Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Olin pada Myla
Jambi, 30 November 2024
Mansion Maxime jam 22.00...
Setelah membersihkan dirinya dikamar yang diberikan oleh Hades, Hiro langsung menghubungi Mommy nya melalui sambungan telepon milik Mansion Maxime.
"Mudah-mudahan Mommy belum tidur," gumam Hiro sedikit gelisah.
"Ya, halo! Dengan siapa di sana?" sahut Olin dari seberang sana dengan suara serak.
Deg
"Apa Mommy habis menangis?" lirih Hiro dengan perasaan bersalah sambil menjauhkan sedikit gagang telepon dari mulutnya.
"Halo, siapa di sana?" ucap Olin lagi dengan nada tidak sabaran.
"Mommy!" seru Hiro dengan perasaan yang membuncah.
"Oh my god my dear? Kau kah itu? Apa kau baik-baik saja? Kenapa kau tidak memberitahu Mommy? Kau pergi kemana? Mommy mencari mu seperti orang gila, sayang?" cerca Olin seperti laju kereta api dengan suara sengau yang berarti ia sedang menangis.
"Mommy, i'm sorry! Maaf sudah bikin Mommy cemas dan menangis. Aku baik-baik saja, Mom. Sekarang aku ada di Mansion Harry, aku izin menginap disini untuk beberapa hari. Mommy tidak usah khawatir lagi karena aku baik-baik saja. Maaf baru bisa menghubungi Mommy sekarang karena ponselku hilang. Maaf, Mommy!" ucap Hiro dengan suara yang tercekat di tenggorokan karena menahan sesak di dadanya.
"Oh, my dear! Syukurlah kau baik-baik saja! Mommy sampai akan menghubungi Uncle Bryan untuk mencari keberadaan mu, Nak! Meskipun kau sudah lima belas tahun, tetapi bagi Mommy kau adalah bayi kecil Mommy. Berjanjilah untuk tidak menghilang seperti ini meskipun hanya beberapa jam, sayang? Apa yang harus Mommy katakan pada Oma dan Opa mu jika terjadi sesuatu padamu, Nak? Kau segalanya bagi Mommy," ucap Olin mengeluarkan isi hatinya akan posisi Hiro di hidupnya.
"Iya, Mommy! Aku janji tidak akan seperti ini lagi, dan sekali lagi aku minta maaf. I love you, Mommy!" sahut Hiro sembari mengusap lelehan air mata di pipinya.
"Yes, Baby! Jangan lagi meminta maaf karena Mommy sudah memaafkan mu! Jangan bersikap yang kurang ajar saat di rumah orang, Baby! Jaga perilakumu sebagai seorang tamu di sana! Sampaikan salam Mommy untuk Harry! Istirahat lah, Nak! I love you more, My dear!" ucap Olin sebelum panggilan tersebut terputus.
Tut, tut, tut...
"Huh, maafkan Hiro yang sudah bikin Mommy menangis!" gumamnya sembari membuang pelan napasnya guna mengurangi rasa sesak di dadanya.
Di ruang kerjanya, Hades ikut menutup telepon karena ia mendengar dengan jelas percakapan Ibu dan anak itu dengan sengaja. Raut mukanya berubah saat mendengar suara serak wanita pujaannya yang pastinya lelah menangis karena mengkhawatirkan sang anak yang tidak ada kabarnya sedari siang.
"Hiro bukan tamu di Mansion ini, Baby! Sekarang ini memang masih tamu menginap, tetapi sebentar lagi ia akan menjadi penghuni Mansion ini bersama kita berdua yang akan menjadi orang tuanya!" ucap Hades sambil bersandar dipunggung kursinya.
Pria matang itu memejamkan matanya dengan pikiran yang melayang entah kemana. Pikirannya bercabang dengan keadaan Hiro yang diincar kerabat ayah kandungnya, tentang identitas pemilik mobil yang mengganggu pikirannya sedari tadi, dan tentang hubungannya dengan Olin yang belum diketahui kedua anak mereka.
"Sepertinya aku harus cepat mengatakan tentang Olin pada Harry dan juga keinginanku untuk menjadikan Olin ibu sambungnya Harry! Jika kami cepat menikah, maka aku akan lebih leluasa menjaga keduanya terutama Hiro dari incaran Takeshi. Tapi aku juga tidak mungkin merahasiakan kejadian ini dari Olin karena hal ini berkaitan dengan nyawanya Hiro," ucap Hades membuka matanya dengan hati gamang.
