Cherry Cute Edouard Matulessy nama yang begitu panjang, tapi tak sepanjang kisah asmaranya. Gadis 23 tahun dengan fisik sempurna, tapi lagi-lagi tak sesempurna kisah percintaannya.
Yang pada akhirnya memilih berlayar untuk melupakan nasib percintaannya atau malah menemukan cinta baru di dalam kapal pesiar.
Bagaimana cherry si gadis cantik menyempurnakan kisah cintanya???
Yang penasaran bisa mampir!!! 🥰🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riska nur agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Akur
Tiga makluk hidup yang di sebut manusia berjalan berpindah-pindah dari tempat satu ketempat yang lain, dengan satu manusia tak berhenti berbicara mengenalkan apapun yang ada di depannya.
Tersisa 2 tempat yang belum mereka kunjungi, yaitu mall dan restoran, dua tempat yang hampir berdekatan itu menjadi akhir perjalanan mereka bertiga.
Terus terang, Afonso mencoba menahan kegelian nya melihat dua insan di belakangnya yang terus berdebat, seperti air dan minyak yang tak bisa di satukan. Tuannya yang seorang pria pendiam dan dingin memberikan sikap mengejutkan untuknya dari beberapa waktu yang lalu, itu terjadi hanya pada nona muda Matulessy.
Di depan sebuah butik ternama, Ad secara tiba-tiba menarik pergelangan Cherry masuk kedalamnya.
"Eh? " Cherry kaget akan sikap itu yang mau tak mau mengikuti langkah kaki besar pria yang berdebat dengannya.
Lagi dan lagi, staf pendamping mereka tak menyadari itu, terus berjalan tanpa tau suatu hal terjadi untuk kedua kalinya.
"Cari lah gaun untuk nanti malam! " dengan entengnya Ad memerintah sembari duduk di sofa yang sengaja di sediakan di butik.
"Aku tidak pernah bilang mau datang! " kesal Cherry yang di paksa, Berniat pergi dari sana, tapi apalah daya saat genggaman tangan besar itu terus mengerat pada pergelangan tangannya.
"C'mon, aku tak suka di tolak! "
"Aku juga tidak suka di paksa! "
"Kau harus ikut, karena aku harus datang nanti malam! " jiwa pemimpin Ad yang tak suka di bantah, dan pemaksa nya sudah mendarah daging.
"Cih, kita tak sedikit itu, cari wanita lain saja sana! ".
"No, you and me, tak ada orang lain! "
"Aku tidak akan datang di pesta itu, jadi jangan paksa aku ikut bersama mu atau membeli gaun yang tidak perlu, sekarang lepaskan aku! " intonasi Cherry sedikit meninggi saat emosinya sudah di ubun ubun sembari memukuli pada tangan besar yang menggenggam pergelangan tangannya, berharap genggaman itu akan terlepas.
Untuk Ad pukulan itu tak berarti apa apa untuknya, bahkan ia pernah mendapatkan pukulan jauh lebih parah dari itu saat kecil hanya karena sepotong roti demi mengganjal rasa laparnya, kerasnya perjalanan hidup membuatnya menjadi pribadi yang begitu kuat hingga sampai saat ini.
"Permisi, apa ada yang bisa saya bantu? " tanya ramah pegawai butik yang sedari tadi menonton drama paksa memaksa.
"Carikan aku gaun hitam yang cocok untuknya! " pinta Ad pada pegawai wanita yang berdiri tak jauh dari mereka bedua.
"Baik tuan! " Pegawai siap melakukan tugasnya.
"Tunggu! aku bilang tidak mau, jangan... -. "
"Jangan hiraukan ucapannya! " kata Ad cepat memotong saat melihat pergerakan pegawai butik akan terhenti. "Pacarku hari ini memang sedikit galak karena kesalahpahaman kami, cukup turuti ucapanku! " Ucapan Ad manis semanis senyumannya saat ini, Senyum terbaik ia hadiahkan untuk Cherry.
"Omong kosong apa yang kau bicarakan! " kesal Cherry menatap senyum yang di matanya penuh dengan cemoohan. "Di bukan pacarku, dia hanya pria asing yang sok mengenalku, sok akrab, sok paling ngatur, dan sok paling penguasa, dia pria tak tau malu! " Cherry terlihat semakin kesal, ia menyesal tak membawa stun gun nya yang sengaja di siapkan sang dad untuknya, ia tak bisa memberikan perlawanan dengan tangan kosong saja.
"Duduklah dulu! " pinta Ad dengan menepuk sofa di sampingnya, karena tak kunjung ada pergerakan, ia menarik pelan tangan yang sedari tadi di genggaman nya hingga tubuh seksi itu duduk pas di sampingnya. "Kau sangat suka di paksa hm? " bisik Ad tepat di telinga Cherry.
.
.
. Lanjut😇