penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 (Penjelasan Sang Tuan Muda Pada Putri Pertama)
...༻𓆉༺...
Ling-Shu bersama dengan Jiang-Yin dan Su Rong-Jing kemudian berjalan masuk sembari menatap sinis Huo-Yin'er, Han Fei-Yun, dan Bai Yi-Chen dengan sarkas. Tian-Hua yang melihat reaksi mereka kemudian sadar jika hubungan mereka tidak terlalu baik dan ingin secepatnya mengakhirinya.
“ada apa tuan putri pertama kekaisaran merak langit..........?” tanya Tian-Hua yang menanyakan tujuan Ling-Shu datang.
Ling-Shu kemudian berkata dengan angkuhnya. “aju datang untuk mendaftarkan nama regu ku....., dan tak sengaja melihat ke enam orang bodoh ini di sini. Terutama Bai Yi-Chen...., saat dia bertarung dengan ku tubuh rohnya adalah naga awan badai....., sementara naga awan suci hanya di miliki oleh dewa Long Yi-Chen....”ujarnya dengan nada sarkas.
Han Fei-Yun yanng tidak terima kemudian menyambar. “benarkah....? tapi disini kau lah yang seperti orang bodoh. Tempat pendaftaran ada di murid halaman depan aula...., tapi kau malah masuk ke aula. Apakah otakmu itu masih waras Ling-Shu......?” timpal Han Fei-Yun yang membuat Ling-Shu gemetar dengan amarah.
Ling-Shu kemudian berkata. “kau...., tetua tian...., sepertinya ada sedikit kesalahpahaman padaku. Akku pamit dulu....., dan aku menantikan pertarungan kalian nanti.....” ujarnya melirik ke arah regu Long-Wu terutama adalah Huo-Yin'er.
Ling-Shu kemudian pergi keluar bersama dua bawahnya keluar dengan rasa malu. Bai Yi-Chen kemudian kembali memberi penjelasan pada Tian-Hua.
“baiklah aku akan melanjutkan penjelasan ku....., kalian pasti tahu betul tentang gambaran naga awan suci melalui beberapa buku. Sekarang kalian lihat sendiri bentuk rohku ini. Long Bai-Chen......, keluarlah......” titahnya pada tubuh roh dalam kesadaran spiritual dengan memfokuskan energi spiritual dan menciptakan telepati.
Long Bai-Chen kemudian keluar dari formasi kecil di dahi Bai Yi-Chen dalam bentuk kecil yang perlahan membesar. Kini naga itu langsung melihat sekitar dan ada banyak orang yang memandangnya, karena ketakutan ia kemudian kembali menyusut dan berlindung di balik tubuh Bai Yi-Chen.
“tu....tuan...., kenapa mereka menatapku seperti itu......?” tanyanya dengan suara pelan.
Bai Yi-Chen kemudian berkata. “tidak perlu khawatir......., mereka hanya ingin melihatmu saja.......” ujar Bai Yi-Chen dengan tenang.
Tian-Hua kemudian bertanya pada naga kecil itu. “nama mu Long Bai-Chen........? apa kau tahu bagaimana kau tercipta.....?” tanya Tian-Hua dengan tatapan penasaran.
Long Bai-Chen kemudian menjawab. “sebenarnya tuan sendirilah yang menciptakan ku....., awalnya aku adalah nga awan cuci yang mengamuk id kesadaran spiritual tuan namun juga naga badai suci tuan yang bertarung melawan naga awan suci...., tuan berhasil memurnikan naga awan suci dan akhirnya menggabungkan mereka dengan darah tubuh spiritual tuan. Dari darah itu aku tercipta dengan kesadaran bahkan biasa mengingat siapa tuan yang sebenarnya......” jelas Long Bai-Chen dengan sedikit takut.
Bai Qing-He kemudian menyela. “tunggu dulu......, tapi bagaimana naga awan suci bisa mengamuk di kesadaran spiritual kakak.........?” tanyanya dengan heran.
Bai Yi-Chen kemudian mengeluarkan perintah untuk Long Bai-Chen. “bai-chen kau masuk lah.......” titahnya yang kemudian membuat ;ong bai-chen bergegas masuk ke kesadaran spiritual dari formasi di dahi Bai Yi-Chen.
Bai Yi-Chen kemudian kembali menjelaskan. “aku lah yang membuat mutasi ro kedua di kesadaran spiritual ku..., namun aku sudah berhasil memurnikannya saat itu juga......” ujarnya.