🌺🌺🌺
Cake&bakery Olin...
"Kak, apa gak curiga Hiro dengan kakak yang ternyata nangisnya bukan karena mencemaskan dia tetapi gara-gara nonton Drakor?" tanya Myla sambil menyeruput kuah mie rebus yang mereka masak tadi.
"Tentu saja tidak! Biarkan saja Hiro mengira kakak menangis karena mencemaskan dirinya, padahal kakak tidak sampai menangis karena cemas. Kakak hanya tidak ingin Hiro dan Laki-laki yang menolongnya curiga jika kakak tidak menangis ketika mendapati anaknya hilang dari siang tanpa kabar. Biarkan saja mereka berpikir demikian karena kakak tidak mau Hiro curiga dengan kakak. Apalagi saat kakak ingin membebaskan Hiro tadi, ia melihat kakak pakai bahasa isyarat yang sangat ia kenal. Anak itu pasti saat pulang nanti akan bercerita jika ia bertemu lagi dengan orang yang menyelematkan saat kecil dulu," jawab Olin panjang lebar sambil mengunyah basreng pedas sebagai camilan.
"Ckckck, dasar kakak ini! Mau sampai kapan kakak merahasiakan identitas kakak yang sebenarnya dari Hiro? Hiro kan sudah besar dan pastinya dia pasti akan mendukung apa yang kakak lakukan. Apalagi kakak kan juga sudah tidak bekerja lagi sebagai Komandan pasukan khusus, jadi gak masalah lah jika Hiro tahu siapa kakak sebenarnya," ucap Myla dengan pendapatnya.
"Tidak semudah itu, Myla. Meskipun aku sudah pensiun dari Komandan pasukan khusus, pastinya orang-orang yang serakah pasti masih mencari keberadaan ku, terlebih lagi jika mereka tahu aku sudah memiliki anak. Aku tidak mau anakku menjadi sasaran target mereka yang ingin mengendalikan aku. Sekarang ini aku harus menjaga Hiro lebih ketat lagi karena dugaanku penculikan ini pasti ada hubungannya dengan ku dan Kenji," sahut Olin menghela napas panjang dengan mata menerawang.
"Apa maksud kakak berkata seperti itu?" tanya Myla sambil meletakkan sendok di mangkok yang sudah kosong isinya.
"Sudah dua hari sebelum kejadian ini aku selalu bermimpi buruk, aku bermimpi Kenji datang dengan menangis darah. Aku tidak tau apa maksud dari mimpi itu karena dalam mimpiku Kenji tidak mau bicara, dia hanya diam menangis dengan air mata darah. Dulu aku memang masa bodo dengan siapa Kenji dan bagaimana keluarganya. Karena tidak ingin mengganggu privasinya, aku tidak ambil pusing darimana dia berasal, yang penting kami saling suka dan nyaman saat bersama. Aku juga tidak mencari tahu kenapa dia bisa bergabung dengan kelompok imigran dari Afganistan. Aku hanya tahu jika ia berada di sana karena menyelamatkan salah satu keluarga yang pada saat itu kehilangan banyak darah karena tembakan musuh. Asalkan dirinya bukan teroris aku tidak mempermasalahkan itu karena yang aku tahu Kenji bersih dari segala tindak kejahatan baik dalam negaranya maupun pada internasional," jawab Olin dengan ekspresi datar.
"Lalu, apa yang akan kakak lakukan sekarang ini? Apa kita harus menghubungi Bryan untuk meminta bantuannya mencari tahu tentang orang-orang yang menculik Hiro tadi?" tanya Myla meminta pendapat Olin.
"Sepertinya begitu. Kemampuan kita berdua masih di bawah rata-rata dalam dunia hacker. Sekarang kita tidur saja karena besok pagi aku akan menghubungi Bryan langsung. Aku tidak bisa diam saja, aku harus mencari sendiri siapa mereka dan apa yang mereka inginkan dengan menculik Hiro," jawab Olin sembari berdiri membawa toples berisi basreng ke atas meja.
Bersambung...