Nadia adalah cucu dari Nenek Mina, pembantu yang sudah bekerja di rumah Bintang sejak lama. Perlakuan kasar Sarah, istri Bintang pada Neneknya membuat Nadia ingin balas dendam pada Sarah dengan cara merebut suaminya, yaitu Majikannya sendiri.
Dengan di bantu dua temannya yang juga adalah sugar baby, berhasilkah Nadia Mengambil hati Bintang dan menjadikannya miliknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Nenek Mina menunggu Nadia di depan rumah, dia memperhatikan lingkungan sekitar yang memang di padati penduduk itu. Nenek Minapun merasa kalau tempat ini tidak cocok untuk Nadia, gadis itu masih sangat remaja sehingga mungkin akan mengundang orang-orang berniat tidak baik padanya. Apalagi mereka masih sangat baru di lingkungan itu.
Seperti saat Nadia berjalan ke rumah kontrakannya, beberapa pasang mata tidak melepaskan pandangannya pada gadis itu, baik itu anak muda atau orang tua, laki-laki dan juga para wanita mereka semua memperhatikan Nadia.
“Nenek, kenapa di luar” Nadia memapah Nenek Mina kembali masuk ke dalam rumah. Mereka lalu duduk di ruang tamu.
“Bagaimana menurut kamu dengan tawaran Tuan Bintang” Nenek Mina sesungguhnya ingin menerima bantuan itu, tapi dia tetap mengedepankan pendapat Nadia.
‘Kalau aku terima aku pasti akan selalu berada dekat dengan Tuan Bintang, sedangkan aku sedang berusaha menjauhinya. Au benar-benar tidak ingin lagi terikat hubungan apapun dengannya’
“Bagaimana, Nad? Nenek tidak begitu suka dengan lingkungan di sini, Nenek tidak mau kita lebih lama lagi berada di sini” kata Nenek Mina yang mengalihkan pikiran Nadia dari gejolak batinnya. Dia sungguh tidak mau lagi berhubungan dengan Bintang.
“Lagian kamu juga sih, masa pilih rumah tidak lihat lingkungan” kata Nenek Mina.
“Apa pentingnya sih, Nek. Yang pentingkan kita punya tempat berteduh. Lagi pula orang di sini ramah kok sama Nadia, makanya waktu itu Nadia ambil rumah ini. Toh rumah ini juga yang paling murah. Kita coba aja dulu tinggal beberapa waktu, kalau Nenek memang tidak cocok, nanti kita cari rumah yang lain. Nadia juga masih sibuk cari kerja” Akhirnya Nadia memberanikan diri menolak tawaran Bintang di depan Nenek Mina.
Mau tidak mau, Nenek Mina pun terpaksa mengikuti Nadia dan tidak mau lagi berdebat dengan cucunya itu.
Pagi sudah menjelang, Nadia tidur cukup nyenyak karena kelelahan. Bukan hanya tubuhnya, tapi juga hatinya. Saat dia keluar dari kamar, sudah ada sarapan di atas meja. Nadia minum segelas air putih lalu makan nasi goreng yang sudah di siapkan Bi Mina.
Hari ini Nadia ada panggilan interiew di salah satu restoran siap saji, dan beruntungnya Angel juga mendapat panggilan yang sama. Jadilah hari ini mereka janjian untuk pergi bersama.
“Selamat pagi, Nad” Nadia menoleh dan mendapati abang ojek langganannya. Abang ojek itulah yang menunjukkan tempat ini pada Nadia.
“Eh, Bang. Kebetulan” kata Nadia melihat ojek langganannya. Laki-laki bernama Aris itupun berhenti di depan Nadia.
“Mau ke mana?” tanya Aris. Nadia lalu menyebutkan tujuannya.
“Abang antar sampai depan aja yah, soalnya abang mau antar istri abang ke rumah sakit”
“Istri abang sakit?” tana Nadia.
“Iya, Nad. Kayaknya udah mau lahiran. Ini abang mau keluar cari angkot” kata Aris.
“Ya udah deh, antar sampai depan aja.”
Sudah ada Angel yang menunggu di depan restoran, bukan hanya Angel ternyata tapi ada Vanesa juga yang sengaja datang memebri semangat pada kedua temannya itu.
Mereka lalu masuk ke dalam restoran, “Semangat yah” kata Vanesa yang ikut masuk ke dalam restoran mengantar Nadia dan Angel.
Sambil menunggu temannya, Vanesa memesan beberapa makanan dan minuman. Dia juga mengambil ponselnya dan berbalsa pesan dengan Alex.
Setelah menunggu satu jam lebih, Nadia dan Angel terlihat mendekati Vanesa yang sedang senyum-senyum sendiri melihat ponselnya. Kedua gadis itu menampakkan wajah sedih membuat Vanesa yakin mereka tidak berhasil mendapatkan pekerjaan ini.