Seisi ruangan terdiam seribu bahasa karena memikirkannya. Tian-Hua yang juga masih berpikir kemudian berkata. “baiklah....., aku akan tanya lain kali. Kalian lebih baik melakukan persiapan untuk keberangkatan nanti sore....., kalian boleh pergi.....” titah Tian-Hua.
Semuanya kemudian menjawab dengan serempak. “baik tetua.......” balas mereka serempak.
Kini dari aula sekte itu hanya berdiri Tian-Hua sementara yang lain menuruni tangga untuk kembali ke penginapan. Di saat semuanya tengah menuruni tangga, Bai Yi-Chen mengirim pesan telepati pada semua anggota Long-Wu kecuali Huo-Yin'er.
“(kalian semua pergilah berjalan duluan...., berikan aku waktu bersama putri Huo untuk menyelesaikan kesalahpahaman........)” titah Bai Yi-Chen melalui telepati.
Han Fei-Yun dan Huo-Yao saling menatap dan berkata. “Huo-Yao....,temani aku membeli sesuatu. Yin’er aku pinjam dulu pelayan mu ya.......” izin Han Fei-Yun.
Huo-Yao kemudian juga meminta izin dari sang nona. “putri...., aku perlu izin mu.......” ujar Huo-Yao dengan sedikit senyum dan berharap hubungan Bai Yi-Chen dan Huo-Yin'er akan membaik.
Huo-Yin'er berjalan sembari menatap keduanya dengan ramah. “kalian pergi saja dulu..., dan berhati-hatilah di jalan......” ujarnya memperingatkan.
Han Fei-Yun dan Huo-Yao menjawab dengan senyum dan berkata. “baik......, kami pamit...!!!” pamit keduanya serempak yang langsung pergi dengan ilmu peringan tubuh.
Bai-Cuan dan Bai Qing-He kini juga saling menatap dan kemudian melirik ke arah Bai Yi-Chen. Bai Qing-He kemudian berkata. “kakak...., aku mau membeli kue zaitun. Aku ingin makan nanti di kereta dan boleh kah aku mengajak kak Bai-Cuan.......?” tanya Bai Qing-He yang mengedipkan satu mata.
Bai Yi-Chen kemudian menatap ke arah Bai-Cuan dan berkata. “baiklah...., Bai-Cuan kau jagalah Bai Qing-He aku akan menunggu kalian di penginapan.....” balas Bai Yi-Chen.
Bai-Cuan kemudian berkata. “tuan muda kau tenang saja......., aku akan menjaga tuan muda kedua dengan baik.....” balas Bai-Cuan yang mengedipkan satu mata.
Keduanya kemudian pergi dengan ilmu peringan tubuh. Huo-Yin'er yang melihat kini tinggal tersisa dirinya dan Bai Yi-Chen kemudian langsung menggunakan ilmu peringan tubuh, namun Bai Yi-Chen terus mengikutinya. Huo-Yin'er yang tahu ada yang membuntutinya kemudian langsung turun di tengah keramaian pasar dan berjalan cepat.
Namun sayang Bai Yi-Chen yang inderanya di pertajam masih tetap bisa menemukannya, Bai Yi-Chen pergi turun ke sebuah gang. dan saat Huo-Yin'er mendekat ke arah gang itu, tangan Bai Yi-Chen langsung menarik tangan Huo-Yin'er dalam gang itu Bai Yi-Chen memojokkan hu0-yin’er. Kini punggung Huo-Yin'er langsung menyandar ke arah tembok dengan tubuh Bai Yi-Chen menghalangnya untuk pergi, tangan Bai Yi-Chen kemudian bertumpu pada tembok kayu dan menghalangi Huo-Yin'er dari sisi kanan dan kiri.
Huo-Yin'er kemudian mengernyitkan dahi dan memasang wajah kesal. “apa yang kau lakukan.....!!! lepaskan aku.....!!!!” tekannya.
Bai Yi-Chen dengan rasa menyesal kemudian berdiri tegap dan berkata. “maafkan aku....., aku telah menyakiti perasaan mu. Tapi hanya dengan cara itu aku bisa melindungi dirimu.....” ucapnya.
Huo-Yin'er tertegun sejenak dan kemudian membuang muka dan bertanya. “apa maksudmu........? kau ingin menyalahkan ku lagi.....?” tanyanya dengan mata sayu.
