Pelabuhan Cinta (Paksa) Sang Letnan

Pelabuhan Cinta (Paksa) Sang Letnan

Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara

    Pesawat yang ditumpangi Danton Aldian, tiba di bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Dua tahun berlalu, akhirnya Aldian bisa menghirup kembali udara kota Yogyakarta yang lumayan berkeringat jika berada di bawah terik matahari.

    Atas permintaan kedua orang tuanya, Aldian terbang ke kota gudeg, kota di mana kedua orang tuanya kini tinggal dan menetap di sana.

    Aldian berjalan tegak layaknya model catwalk. Sesekali tangannya memainkan ponsel pintarnya guna membalas pesan WA dari sang mama.

    "Dughhhh."

    Sebuah insiden tabrakan antara dua tubuh manusia tidak bisa terelakkan lagi. Hampir saja ponsel Aldian terhempas begitu saja setelah sempat terlepas dari genggaman tangannya. Nasib baik Aldian segera menangkapnya, sehingga ponselnya tidak jatuh.

    "Maaf," ucap Aldian. Akan tetapi perempuan muda sekitar 25 tahun itu hanya menoleh sekilas lalu pergi terburu-buru seperti sedang ada yang dikejar.

    "Gadis itu, seperti kenal," gumam Aldian sembari membalikkan badan kembali dan berjalan lurus keluar pintu bandara. Ia sudah memesan grab yang sebentar lagi akan sampai.

    Beberapa saat kemudian, grab yang ditunggu Aldian tiba. Aldian segera menaiki grab dengan tujuan perumahan di sekitar Wirobrajan, Yogyakarta.

    Hanya kurang lebih 20 menit, Aldian tiba di depan sebuah rumah yang lumayan mewah. Di sinilah tempat tinggal kedua orang tua Aldian beserta Alda sang adik. Alda kembali ke Yogyakarta setelah ia diterima kuliah di UGM.

    "Kakakkkk!" Pekikan suara sambutan Alda membuat seisi rumah terkejut sekaligus kaget setelah mereka melihat siapa yanga datang.

***

    Sementara itu gadis muda yang bertabrakan dengan Aldian tadi, kini berlari kecil mengejar seorang pria yang diduga kekasihnya.

    Air mata mulai merembet di pipi mulusnya, ia butuh penjelasan dari pria yang sudah kurang lebih dua tahun ini menjadi kekasihnya. Kenapa tiba-tiba pria yang menurutnya romantis itu, memutuskan tali kasih diantara mereka tanpa alasan yang jelas.

    "Mas, Mas Ardian. Tunggu. Aku butuh penjelasan darimu. Kenapa kamu putuskan tali kasih kita, Mas? Padahal aku sudah siap menikah denganmu. Katakan, alasan apa yang membuat kamu memutuskan hubungan kita ini?" Haliza meminta penjelasan dengan derai air mata.

    Lelaki berusia 30 tahun itu menatap iba ketika air mata Haliza berderai membasahi pipi, tapi karena ada hal lain yang lebih menarik dalam dirinya, tangisan Haliza tidak lagi penting dan peduli baginya.

    "Maafkan aku, aku harus pergi. Pesawat tujuanku sudah memanggil," alasannya sembari berdiri. Sebelum kakinya melangkah, bunyi ponsel lelaki bernama Ardian itu terdengar nyaring. Ardian segera mengangkat panggilan itu.

    "Iya, Sayang. Sebentar lagi aku naik pesawat."

    Kalimat mesra yang baru saja didengar Haliza sungguh menyentak hatinya, tubuhnya tiba-tiba lemas tidak berdaya. Perasaan sedih dan sakit hati muncul bersamaan ketika Ardian melangkahkan kaki tanpa lagi menoleh padanya.

    "Mas Ardian, tunggu Mas. Kasih aku penjelasan!" pekik Haliza sembari menatap kepergian Ardian dengan nanar. Haliza ingin mengejar, akan tetapi Ardian sudah memasuki koridor menuju pesawat dengan tujuan Bali.

    "Sayang? Siapa yang Mas Ardian panggil sayang itu, apakah perempuan selingkuhannya? Apakah Mas Ardian tega memutuskan hubungan ini karena ada wanita lain?" gumam Haliza sedih. Sejenak Haliza duduk di kursi ruang tunggu di bandara itu untuk mengumpulkan kembali tenaganya yang tadi tiba-tiba lemah saat mendengar Ardian memanggil kata sayang pada lawan bicaranya di telpon.

    Beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Haliza tiba-tiba saja dikejutkan oleh kabar dari kedua orang tuanya yang ingin menjodohkan dirinya dengan anak tetangganya. Katanya dia seorang abdi negara berpangkat perwira menengah yang berdinas di salah satu kota kecil di Jawa Barat.

    Haliza kurang begitu kenal dengan satu per satu tetangga atau anak tetangga sahabat dekat dari mamanya itu. Sebab ia memang jarang bergaul dengan tetangga di komplek perumahan tempatnya tinggal.

