Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cemburu bab 1
malam menjemput menggantikan posisi pagi,
" yoebo...wahyu dan Fara mau main kesini, boleh ya!" ucap Nala dengan mata memohon.
"tidak, bukankah si Wahyu itu laki-laki" Kim melotot.
" iya...dia laki-laki, memang kenapa?" gumam Nala
" sayang... aku tidak suka kamu dekat laki-laki selain aku " ucap Kim dengan nada tinggi.
" tapi aku kesepian yoebo, aku juga bosan nonton TV terus, kamu kan sibuk!" ya Nala tau kalau Kim hari ini akan pergi keluar lagi.
Kim merasa kasihan kepada istrinya, Kim mengerti perasaan istrinya. Pasti dia sangat jenuh karena dia selalu dirumah, dan hari ini Kim ada pertemuan lagi dengan Jackson dan yang lain membahas perihal pamannya. Itu pasti akan memakan waktu sampai larut malam, terbayang oleh Kim bagaimana Nala menangis kemarin. Dia tidak ingin istri nya sedih seperti kemarin, setidaknya kehadiran sahabat-sahabatnya dapat menghilangkan rasa jenuhnya. Lagipula tidak dilakukan setiap hari, dan permasalahan pamannya akan diselesaikan hari ini. Setelah berfikir lama,
" baiklah, tapi harus tetap dalam pantauan Arnold, okey" ucap Kim tegas.
" iyaa.. terimakasih ya sayang" senyum Nala merekah lalu menciumi wajah Kim.
Kim dan Nala akhirnya keluar kamar lalu turun kebawah untuk sarapan, tak berapa lama Toni datang dia sudah siap mengantarkan Kim.
"Arnold, nanti teman-teman istriku akan datang, tolong jamu mereka dengan baik, dan jaga istriku agar tidak dekat-dekat dengan teman laki-laki nya, laporkan semuanya kepada ku tanpa terkecuali, paham" jelas Kim memberikan perintah kepada Arnold.
" baik tuan" jawab Arnold sambil menunduk hormat.
apa itu terlihat tidak berlebihan, batin Nala. Sambil memanyunkan bibirnya, Kim yang melihat tingkah istrinya hanya tersenyum gemas. Nala mengantarkan suaminya sampai kedepan pintu, Kim mencium kening lalu bibir istrinya.
" baik-baik, jangan macam-macam okeyy" ucap Kim lalu tersenyum.
Toni membukakan pintu mobil dan menutup kembali setelah tuannya masuk kedalam mobil, lalu menunduk berpamitan kepada Nala. Nala melambaikan tangannya saat mobil mulai melaju, setelah sudah tak terlihat lagi mobil Kim. Nala masuk kedalam rumah berjalan terus menuju ke atas kembali ke kamarnya, masuk ke dalam kamar dia mengambil handphone nya menghubungi sahabat-sahabatnya.
Sambil menunggu teman-temannya datang, Nala memainkan hpnya. Ketukan pintu kamar membangunkannya ternyata dia sempat tertidur di sofa, Nala bangkit dari tidurnya lalu duduk di sofa.
" iya...masuk" ucapnya
Arnold membuka pintu kamar,
" nyonya teman-teman anda sudah datang, dan menunggu diruang tamu" kata Arnold.
" baik, terimakasih pak, saya bersiap dulu" jawab Nala.
Arnold mengangguk sambil mundur keluar kamar dan kembali menutup pintu kamar. Nala pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap, lalu keluar kamar dan turun ke bawah. Nala melihat kedua temannya duduk diruang tamu,
" Wahyu, Fara..." teriak Nala sambil berjalan menghampiri.
Mereka berpelukan satu persatu melepas rindu, karena sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Adegan peluk-peluk mereka dilihat oleh pak Arnold dan dus pelayan wanita,
" ehem.." pak Arnold memberikan kode agar Nala tidak lama berpelukan.
Sebenarnya tak apa, pak Arnold merasa senang melihat nyonya bahagia. Tapikan ada hati tuannya yang harus dia khawatirkan, karena tuannya itu sangat pencemburu. Wahyu menyerahkan beberapa kotak cemilan dan buah-buahan. Pak Arnold menerimanya sambil mengucapkan terimakasih, dan menyerahkan kembali kepada seorang pelayan wanita untuk dibawa ke dapur.
"silahkan mengobrol nona, saya akan menyiapkan minum dan cemilan" ucap Arnold.
" iya terimakasih pak" sahut Nala senang.