“Gagal yah” tebak Vanesa.”Ya sudah, minum dulu” katanya lagi menyodorkan minuman kepada kedua temannya itu.
“Jangan sedih gitu dong, aku kan juga ikut sedih. Masih banyak lowongan pekerjaan kok, nanti aku temani kalian cari” kata Vanesa memberi semangat kepada kedua temannya.
Vanesa lalu terkejut ketika tiba-tiba Nadia dan Angel memeluknay sambil berteriak.
“Kita di terima, kita di terima....” teriak Angel yang membuat beberapa pengunjung restoran melihat ke arah mereka.
“Ihh, kalian” Vanesa memeluk kedua temannya itu dengan haru. Ternyata Nadia dan Angel sudah kompak untuk memberi kejutan pada Vanesa.
“Dan katanya lagi, kita bisa menyesuaikan jam kerja kalau nanti sudah mulai kuliah” kata Angel dengan semangatnya.
“Iya, baik banget yah. Mana gajinya juga lumayan” sambung Nadia.
“Eh, kemarin Tuan Bintang datang ke kontrakan aku” kata Nadia mulai bercerita. Hari ini seperti satu bebannya terangkat, jadi dia bisa sedikit santai menjalani hidup.
“Mau apa lagi sih itu om-om. Eh, tapi dari mana dia tahu alamat kamu” kata Angel.
“Benar juga, dari mana Tuan Bintang tahu aku tinggal di mana. Apa jangan-jangan aku di ikuti?” Mereka bertiga sontak emlihat sekeliling namun tidak ada orang yang mencurigakan. Memang sudah tidak ada, kemarin Bintang meminta seseorang untuk mengikuti Nadia dan mencari tahu di mana gadis itu tinggal.
“Dia mau aku pindah dari rumah kontrakan. Katanya lingkungannya nggak baik” cerita Nadia tentang tujuan Bintang menemuinya kemarin.
“Jadi bagaimana? Kamu mau pindah?”
“Nggak lah, itu sama aja aku kembali menjerumuskan diriku. Aku sudah tidak mau lagi patah hati” jelas Nadia yang menolak tawaran Bintang.
“Bagus, Nad. Jangan di kasih hati. Sekali kamu buat keputusan kamu harus konsisten dengan keputusan kamu” sekarang saja baru mendukung Nadia menjauhi Bintang padahal sejakawal, Vanesa adalah orang yang paling kekeh Nadia menggoda Bintang. Dan saat temannya itu patah hati, Vanesa juga yang paling lantang mengatakan untuk menjauh dari Bintang. Huh...
“Eh, pindah yuk. Berhubung hari ini kalian sudah resmi menjadi seorang karyawan, aku mau traktir kalian makanan yang mahal. Sudah lama kan kita tidak makan enak di restoran” ajak Vanesa.
“Mau ya, nanti giliran kalian yang traktir aku” bujuknya lagi. Nadia dan Angel saling lirik.
“Ayokkk” kata mereka berbarengan. Ketiga gadis itu lalu meninggalakna restoran siap saji dan menuju restoran mahal sebagai ucapan selamat dari Vanesa katanya.
Mereka sampai dengan menggunakan taksi online, mereka mencari posisi yang bagus untuk mengambil gambar dan di upload di sosial medianya masing-masing.
“Ke toilet yuk” ajak Nadia pada siapapun yang ingin menemaninya. Dan ternyata kedua temannya juga ingin ke toilet, jadilah mereka bertiga pergi setelah memesan beberapa makanan enak. Saat melewati sebuha pintu ruang priat yang pintunya terbuka karena pelayan sedang membawa makanan masuk, Nadia melihat sosok yang amat sangat dia kenali. Dia melihat sekali lagi dan memang itu adalah Sarah Diandra.
“Itu Sarah Diandra kan?” tanya Nadia pada Vanesa dan Angel. Kedua temannya tidak sempat melihat dengan jelas karena pintu sudah tertutup kembali.
“Kamu yakin itu Sarah Diandra?” tanya Vanesa. Mera masih berdiri di depan pintu ruang priat itu.
“Iya, aku yakin. Tapi laki-laki yang bersamanya itu bukan Tuan Bintang”
“Ke toilet dulu, nanti kita bahas lagi” Angel berjalan lebih dulu karena sudah kebelet, sementara Nadia di temani Vanesa masih berdiri di depan pintu dengan rasa penasaran yang amat sangat.
‘Nyonya Sarah sama siapa, kenapa laki-laki itu memegang dan mencium tangannya?’
kalau di kehidupan nyata sudah pasti salah.