    Mendengar rencana perjodohan yang digembar-gemborkan kedua orang tuanya, Haliza sama sekali tidak tertarik. Terlebih yang akan dijodohkannya adalah seorang abdi negara. Meskipun berpangkat perwira menengah, Haliza tidak tertarik dengan pria dari kalangan abdi negara. Menurutnya lelaki abdi negara bukan tipenya. Baginya pria-pria abdi negara hanya menang di seragam dan tubuh atletis saja, mengenai gaji, tentu saja terbatas sesuai pangkat dan jabatannya. Itu sebabnya Haliza tidak pernah tertarik dengan pria abdi negara, sekalipun pria itu tampan.

    "Tidak! Liza tidak mau dijodohkan dengan lelaki tentara manapun dengan pangkat apapun. Lagipula Mama dan Papa tahu, bukan, kalau Liza tidak suka sama abdi negara? Selain gajinya kecil, mereka juga terancam ditugaskan di wilayah konflik yang sewaktu-waktu bisa meninggalkan anak dan istrinya berbulan-bulan di hutan. Belum lagi kalau yang tidak setia, bisa saja mereka di sana mencari perempuan lain untuk pelampiasan sepi mereka," tolak Haliza menggebu-gebu membuat kedua orang tua Haliza geleng-geleng kepala.

    "Sabar dulu, jangan terlalu berprasangka buruk tentang abdi negara yang akan mama dan papa jodohkan dengan kamu. Lagipula tidak semua abdi negara seperti itu. Dia berjauhan dengan anak dan istrinya, lalu di sana mencari perempuan lain untuk pelampiasan. Kamu salah besar, Nak. Jangan menyamaratakan abdi negara seperti itu. Mereka jauh-jauh ditugaskan di wilayah konflik lalu di sana senang-senang mencari perempuan. Mereka bertugas, bukan mencari perempuan untuk pelampiasan," sangkal Pak Hasan papanya Haliza sembari menggelengkan kepala, tanda tidak setuju dengan tudingan sang anak.

    "Papa juga abdi negara, dan papa pernah ditugaskan di Papua, tapi papa tetap setia dengan mama kamu. Meskipun gaji abdi negara menurutmu kecil, tapi buktinya papa masih bisa menyekolahkan kamu dan kakakmu sampai jenjang Sarjana," lanjut Pak Hasan lagi diangguki Bu Hana sang istri.

    Haliza menunduk malu dengan perkataan sang papa barusan. Benar saja, sang papa juga seorang tentara yang sampai hari ini masih setia dan romantis terhadap mamanya. Meskipun Pak Hasan seorang tentara, tapi memperlakukan Bu Hana begitu lembut dan manis.

    "Kamu jangan terlalu terobsesi dengan pria pengusaha itu. Buktinya, dia memutuskan hubungan denganmu begitu saja tanpa alasan yang jelas. Bisa saja dia pergi meninggalkanmu, justru ada perempuan lain. Bukan begitu, Pak?" timbrung Bu Hana mengeluarkan pendapatnya tentang pria mantan kekasih Haliza yang sudah beberapa hari diketahui memutuskan hubungan dengan sang anak tanpa alasan yang jelas.

    "Tidak, Mas Ardian tidak mungkin menduakan Liza, dia pria setia. Dia memutuskan hubungan karena sikap Mama dan Papa yang kurang ramah padanya," tepis Haliza lagi seraya berlalu meninggalkan kedua orang tuanya yang bengong.

    "Haliza, jangan pergi dulu. Kami bersikap tidak ramah sama Ardian karena ada alasan. Kami pernah melihat laki-laki itu mesra dengan seorang perempuan," ujar Pak Hasan sedikit berteriak supaya bisa didengar Haliza.

   Haliza tergugu, bayang-bayang kejadian tadi sebelum pergi ke bandara demi mengejar sang kekasih guna meminta penjelasan dari Ardian, kini masih terbayang-bayang.

    Tentang ucapan sang papa yang mengatakan bahwa Ardian pernah terlihat kepergok mesra dengan perempuan lain, menjadi penyebab kedua orang tuanya bersikap kurang ramah pada Ardian. Itulah sebabnya Haliza menyusul Ardian ke bandara untuk meminta penjelasan dari lelaki yang sudah dicintainya selama dua tahun belakangan ini.

Sebelumnya Haliza mencari info lewat teman dekat Ardian, di manakah Ardian? Dan ternyata Haliza mendapat info kalau Ardian sedang akan melakukan perjalanan udara ke pulau Dewata. Itu sebabnya Haliza sampai menyusul Ardian ke bandara untuk meminta penjelasan, kenapa Ardian memutuskan hubungan dengannya, apakah ada perempuan lain?

    Dering ponsel milik Haliza berbunyi nyaring, Haliza segera mengangkatnya.

    "Segera pulang ke rumah. Ada sesuatu yang lebih penting daripada mengejar penjelasan dari lelaki pengkhianat itu," ultimatum sang papa yang tidak mungkin dibantah Haliza lagi.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

menarik 👍👍👍

2024-11-19

1

Dewi @@@♥️♥️

Dewi @@@♥️♥️

sepertinya menarik

2024-11-15

1

rahma hartati

rahma hartati

Banyak2 Up nya Thor..

2024-10-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!