Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.Mari Kita Bicara Saka.
Meski Cantika bilang kalau dia ingin istirahat dan akan membiarkan Saka begitu saja yang berada diruang tamu rumahnya. Tapi dia tidak bisa, jangankan beristirahat seperti keinginannya duduk diam saja dia tidak bisa. Pikirannya terlalu fokus pada pria itu yang sedang ada diruang tamunya.
Memang tidak terdengar suara memanggil dia dari pria itu seperti biasanya. Dan bagi Cantika ini lebih aneh,diam pria itu lebih membuat dia khawatir meski mereka hanya dipisahkan dinding tipis.
" Tidak bisa begini,kami harus bicara!" Tegas Cantika membuat keputusan karena merasa masalahnya dengan Saka ini bukan masalah sederhana lagi melainkan menyangkut masa depan mereka berdua serta berkaitan dengan banyak orang karena status keluarga pria itu yang bukan orang sembarangan. Dia juga tidak ingin hidupnya hancur karena mengabaikan hal ini begitu saja.
Dia yang semula memulai hubungan ambigu ini,maka sekarang harus dibereskan.Kalau bisa sampai tuntas malam ini supaya dia bisa tenang lagi seperti sebelumnya, pikir Cantika lalu dia berjalan keluar kamar untuk menemui Saka yang ada diruang tamu.
Cantika pikir Saka saat itu sedang termenung, sedih diruang tamunya karena sudah dia abaikan begitu saja. Tapi ternyata dia salah, pria itu tidak ada di sofa yang ada disana. Kemana dia? Batin Cantika panik, karena tidak menyangka Saka tidak ada.
" Saka!"
Cantika berjalan menuju luar rumah yang pintunya tidak terkunci dan ternyata....
"Haah...." Seketika dia menarik nafas lega waktu melihat pria itu ternyata berdiri di ujung teras sambil menelpon.
" Saka!"
Kali ini baru pria itu menoleh kearahnya dan langsung menjauhkan ponselnya dari telinga.
" Katanya tadi ingin istirahat, kok keluar." Saka membalas sambil menatap Cantika heran.
Tapi bukannya menjawab pertanyaan pria itu Cantika malah bertanya balik sambil berjalan menghampiri Saka.
" Kamu sedang menelpon siapa? Orang tuamu?" Pria itu menggeleng, sambil mematikan ponselnya yang barusan masih tersambung.
"Bukan."
" Lalu?" Cantika bertanya lagi penasaran sekaligus Terdengar tidak percaya.
":Manajerku, untuk urusan kerjaan yang harus aku lakukan besok." Jawabnya menjelaskan.
"Kamu kerja?"
Kali ini Saka mengeryit mendengar pertanyaan bernada tidak percaya yang dilontarkan Cantika, tapi sebelum dia menjawab Cantika yang sadar sudah salah bicara berusaha meralat pertanyaannya barusan.
"Maksudku....apa kamu serius dengan pekerjaan mu sekarang,aku tau cukup terkenal di dunia Maya. Tapi...bukankah sekarang kamu sudah Kemabli ke Indonesia dan aku rasa, hanya kuliah saja sebagai anak pak Adrian Samudra itu...cukup menyenangkan, dibanding harus ..."
" Kamu mau aku begitu?"
" Hah?!"
Saka mendekat, lalu mencondongkan tubuhnya kearah Cantika, sambil bertanya balik membuat Cantika jadi gelagapan dan bingung sendiri mendengar pertanyaan tiba tiba yang dilontarkan pria itu.
Untung saja setelah bertanya begitu pria itu menegakkan lagi tubuhnya hingga posisi mereka kei seperti semula meski ekspresi Saka terlihat sudah berubah.
" Apa itu cukup?"
" Apa?" Cantika bertanya dengan raut bingung .
" Status besar ayahku dan lahir sebagai anaknya.Apa itu menurutmu sangat luar biasa?"
Cara bicara Saka terdengar sinis dan getir,seolah dia tidak suka dengan pembicaraan mereka sekarang.Sebenarnya semula dia juga tidak berniat membicarakan mengenai hal ini dengan pria itu.Dia tadi ingin bicara soal diantara mereka berdua, bukan mengenai hubungan antara pria itu dan kedua orang tuanya. Tapi entah bagaimana mulanya sekarang mereka malah membicarakan mengenai ini.Jadi, sepertinya dia memulai saja dengan pembicaraan soal keluarga pria itu lalu nanti baru mengenai masalah mereka.
