Mengejar Cinta Mantan Istri

Hari ini adalah hari pertemuan dua keluarga untuk membahas masalah pernikahan anak-anak mereka.

Mami Nita tidak henti-hentinya mengingatkan sang anak untuk pulang jam lima sore,karena mereka sudah berjanji kepada keluarga Nia akan datang jam tujuh malam.

Walaupun hari ini hari pekan dan kantor Papi Tian libur,tapi Irlan tetap harus memantau kafe nya sendiri.

Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore,waktunya dia pulang. Mami Nita pun tak henti-henti menelpon untuk mengingatkan segera pulang.

drt drt drt...suara ponsel Irlan

"Halo Mi..."

"kamu udah pulang kan,udah sampe mana..?" tanya Mami Nita

"ini lagi di jalan mi,ntar lagi juga nyampe.." bohong Irlan karena dia baru keluar kafe menuju mobilnya.

"ya sudah hati-hati.." sahut mami Nita sambil menutup telponnya.

Irlan pun melajukan mobilnya pulang ke rumah orangtuanya.

Setengah jam kemudian Irlan pun sampai. Baru melangkahkan kaki menuju teras rumah dia sudah disambut ocehan-ocehan Mami Nita.

"kamu tuh yah udah mami bilang sebelum jam lima harus udah nyampe,kenapa jam segini baru sampe?" omel mami Nita

"ya elah mi,ini juga masih jam lima. Lagian kita kan janjiannya jam 7 sih,masih ada waktu 2 jam lagi kan."

"kamu tuh yah kalo di bilangin ngejawab muli."omel mami Nita lagi sambil menjewer telinga anaknya.

"udah sana siap-siap. Inget pake pakaian rapih,pokoknya tampil seganteng mungkin. Kamu mau ketemu calon istri soalnya. Oh iya cukur juga tuh kumis,jambang,jenggot dan teman-temannya,biar calon istri gak ilfil." suruh mami Nita. Yang hanya di jawab dengan anggukan sang anak.

Irlan pun bergegas masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap,daripada dia harus mendengar ocehan maminya lagi.

Bukan hanya di rumah Irlan saja terjadi kehebohan,di rumah Nia pun tak kalah heboh.

Mama Dena yang dari tadi sibuk ngomel-ngomel karena sang putri yang tidak ingin memakai dress yang telah dibelikan mamanya kemarin.

"aduh Nia...kenapa kamu pake baju itu sih,mana dress yang mama beli kemaren.?"

"tuh.." sambil menunjuk papper bag di atas nakas

"kamu ganti sekarang baju kamu itu,pake dress yang kemaren di beli..CEPETAN..!! titah mama Dena

"gak mau akh mah,,masa Nia disuruh pake dress,,udah bahunya ke buka lagi." tolak Nia yang lebih nyaman memakai kaos oblong kebesaran dan celana jeans.

"Nia,,kamu itu mau ketemu calon suami jadi kamu harus tampil se cantik mungkin. Calon suami kamu itu ganteng loh Nia,kalo dia lihat kamu kayak gini,bisa-bisa dia ilfil sama kamu. Ayo dong nak,nurut sama mama yah.." bujuk mama Dena yang sudah menunjukkan muka melas nya.

"hemh.." Nia menghela napasnya sambil mengambil papper bag di atas nakas dan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Tak lama Nia pun keluar kamar mandi dengan dress pilihan mamanya.

Mama Dena yang melihat penampilan putrinya yang begitu cantik dan anggun tersenyum lebar.

"aduuuh cantiknya anak mama.." sambil menarik tangan Nia dan mendudukkannya di depan meja rias. Mama Dena pun pun langsung merias Nia dengan make up tipis dan lipgloss pink ke bibir Nia.

"Perfect.." kata mama Dena selesai meriasa wajah sang putri.

Rambut Nia yang lurus alami dibiarkan terurai.

Setelah mengurus Nia,mama Dena pun turun ke bawah untuk mengecek ulang persiapan menyambut keluarga Irlan.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Tamu yang di tunggu-tunggu pun tiba. Mama Dena dan Papa Niko yang dari tadi menunggu diruang tamu pun bergegas ke teras rumah setelah mendengar bunyi klakson mobil yang diyakini itu mobil Papi Tian.

"Halo calon besan.." sambut Papa Niko kepada Papi Tian.

"Kamu bisa aja Nik..Sori,udah lama nunggu yah?" tanya Papi Tian

"gak kok,kalian datang tepat waktu.."

"malam om.." sapa Irlan yang baru sampai diteras rumah karena harus memarkirkan mobil dahulu.

"malam Lan,,lama gak ketemu kamu makin ganteng aja.."

"om bisa aja.." jawab Irlan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"ya sudah masuk dulu yuk..kita makan malam dulu. Istri saya udah heboh siapin semuanya dari tadi pagi." ajak Papa Niko menuju ruang makan.

"aduh jadi ngerepotin." sahut Mami Nita yang tidak enak hati karena merepotkan calon besannya.

"apaan sih kamu Nit,kayak orang lain aja.." kata papa Niko.

"Ti,tolong panggilin Nia yah dikamarnya bilang udah ditungguin di ruang makan." suruh mama Dena kepada Surti art dirumah keluarga Nia.

"iya bu.." jawab surti

Tak lama Nia pun turun dan menuju ruang makan. Sesampainya di ruang makan mata Nia pun tertuju kepada laki-laki gagah nan tampan,siapa lagi kalau bukan Irlan.

"omaigat....gantengnya..!! gue kirain cowok yang dijodohin sama gue mukanya kayak bapak-bapak,,eeh gak taunya kayak babang jackson wang..hehehe! batin Nia kegirangan melihat wajah calon suaminya.

"Nia..sini.!!" pinta papa Niko yang menyuruh anaknya mendekat ke meja makan.

"kenalin ini Irlan calon suami mu..kalau sama Tante Nita dan Om Tian kamu udah kenal kan?" tanya papa Niko kepada Nia karena memang mereka sudah lama sekali tidak bertemu,terakhir bertemu tiga tahun lalu saat pemakaman Kakek Nia,itupun hanya Papi Tian dan Mami Nita saja yang datang.

Nia pun mengangguk menjawab pertanyaan papa Niko kemudian mencium tangan kedua orang tua Irlan,dan bersalaman dengan Irlan.

Setelah acara salam-salaman Nia pun duduk berhadapan dengan Irlan. Dan kedua keluarga pun memulai makan malam sambil berbincang-bincang ringan. Tapi tidak dengan Irlan dan Nia yang hanya fokus dengan makanan yang tersedia.

Selesai makan malam mereka pun pindah ke ruang keluarga. Nia yang dibantu Mama Dena pun datang menyusul sambil membawa minuman dan beberapa cemilan.

"Jadi Nik,kapan kita bisa menikahkan anak-anak kita? tanya Papi Tian memulai pembicaraan.

"kalau mau saya sih gimana setelah pengumuman kelulusan Nia keluar,tapi kalau kalian mau lebih cepat dari itu yah silahkan." jawab papa Niko.

"kapan pengumumannya keluar Nik.?"

"mungkin sebulan lagi."

"oke kalau gitu,soal resepsi dan lain-lainya biar para istri-istri kita yang urus.." usul Papi Tian kepada Papa Niko.

Dan pembahasan tentang pernikahan pun berjalan lancar.

Nia sejak tadi tidak fokus dengan pembicaraan para orang tua,dia hanya fokus memandang wajah Irlan. Irlan pun yang sadar kalau dari tadi dirinya di pandang Nia mencoba tetap cool dan pura-pura tidak tau.