga membuat pemuda itu terjungkal ke lantai. Beruntung di rumah tidak ada Bapak dan Ibu, sehingga drama rumah tangga yang baru seumur jagung tidak diketahui oleh sang mertua.
"Ini orang ma... Auwh..." Cakra yang ingin berdiri kembali terjungkal ke lantai karena lagi-lagi tubuhnya di tabrak, dan yang sekarang lebih kencang hingga bagian punggung terpental ke dinding.
"Ya Allah ini orang pada kenapa sich? Duh, sakit semua badan aku," keluh Cakra dengan menahan sakit di bokong, pinggul dan punggung. Dia melihat Shayu pergi dengan terburu-buru dan kakaknya mengejar tak kalah ngebut. Cakra paham sekarang, jika keduanya tengah ada masalah. Perlahan dia beranjak dari lantai yang mendadak terasa panas dan masuk ke kamar tanpa memperdulikan drama rumah tangga pasutri beda usia.
"Shayu! Shayu tunggu!" sentak Satria, kemudian menarik tangan Shayu hingga langkah gadis itu terhenti.
"Mau apa lagi sich, Pak? Mau bicara apa lagi, hah?" teriak Shayu dengan air mata yang tidak bisa lagi dibendung. Shayu membanting koper dengan tatapan tajam. "Saya capek dengan hubungan ini! Saya capek berhadapan dengan pria yang sok bijak! Harus bagaimana saya menghadapi Bapak yang sejak awal tidak bisa menerima saya? Lantas Bapak pikir hanya anda yang tidak bisa menerima pernikahan ini? Maaf jika sejak awal saya melibatkan Bapak tetapi, mulai saat ini saya tidak akan lagi menganggu hidup Bapak. Lebih tepatnya tidak akan menjadi beban hingga membuat Bapak malu dengan tingkah saya!"
Mashayu sudah memutuskan ingin tetap pulang, dia menyerah menjadi istri guru Matematika idaman para siswi. Mashayu pun rela bergelar janda asal bisa bahagia. Toh dia masih mulus dan belum tersentuh. Jadi tak mengapa baginya jika dia memilih untuk berpisah.
Melihat Satria diam tak menjawab, Shayu memutuskan untuk segera pergi dari sana. Gadis itu masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Satria yang diam mematung dengan wajah begitu banyak pikiran.
...****************...
"Astagfirullah! Mbah Shayu buat jantung Si mbok mau copot." Si Mbok begitu terkejut dengan kedatangan Sahyu yang tiba-tiba. Beliau melihat wajah Shayu nampak kusut dengan sesenggukan.
"Ono opo to, Nduk? Pulang-pulang kok mukanya suram begitu?" tanya Si Mbok tetapi tidak dijawab oleh Shayu. Gadis itu melangkah panjang menuju kamar.
"Nyebelin...Nyebelin...Nyebelin! Dasar guru Gamon! Aku benci sama Bapak! Sok sempurna!" umpat Mashayu di sela tangisnya. Dia yang memang haus akan kasih sayang orang tua, sangatlah berharap siapapun yang dekat dengannya bisa menyayanginya dengan tulus. Sampai dia menghindari permusuhan dimanapun dia berada tetapi semenjak menikah dia malah mendapatkan suami yang bersikap dingin dan tak peduli.
"Aku mau cerai titik!" seru Mashayu kemudian kembali menangis tersedu
Sampai malam Shayu enggan keluar kamar, berulang kali si Mbok memintanya untuk makan tetapi Shayu tetap menolak. Hingga sang Papah pulang dan beliau mengetahui kepulangan putrinya setelah Si Mbok menceritakan dengan apa yang beliau lihat tadi.
"Sayang, ini Papah, Nak," panggil Pak Danuaji seraya mengetuk pintu. Beliau sempat terkejut dengan kepulangan putrinya seorang diri, tetapi sebagai seorang Ayah beliau tidak ingin menarik kesimpulan sendiri sebelum menanyakan terlebih dahulu apa yang terjadi.
ceklek
"Papah..." Shayu memeluk sang Papah dengan erat dan menangis tersedu. Sudah sebulan lebih keduanya tidak bertemu karena kesibukan Papah di luar kota setiap kali Mashayu ingin pulang.
"Kenapa Sayang?"
"Shayu kangen Papah, Shayu tinggal di sini lagi saja ya Pah?" tanya Shayu dengan merenggang pelukannya. Mata Sahyu berbinar menunggu jawaban dari Sang Papah.
"Lalu bagaimana dengan suamimu? Ikut kesini juga?" tanya Papah dengan menelisik wajah Shayu yang mendadak sendu. Shayu menundukkan kepala kemudian berbalik badan dan melangkah menuju ranjang.
"Kenapa?" tanya Pak Danuaji mengikuti langkah putrinya.