" Tentu saja,apa kamu tidak bangga punya kedua orang tua seperti mereka Saka,kaya juga terpandang.Ibarat kata orang dulu kamu keturunan sendok perak. Itu benar benar membanggakan."
Bukan tersenyum atau tertawa reaksi Saka mendengar jawaban yang dia berikan melainkan muram dan lebih ke terluka.Seolah itu sesuatu yang sangat tidak dia inginkan.
Cantika sebenarnya sudah mulai sadar sejak dia tadi berbicara dengan Ailin di acara sana. Juga ketika melihat Saka berdiri bersama Ayahnya Adrian Samudra kalau hubungan mereka sebagai keluarga tidak biasa.Hanya saja dia tidak menduga Saka akan dengan jelas memperlihatkan ekspresi begitu saat dia memuji keluarga nya.
" Kamu ingin jadi bagian keluarga ku?"
Cantika sontak menggeleng mendengar pertanyaan itu dan anehnya Saka tidak terlihat sedih atau kecewa untuk jawaban nya.
Padahal sejak pertama kali mereka bertemu lagi,pria itu selalu bersikeras kalau ingin bersamanya. Bahkan sampai melakukan hal gila dengan menikahinya saat mereka berada di Capadocia.
Bukankah kalau mereka menikah ,secara otomatis dia jadi bagian keluarga pria itu yaitu keluarga Samudra. Tapi kenapa,sejak awal Saka tidak menunjukkan sikap mencintai kedua orangtuanya, sebenarnya seburuk apa hubungan mereka selama ini?
Apa sangat buruk lalu apa sebabnya? Apa itu juga yang menjadi alasan pria itu selama ini menetap di Capadocia dibanding tinggal disini bersama mereka. Lalu apa benar Saka Kemabli kemari untuknya? Bukan karena kedua orang tuanya.
Pikiran Cantik penuh oleh semua pertanyaan itu sampai dia hanya bisa diam menatap Saka dan lupa untuk menjawab pertanyaan yang barusan diajukan pria itu padanya.
" Atau...istri baru ayahku?"
Plak!
Saka menyentuh pipinya yang baru saja ditampar Cantika,dia terlihat terkejut. Mungkin tidak menduga Cantika akan sampai melakukan hal itu padanya.
Karena sebenarnya Cantika memang tidak berniat melakukannya,itu hanya sebuah gerakan reflek yang benar benar tidak sengaja dia lakukan.
Jadi, sontak dia juga terkejut dengan apa yang baru saja dia lakukan pada Saka.
Tapi menurut Cantika barusan ucapan Saka memang sudah cukup keterlaluan. Bahkan tidak waras, bagaimana bisa dia bicara begitu padanya.
" I...itu maaf,aku reflek karena mulutmu juga keterlaluan." Balas Cantika merasa tidak nyaman,sudah sampai melakukan hal itu pada Meski tau ucapan pria itu barusan cukup keterlaluan. Tapi sebenarnya begitu lah bicara Saka, blak blakan tanpa saringan sesuai usia pria itu.
Jadi, dia yakin Saka sekarang pasti marah padanya karena tiba tiba dia tampar cukup keras barusan.Meski ternyata reaksi pria itu diluar ekspektasi nya dan lagi lagi membuat Cantika harus terbelalak mendengar nya.
" Sakit, kok kamu tega sih."Balas Saka sambil memasang ekspresi pura pura kesakitan sambil menyentuh pipi yang baru saja ditampar Cantika.
" Sakit?!" tanya Cantika tidak percaya melihat ekspresi diwajah pria itu yang bukannya marah seperti bayangan nya, melainkan pura pura seperti orang sedang kesakitan.
Dasar Saka! Batin Cantika geram karena merasa dipermainkan oleh pria itu, padahal barusan dia serius meras bersalah sudah menampar wajahnya.
Tapi reaksinya malah....
" Beri aku kompensasi." Dengan santainya Saka menyodorkan tangannya kearah Cantika seolah olah sedang meminta sesuatu pada perempuan itu.Membuat Cantika harus menarik nafas keras melihat kelakuan Saka yang selalu bisa membuat emosinya naik turun.