banyak mengandung ***, tolong yang dibawah umur bijaklah dalam membaca setiap novel.
karya ini adalah karya saya di platform sebelah. terpaksa saya pindahkan disini sebab novel ini sudah hilang di platform sebelah. saya sudah menunggu beberapa bulan kembali nya novel ini tapi nyatanya tidak kembali lagi.
mengandung *** bijaklah dalam membaca
Zahra harus rela di nikahi oleh calon suami kakaknya, intan. sebab intan kabur di hari H pernikahannya. tak ada pilihan lain akhirnya Zahra menuruti keinginan orang tua angkatnya. ingin rasanya wanita itu menolaknya tapi hal itu menyangkut nama baik keluarga mereka.
William menyalahkan Zahra atas hilangnya calon istri saat menjelang pernikahan, pria itu mengira jika Zahra dalang dibalik semua ini karena iri dengan intan.
seakan buta mata dan hati, William terus saja menyiksa Zahra setelah menjadi istrinya. hari-hari dijalani Zahra penuh dengan penyiksaan, hinaan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
William menatap malam yang nampak tak ada bintang-bintang satupun seakan menggambarkan bagaimana hatinya yang begitu hampa tanpa sosok intan.
"Kamu dimana sayang, padahal aku sudah mencarimu kemana-mana bahkan orang suruhan ku tak kunjung juga menemukan mu. Aku tidak akan memaafkan perempuan m*rahan itu jika terjadi sesuatu padamu bahkan sampai m*ti pun aku akan menyiksanya. Pulang lah sayang, aku begitu rindu padamu. Kenapa rasanya sesak sekali ". Ucap William memegang dadanya yang sesak seakan menahan rindu.
Tak henti-hentinya William selalu menyalahkan Zahra atas hilangnya sang kekasih, dirinya ingin menemukan segera sang kekasih. Jika benar Zahra terlibat maka tak ada ampunan baginya.
"Segera temukan kekasih saya, saya tidak ingin mendengar berbagai alasan kalian. Cari sampai dapat jangan sampai ada kata gagal karena saya tidak suka mendengar hal itu. Saya beri kalian satu Minggu". Perintah William melalui sambungan telepon dengan nada dingin.
Setelah menelpon orang suruhannya, William segera menuju kebawah untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan karena sejak tadi pagi perutnya belum diisi sama sekali.
Karena tak ada makanan akhirnya William berjalan menuju kamar Zahra dengan langkah lebar.
Brakkkk
Zahra yang sedang istirahat langsung terbangun kaget melihat pintu yang ditendang dengan keras.
"Astagfirullah ya Allah". Ucap Zahra mengusap dadanya.
"Bagus-bagus, malah tiduran disini. CEPAT MASAKAN MAJIKAN MU INI. AKU SUDAH SANGAT LAPAR". teriak Wiliam lantang.
"Sudah ku peringatkan jangan berlagak jadi ratu dirumah ini, kamu itu layaknya seperti pembantu dirumah ini. Ingat itu". Ucapnya lagi menatap tajam kearah Zahra.
Zahra hanya bisa menghela nafas, padahal dirinya juga beristirahat akibat William yang terus menyiksanya tanpa ampun.
"Kenapa menatapku seperti HAAAA!!!. SAYA MENYURUHMU MEMASAK BUKAN MENATAPKU DENGAN WAJAH MENJIJIKKAN MU ITU".
tanpa banya bicara Zahra segera berlalu dari hadapan laki-laki yang terus menyiksanya itu dan segera menuju ke dapur untuk memasak makanan untuk sang majikan yaitu suaminya sendiri.
"Kamu mau kemana HAAAA!!!!". Teriak William kembali.
Zahra memejamkan matanya dan berbalik menatap tajam William "bukan kah anda tadi menyuruh saya memasak tuan ? Kenapa bertanya lagi".
William diam mematung seakan linglung sesaat, kenapa kau begitu bodoh William jelas diakan pergi memasak astaga, runtuh nya dalam hati sesekali memukul kepalanya.
Karena tak sabaran menunggu William sudah duduk dimeja makan bahkan memperhatikan Zahra memasak dengan lihai tanpa ada kendala membuatnya takjub sesaat kemudian tersadar kembali.
'ck apa yang kau pikirkan Will, intan juga sangat pandai memasak ... Tapi selama ini sih aku tidak pernah melihatnya memasak hanya makanan jadi yang sering dia bawakan ke perusahaan setiap hari.... Eh eh pikiran apa ini buang jauh-jauh pikiran mu itu Will perempuan ini hanya bermuka dua dan m*rahan.. intan segalanya untuk ku'.
Sedang asik melamun William bahkan tak sadar jika nasi goreng seafood buatan Zahra sudah jadi.
"Silahkan dimakan tuan". Ucap Zahra membuyarkan lamunan William.
Ketika ingin mengambil sendok tak sengaja William menjatuhkannya kelantai, diliriknya Zahra dengan mata seakan memberi perintah untuk mengambil sendok tersebut. Zahra yang memang mengerti segera tertunduk mengambilnya tanpa dia sadari menampakkan belahan d*d*nya yang sedikit menonjol akibat menggunakan piyama tidur.
William yang melihat itu seakan terhipnotis dengan kasar menelan salivanya, sebagai lelaki normal tentu William langsung bereaksi jika melihat hal tersebut apalagi didalam sana begitu besar dan juga putih bersih.
'ah s*al' umpatnya seraya menstabilkan debaran jantungnya.
Setelah mengambil sendok terjatuh Zahra berbalik karena ingin mencucinya terlebih dahulu.