Bai Yi-Chen menggelengkan kepala dengan ekspresi penuh penyesalan dan langsung memeluk Huo-Yin'er. “maaf......, maafkan aku. Aku masih belum menebus kesalahanku di kehidupan sebelumnya padamu...., aku berhutang penjelasan...., nyawa dan segala hal padamu. Wu Ling-Yi andai aku mendengarkan mu saat itu..., kita tidak akan kembali di titik ini......” ucap Bai Yi-Chen penuh sesal dan meneteskan air mata.
Huo-Yin'er yang merasakan ketulusan Bai Yi-Chen kemudian menatap matanya yang tertutup dan air mata yang deras. Dirinya kemudian akhirnya membuka suara. “Bai Yi-Chen....., aku juga ingin meminta maaf. Maafkan aku...., aku seharusnya juga tidak harus selalu mengawasi mu dan aku juga sadar jika aku sendirilah yang mempermainkan harga dirimu.......” balas Huo-Yin'er juga dengan rasa penyesalannya.
Bai Yi-Chen yang masih memeluk erat Huo-Yin'er kemudian berkata. “tidak...., akulah yang bersalah pada dirimu. Aku bahkan pernah memaksa dirimu untuk mati di hadapanku di kehidupan sebelumnya....!!!” tekan Bai Yi-Chen.
Huo-Yin'er terkejut mendengarnya. Kini dirinya berpikir pantas saja sebelumnya Bai Yi-Chen meminta dirinya untuk tidak membencinya saat mengetahui kebenarannya. Namun, Huo-Yin'er yang berpikiran terbuka kemudian langsung memeluk Bai Yi-Chen dengan erat dan berkata. “tidak ada asap tanpa adanya api...., aku sudah tahu penjelasan mu tentang kematian mu di hari pernikahanmu. Siapa wanita itu kau harus menjelaskannya padamu....” ujar Huo-Yin'er berusaha menenangkan Bai Yi-Chen.
Sementara itu dari kejauhan masih ada empat orang yang memantau mereka, meraka adalah Han Fei-Yun, Huo-Yao, Bai-Cuan, dan Bai Qing-He dengan teknik kultivasi dari Han Fei-Yun.
Bai Qing-He yang tak bisa mendengarkan percakapan sang kakak kemudian mengeluh pada Han Fei-Yun. “kak fei-yun...., apa kemampuan mata elang mu ini tidak bisa mengetahui pembicaraan mereka....?” tanya Bai Qing-He yang melirik ke arah Han Fei-Yun dengan mengedipkan matanya dua kali.
Han Fei-Yun kini melirik Bai Qing-He dengan mata menyipit dan berkata. “dasar bocah..., kita di sini untuk mengamati mereka....., lalu kenapa kau tidak ciptakan teknik baru dasar penguping.....” geram Han Fei-Yun.
Huo-Yao kemudian langsung berpikir. “kira-kira apa yang sedang mereka bicarakan....?” tanyanya.
Bai-Cuan kemudian menjawab. “mungkinkah mereka berencana untuk memperdalam hubungan...?” pikirnya yang membuat semua orang kembali mengamati.
Bai Yi-Chen yang masih dengan erat memeluk Huo-Yin'er kemudian berkata. “aku akan menjelaskan padamu sekarang sambil berjalan ke penginapan.... untuk masalah perjanjian menunggu selama lima tahun akan kita batalkan.....” ucap Bai Yi-Chen yang melepaskan pelukannya dan mengandeng tangan Huo-Yin'er.
Huo-Yin'er tertegun dan kemudian berjalan terdepan sambil menggandeng Bai Yi-Chen. “sekarang kau bisa menjelaskannya....” ucap Huo-Yin'er dengan tersenyum menatap Bai Yi-Chen dan keluar dari gang.
Mata Bai Yi-Chen yang tadinya di penuhi air mata kini akhirnya berbinar melihat Huo-Yin'er yang mau membuka hati. Dirinya kemudian berjalan berdampingan dengan gadis itu. “semua ini bermula tujuh ratus tahun yang lalu......, saat itu aku bertemu dengan seorang wanita bernama xue bing-chan dari kalangan dewa rendah yang di kejar pasukan iblis siluman......, saat itulah aku melindunginya dan awal dari perseteruan kita....” jelasnya
keren!