Seiring langka pak Arnold yang menjauh, Nala mulai mengekspresikan kerinduannya dengan lebih bebas. Bisa gawat kan, kalau sampai pak Arnold melaporkan pada tuan Kim nanti, pikirnya. Padahal sudah pasti Arnold melapor pada tuannya, kesetiaannya pada tuan Kim tidak perlu diragukan.
"gimana kabar lo berdua? Gue kangen banget!" sambil memeluk mereka lagi.
Kedua teman nya membalas pelukan Nala dengan erat, tidak dibuat-buat mereka terlalu senang bisa bertemu Nala. Seperti tidak ada jarak terbentang diantara mereka, Wahyu sampai menghentak-hentakan kakinya.
" sibuk mau ujian" jawab Fara sambil manyun.
Diiringi anggukan Wahyu yang ikutan manyun.
" Kita berdua seneng liat hidup lo sekarang Nal, bahkan lagi hamil, iiihhh jadi nggak sabar punya ponakan " ucap Wahyu kegirangan.
"tapi lo nggak mual-mual atau ngidam gitu?" tanya Fara penasaran.
"katanya kan hamil muda muntah-muntah Nal, tapi ko lo biasa aja Nal?" tanya Nya lagi semakin penasaran.
Nala yang ditanya tertawa melihat wajah Fara yang penasaran,
" awal-awal iya, tapi sekarang udah nggak pernah mual, cuma kepengen makan melulu, lo tau porsi makan gue kaya kuli sekarang!" ucap Nala cekikikan sambil menutup mulutnya.
Nala juga menceritakan perihal ngidamnya yang selalu dituruti suaminya, dengan kejadian-kejadian lucu yang terjadi pada suaminya. Temannya yang mendengar hanya bisa menganga menutup mulutnya, seakan tidak percaya dengan apa yang dilakukan seorang mister Kim, karena mereka tau bagaimana mister saat mengajar dulu dikampus. Seorang mister Kim rela melakukan itu semua, demi istrinya. Mister Kim dulu dikampus terkenal dingin, dan sangat menjaga jarak dengan orang lain.
" tadinya gue pikir, assisten Toni yang akan dia suruh, gue juga kaget ternyata karena dia benar-benar melakukannya sendiri" ucap Nala senang dan bangga pada suaminya.
Mereka mengobrol dan tertawa bersama, sambil Nala memeluk tangan Wahyu. Nala langsung melepas tangan nya dari Wahyu, saat psk Arnold muncul membawa nampan. Dia meletakkan jus buah, cemilan manis dan dan potongan buah.
"apa ada lagi yang dibutuhkan nona?" tanya pak Arnold.
"tidak pak terimakasih, pak Arnold bisa melanjutkan pekerjaan bapak" ucap Nala tersenyum kaku. Semoga pak Arnold tidak melihat, aaaaa gumam Nala.
Pak Arnold menyingkir menjauh, namun tetap dalam jangkauan bisa melihat Nala. Matanya tetap seperti elang, yang mengawasi wanita kesayangan tuannya itu.
"apa lo selalu diawasi kaya gitu Nal?" ucap Fara merasa sedikit tidak nyaman, Wahyu hanya mengangguk.
"hemmm" jawab Nala sambil mengangguk dan tersenyum.
" santai aja nanti juga terbiasa" gumam Nala sambil menikmati jusnya.
" gue berharap setelah melahirkan, yoebo ngizinin gue lagi buat kuliah" ucap Nala, menatap kedua temannya.
Kedua temannya mengerti perasaan temannya ini, karena lulus kuliah dan pergi ke Korea adalah cita-cita nya. Nala adalah gadis yang hebat dia tidak pernah sama sekali, mengeluh dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dia selalu menerima dan bertanggung jawab dengan yang sudah ditakdirkan untuk nya. Dia punya pemikiran yang mandiri dan dewasa, jadi wajar saja sekarang dia dicintai oleh suaminya. Selama ini Nala selalu menanggung kesedihannya sendiri, dari ditinggal orang tuanya. Menikah dengan Mister Kim karena tragedi pemerkosaan itu sekarang hamil, dan dia harus meninggalkan semua cita-cita dan impiannya itu.
"kita berdua selalu berharap lo bahagia Nala, apapun yang terjadi kedepannya sama lo Nal" ucap Fara sedih memeluk Nala.
Nala membalas pelukan sahabat nya itu, berterima kasih atas cinta dan dukungan yang selalu diberikan kedua sahabatnya itu. Kedua sahabatnya itu selalu menemaninya di masa-masa sulitnya, dan selalu membantunya.