"Aku ingin bercerai saja Pah," lirih Shayu dengan menundukkan kepala.
"Secepat ini?" Pak Danuaji jelas terkejut tetapi beliau harus bisa meluruskan dan bijak dalam mengatasi persoalan rumah tangga putrinya yang masih cetek pengalaman. Pak Danuaji pun tidak bisa mendengarkan hanya dengan satu pihak, beliau juga harus mendengarkan alasan dari menantunya.
Mashayu menganggukkan kepala dengan mantap, dia terkesan begitu yakin dan tidak ada sedikitpun keraguan untuk berpisah dengan Satria.
Pak Danuaji menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya kembali bertanya. Saat ini, putrinya butuh bimbingan dan arahan agar tidak mudah memutuskan.
"Ada masalah apa sampai ingin bercerai? Apa Satria kasar?" tanya Pak Danuaji dan mendapat gelengan kepala dari Mashayu. "Kdrt?" Kembali Mashayu menggelengkan kepala bahkan kali ini lebih cepat. "Lalu apa? Katanya kalian sepasang kekasih yang saling mencintai. Kenapa memutuskan untuk berpisah?" tanya Pak danuaji dengan mengulum senyum. Nada bicaranya sendikit menggoda membuat wajah putrinya merona.
"Sebenernya..."
"Sebenarnya kalian tidak ada hubungan apapun? Benar begitu?"
Deg
Mashayu nampak gelagapan dengan pertanyaan sang Papah. Niat ingin mengadu dan meminta Papah mengurus perceraiannya malah ketahuan telah berdusta.
Sebenarnya, diam-diam Pak Danuaji mencari tau asal-usul Satria. Sebagai Ayah dan orang terpandang tidak mungkin Pak Danuaji diam saja lalu dengan sukarela menyerahkan putrinya pada seorang pria. Meski malam itu Pak Danuaji terpaksa menikahkan keduanya tetapi setelahnya beliau memastikan scandal murid dan guru itu.
"Papah tau semuanya Nak, kamu hanya ingin menggagalkan perjodohan. Awalnya Papah sempat kecewa tetapi, jika sekarang kamu meminta berpisah. Justru kamu membuat Papah tambah kecewa. Kamu hanya belum mengenalnya lebih dekat, Sayang."
"Pah tapi dia itu masih mencintai masa lalunya. Aku tidak mau hidup dengan pria yang masih belum selesai dengan bayang-bayang masa lalu. Bikin makan hati, lagian dia itu maunya istri yang sempurna, bukan istri anak SMA."
Pak Danuaji menggelengkan kepala mendengar ocehan putrinya. Beliau memilih beranjak dari sana dan melangkah keluar kamar.
Melihat Papahnya yang tidak ada tanggapan, Mashayu pun segera turun dari ranjang dan mengejar sang Papah. Dia tidak ingin Papahnya membela Satria sedangkan beliau itu tidak tau bagaimana sikap asli menantunya.
"Pah!" Shayu menarik tangan sang Papah agar beliau menghentikan langkahnya dan mengabulkan permintaannya untuk bercerai.
"Pah, Shayu memang salah telah membohongi Papah dan menjebak Pak Satria tetapi, Shayu sudah sangat menyesal Pah. Sahyu ingin menjadi anak Papah lagi saja. Tidak mau menjadi istri Guru. Shayu ingin mengejar cita-cita Shayu dan hidup bersama Papah."
Pak Danuaji memeluk sang putri yang terus memohon. Beliau tidak tega tetapi akan tidak tega lagi jika melihat Shayu kelak hidup sendirian. Sebelumnya beliau berniat menjodohkan karena ada tujuan dan kini putrinya mendapat pria dengan perangai yang baik membuatnya sangatlah tenang.
"Rumah tangga itu harus saling mengenal dan melengkapi, bukan malah tidak peduli! Dan tidak selamanya Shayu akan terus dengan Papah, karena semua manusia memiliki jalan hidup masing-masing. Papah beri waktu buat kamu berpikir dan merenungi. Tenagkan pikiran kamu dan buang ego kamu, Nak! Jika tidak mengerti bisa kamu berbagi cerita pada Si Mbok yang sudah berpengalaman atau siapapun itu yang sekiranya bisa kamu percaya."
Pak Danuaji segera melepaskan pelukannya dan keluar dari kamar dengan meninggalkan jejak sayang di kening Mashayu.
asyik juga jalan cerita nya...
bucin gk ad obat
aku mah sampe 40 hari ya suami anteng² aja tuh,,apalagi anak pertma sampe 2 bln dia baru minta krn kasian katanya 🤗
jd bini yg baik dn penurut jauh lebih mnyenangkan kok shay dn ttep bisa lanjut meraih gelar setinggi apa yg kamu mau,,dari pd jd bini durhakim 🤣