"Mau kemana ?". Tanya William memegang tangan Zahra lembut.
Zahra terkaget akan reaksi William baru kali ini laki-laki jahat itu memegangnya begitu lembut bahkan dari nada bicaranya juga sangat lembut.
"Saya ingin mencuci sendok ini tuan, dan akan mengambilkan anda sendok baru lagi". William perlahan melepaskan tangan Zahra.
Haaaaaaa
Helaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut laki-laki yang kini duduk didepan meja.
'apa dia mulai menggodaku ? CK menjijikkan sekali sangat m*rahan' monolog William tersenyum sinis.
"Apa kau ingin menggoda ku j*l*ng ? Hmm". Ucap William ketika Zahra sudah kembali membawa sendok baru.
Perempuan bermata coklat itu mengerutkan keningnya tanda tak mengerti akan ucapan William.
"Maksud tuan ? Saya tidak mengerti. Bahkan sedikitpun saya tidak pernah ingin menggoda Anda tuan".
William tersenyum sinis seakan merendahkan Zahra "jangan berpura-pura bodoh j*l*ng, kamu sengaja memakai pakaian itu untuk menggodaku bukan bahkan kamu juga dengan sengaja memperlihatkan aset mu ketika menunduk tadi didepan ku. CK jika suda m*rahan makan akan tetap m*rahan".
"Terserah apa kata anda, bahkan sedikit pun saya tidak pernah ada niat menggoda Anda. Jangankan menggoda melihat anda saja rasanya begitu menyakitkan. Semoga anda tersadar secepatnya tuan William yang terhormat". William terdiam mendengar ucapan Zahra.
"Aku tidak akan pernah percaya dengan ucapan busuk mu itu. Jangan bermimpi karena itu tidak akan pernah terjadi sedikit pun. Bahkan aku sadar seratus persen jika kamu memang terlibat dalam hilangnya kekasihku, sebab iri padanya bukan". Balas William yang tidak pernah percaya dengan ucapan Zahra.
"Anda selalu menuduh saya bahkan tanpa bukti sedikitpun. Saya rasa anda bukan orang b*d*h bahkan koneksi anda begitu luas tapi apa ini satu orang saja anda tidak bisa menemukannya". Kata Zahra seakan memberi usul karena memang dirinya sudah capek selalu di tuduh bahkan tanpa bukti mendasar sama sekali. Dirinya tidak ingin menjadi lemah lagi dihadapan William.
"Jangan mengajariku perempuan sialan, aku tau apa yang harus aku lakukan terutama dengan wanita murahan yang menjanjikan seperti mu". Tunjuk nya pada Zahra.
"Semoga saja apa yang ada lakukan membuahkan hasil, tapi ingat jika nati anda mengetahui kebenarannya jika saya tak pernah terlibat sedikit pun dalam penculikan kekasih anda itu, maka jangan pernah menyesal sedikit pun karena saat itu terjadi sudah tidak ada maaf untuk Anda tuan William yang terhormat". Tegas Zahra memperingati membuat William seketika bungkam.
Pikirannya seakan ditarik dengan segala siksaan yang dilakukannya terhadap Zahra, perempuan yang kini sudah menjadi istrinya.
Ditatapnya wajah sang istri membuat jantungnya seketika berdetak kencang. Zahra yang melihat William hanya terdiam tersenyum miring melihat perubahan diwajah laki-laki berwajah tegas itu.
Zahra mencondongkan wajahnya mendekati wajah tegas yang kini seakan berubah gugup
"Kenapa anda melihat ku seperti itu itu tuan hmm, apa anda mulai ada perasaan terhadap saya ahh atau anda mulai tergoda atau bahkan mulai menyesal dengan perlakuan anda selama ini tuan hmm".tanya Zahra membelai waja tegas milik William.
"Inikan yang Anda selalu bilang jika saya ini perempuan m*rahan, menjijikkan, perempuan penggoda. Dari pada fitnah anda sia-sia maka aku akan mengabulkannya". Ucapnya lagi menggigit bibirnya seakan memberi kesan seksi.
William masih terdiam dengan perasaan gugupnya karena baru kali ini dirinya melihat Zahra begitu dekat bahkan begitu intens. Entah kenapa dengan jantungnya ini. seakan tak beraksi sedikitpun ketika Zahra mendekatinya bahkan aroma tubuh Zahra masuk kedalam hidungnya tak lupa nafas segar yang begitu candu menurutnya.
"Kenapa anda gugup tuan, kemana William yang saya kenal beberapa hari ini yang kejam bahkan menyiksa tanpa ampun. Jika anda begini anda begitu s*ksi dan begitu Tampan tuan William". Setelah puas bermain dengan kegugupan William Zahra segera berlari menuju kamarnya tapi sebelum itu tak lupa dia mengecup pipi yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip.
Zahra segera mengunci pintunya agar William tida mengganggunya.
Kini dirinya duduk dipinggir tempat tidur memegang dadanya yang sedari tadi berdetak juga, dirinya takut jika tadi William akan murka terhadapnya.
"CK, dasar laki-laki sama saja. Dikasih begitu saja langsung diam".
Memang sebelumnya Zahra mengatur strategi untuk meluluhkan hati William, kemudian akan mencampakkan laki-laki yang selalu menyiksanya itu dikemudian hari. Rencana ini suda dipikirkannya begitu matang. Bahkan dirinya rela akan bersikap centil sedikit toh mereka juga dah dimata agama dan negara jadi tidak salah bukan.
Bersambung...