EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Skakmat !!
Dion terkejut setengah mati melihat ayah mertuanya sedang berada di kediamannya. Terlebih sekarang ayah mertuanya itu tengah melihat kondisinya yang masih kusut.
Arjuna dan Bening memang ke Bandung sengaja tak memberi kabar sebelumnya. Keduanya ingin memberi kejutan untuk berlibur bersama sejenak dengan anak, menantunya dan kedua cucunya itu.
"Papa," sapa Dion kembali berusaha mengusir kegugupannya.
"Duduk," perintah Arjuna singkat namun terdengar tegas dan menyeramkan.
Akhirnya Dion pun berjalan menuju meja makan. Dan kini keduanya saling duduk berhadapan. Aura menegangkan tengah menyelimuti area meja makan.
"Sudah mandi?" tanya Arjuna tiba-tiba.
"Be_lum Pa," jawab Dion kikuk berasa seperti tengah sidang skripsi dengan penguji yang sangat garang. Nada suara ayah mertuanya itu seakan ingin mengulitinya dalam-dalam.
"Jam berapa ini?" tanya Arjuna yang nadanya sudah naik beberapa oktaf.
"Iya, Pa. Maaf, Dion bangun kesiangan. Ini aku mau ke kamar Devina dan Disya buat nyiapin urusan mereka berangkat sekolah karena Binar masih mandi," jawab Dion semakin tak berdaya di hadapan ayah mertuanya.
"Sudah bangun kesiangan, mertua gedor pintu seperti orang kebakaran jenggot nyaris jadi gelandangan, eh ditambah pintu kamar enggak dikunci. Gimana kalau anak-anak kalian nyelonong masuk terus lihat Mami Papinya lagi polosan kayak donat tanpa tepung gitu. Cucu-cucuku masih suci. Jangan kamu nodai mata mereka dengan hal-hal atau masalah orang dewasa. Paham kamu!" sengit Arjuna.
"Iya, Pa. Dion minta maaf. Semalam lupa kunci pintu kamar," jawab Dion seraya menghela napas berat.
"Beruntung aku dan Mama kalian sudah datang pagi-pagi ke sini dan bawa kunci cadangan. Jadi mata cucu-cucuku yang masih suci itu terselamatkan. Tahu sendiiri si kembar itu anak yang sangat aktif dan cerdas. Mau jawab apa kalian kalau sampai kepergok mereka lagi mengolah adik bayi. Pastinya si kembar akan ikut mengolah adik bayinya juga. Terlebih Disya sudah pengin punya adik bayi. Pastinya ia mengira mengolah adik bayi seperti membuat donat pakai tepung yang ia bisa ikut bergabung dengan bebas sama kedua orang tuanya. Huft !!"
"Maafin Dion, Pa."
Dion hanya bisa terus meminta maaf pada Arjuna dengan kepala tertunduk saat ayah mertuanya itu menasehatinya secara menyeluruh atas kesalahannya.
"Pa, aku permisi dulu mau ke kamar anak-anak." Dion pun meminta izin pada Arjuna seraya berdiri dari tempat duduknya.
"Ngapain berdiri. Duduk! Papa belum selesai berbicara."
Dion pun akhirnya mendaratkan b0kongnya kembali ke kursi.
"Anak-anak sudah Papa dan Mama urus tadi. Sekarang mereka sedang sekolah. Nanti kami juga yang akan menjemput mereka pulang sekolah. Kamu dan istrimu siap-siap saja barang kalian berdua yang mau dibawa. Kita sekeluarga akan pergi ke Lembang. Liburan di vila mendiang kakek buyutnya Devina dan Disya,"
"Kamu siap-siap sana bilang ke istrimu. Dan satu hal lagi, kamu jangan masuk ke kamar si kembar. Ada istriku di dalam sana sedang sibuk menyiapkan baju Devina dan Disya," perintah Arjuna dengan jiwa posesifnya.
"Makasih, Pa."
"Hem," jawab Arjuna singkat.
Alhasil Dion masuk kembali ke dalam kamar Binar.
Ceklek...
Derit pintu kamar Binar yang didorong perlahan oleh Dion pun terbuka. Kemudian pintu pun ditutup kembali. Bersamaan dengan pintu kamar mandi yang juga terbuka.
Binar keluar dengan hanya memakai handuk saja mulai dari ketiak hingga bagian pa_ha nya. Dalam benak Binar, sang suami sedang berada di kamar si kembar. Namun saat menoleh ia begitu terkejut melihat Dion sedang berdiri mematung di dekat pintu kamarnya.
"Kak Di_on," ucap Binar dengan nada terbata-bata bercampur terkejut.
Glukk...
Dion hanya bisa mematung dan menelan salivanya dalam-dalam melihat Binar dengan tetesan air selepas mandi. Kaki jenjang istrinya yang putih mulus dan saat ini dalam kondisi basah setelah mandi terekspos dengan sempurna. Terlihat semakin cantik dan se*xy di matanya.
Binar mendadak merapatkan handuknya kala Dion perlahan berjalan menuju ke arahnya. Ia khawatir Dion menerjangnya kembali walaupun logika Binar mengatakan tidak. Sebab semalam Dion dalam pengaruh obat dan sekarang sudah kondisi normal. Mana mungkin suaminya itu sudi menyentuh dirinya dalam kondisi normal, pikirnya. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
Bantu Like💋
msh blom puas?
cerdas dan pinter dan tanggap
kan sudah besar ditinggal binar aja umur a 3thn lah sekarng di+ 5 thn kemudian kn sudah besar🙏