hubungan rumah tangga yangg penuh penghianatan namun berakhir bahagia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Maya's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
"jadi kamu mau bunda nunggu ayah kamu dan istrinya bercerai dulu baru kami bisa rujuk". Ujar santi
"gak begitu juga bunda. Susah ah kalau ngomong sama orang yang ambisius kaya bunda". Davina merasa kesal dengan santi terus meninggalkan santi yang masih nyerocos.
"davi bunda belum selesai ngomong". Teriak santi tapi tak dihiraukan davina.
******************
Hari demi hari berganti, laras akhirnya melahirkan seorang anak laki laki, tentunya pram sangat bahagia dengan kelahiran anak laki lakinya itu karna dia sangat mengharapkan kehadiran anak laki laki.
"alhamdulillah ras anak kita laki laki dia lahir sehat dan selamat". Ujar pram merasa bahagia menyambut anak laki laki pertamanya
"alhamdulillah mas" ucap laras yang sangat terharu melihat suaminya sebahagia itu.
"kamu mau kasih nama siapa mas...?". tanya laras memberikan kesempatan pada pram untuk memberikan nama pada bayi mereka.
"bagusnya apa yah ras..?". Pram malah balik tanya pada laras.
"aku nanya sama kamu kok malah kamu nanya balik sama aku sih, apa saja mas yang penting maknanya baik". Laras tersenyum
"gimana kalau kita beri nama Arya putra hartanto ?". Ujar pram pada laras.
"bagus mas, terserah mas saja nama Arya cukup bagus didengar". Ujar laras
Tak butuh waktu lama mereka pun pulang dari rumah sakit karna laras melahirkan secara normal jadi laras tak perlu lama dirawat dirumah sakit.
Semua keluarga berkumpul dirumah laras dan pram untuk menyambut kepulangan mereka dari rumah sakit. Walau pun mereka pulang hanya diantar oleh taxi online tapi tak mengurangi rasa bahagia mereka.
"alhamdulillah akhirnya cucu eyang pulang juga". Sambut bu fatma langsung memangku cucunya itu
Bergantian bayi mungil itu digendong oleh bu diah, nenek dari ayahnya.
"selamat ya nak, akhirnya kamu melahirkan dengan selamat, dan dalam keadaan sehat". Ujar bu diah pada menantunya itu.
"ia bu terima kasih". Ujar laras
"ras kamu mau makan sekarng nak, tadi ibu bawakan pepes ayam kesukaan kamu ?". Ujar bu fatma pada laras.
"ia bu, makasih juga". Ujar laras
Dengan telaten bu fatma menyuapi laras. Sedangkan bu diah dan bude lasmi sibuk dengan bayi mungil yang baru saja terlahir itu
"bu laras kanget saat saat seperti ini, laras kangen disuapi ibu seperti ini". Ucap laras sambil tersenyum bahagia
"dasar anak manja, sampai kapan kamu kangen dan ingin disuapi sama ibu terus ingat kamu itu sudah punya suami lho gak malu apa ?". Goda bu fatma sambil tersenyum pada putri bungsunya itu, sebemarnya dia pun merasa senang bisa merawat putrinya disaat saat seperti ini bagi dia laras adalah putri kecilnya walau pun dia sidah punya suami dan anak
"sampai suatu saat aku dan ibu dipisahkan oleh maut". Ucap laras sambil berkaca kaca.
"hey ada apa ini, kelihatannya akan turun hujan ya bu ?". Goda pram pada istrinya yang tengah disuapi mertuanya itu.
"ia, tadi ada yang minta disuapin ibu terus padahal dia sudah gede sudah punya suami sudah punya anak masih saja minta disuapi sama ibu". Ujar bu fatma terkekeh.
"ih ibu aku kan putri kecil ibu, yang sampai kapanpun aku akan menjadi putri kecil bagi ibu dan ayah". Ujar laras memanyunkan bibirnya. Pram dan bu fatma makin terkekeh mendengar perkataan laras itu.
Mereka bahagia dengan kehadiran bayi kecil ditengah tengah keluarga mereka. Pram selalu menjadi suami yang siaga untuk laras terutama untuk putranya, dia kerap mondar mandir antara toko dan rumah hanya untuk sekedar melihat putra kesayangnnya, yang kebetulan jarak antara toko dan rumahnya hanya berjarak lima belas meter saja, membuat dia leluasa untuk memantau anak dan istrinya.
"ras kamu sudah makan ?". Tanya pram pada laras penuh perhatian.
"belum mas nanti tunggu arya tidur dulu, baru aku akan makan". Ujar laras
"jangan tunggu arya tidur, sana kamu makan dulu biar arya aku yang jaga dulu gantian. Jangan sampai telat makan ras nanti ASI kamu ga cukup buat arya". Ujar pram
"gak mas tenang saja ASI ku masih aman mas jangan kawatir". Papar laras sambil tersenyum
Laras sangat bahagia dengan perlakuan pram pada dia dan bayinya. Hal ini tak bisa ia dapatkan dulu dari amar suami terdahulunya. Amar terlalu acuh dengan keadaan laras dan fatur kala itu, dia mempercayakan urusan laras dan fatur pada bu siti ibunya.
Itu semua membuat laras merasa tak nyaman, tapi berbeda dengan pram, pram begitu perhatian pada dia dan bayinya, hingga ia rela menahan lapar dan menggendong bayinya demi melihat laras mengisi perutnya terlebih dulu. Setelah laras selesai makan dia menyerahkan bayinya pada laras dan barulah dia makan.
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