NovelToon NovelToon
Balas Dendam Sang CEO

Balas Dendam Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anjar Sidik

Riska tak pernah menyangka hidupnya yang sederhana akan terbalik begitu saja setelah pertemuannya dengan Aldo Pratama, CEO muda yang tampan dan penuh ambisi. Sebuah malam yang tak terduga mengubah takdirnya—ia hamil di luar nikah dari pria yang hampir tak dikenalnya. Dalam sekejap, Riska terjebak dalam lingkaran kehidupan Aldo yang penuh kemewahan, ketenaran, dan rahasia gelap.

Namun, Aldo bukanlah pria biasa. Di balik pesonanya, ada dendam yang membara terhadap keluarga dan masa lalu yang membuat hatinya dingin. Baginya, Riska adalah bagian dari rencana besar untuk membalas luka lama. Ia menawarkan pernikahan, tetapi bukan untuk cinta—melainkan untuk balas dendam. Riska terpaksa menerima, demi masa depan anaknya.

Dalam perjalanan mereka, Riska mulai menyadari bahwa hidup bersama Aldo adalah perang tanpa akhir antara cinta dan kebencian. Ia harus menghadapi manipulasi, kesalahpahaman, dan keputusan-keputusan sulit yang menguji kekuatannya sebagai seorang ibu dan wanita. Namun, di bal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Keputusan Terakhir

Suasana di rumah sakit terasa mencekam. Hujan deras mengguyur, menciptakan irama monoton yang seolah menyatu dengan kepedihan yang dirasakan Adrian. Wajahnya pucat, kedua tangannya mengepal erat, seakan menahan seluruh rasa takut dan amarah yang membara di dalam dirinya.

Di sisi lain, Aldo berdiri diam. Pria itu tahu bahwa dirinya menjadi penyebab utama kekacauan ini. Tetapi ia tidak tahu bagaimana memperbaikinya. Bayang-bayang Andre terus membayangi, seperti ular yang siap menerkam di saat lengah.

Di ruang operasi, tim dokter terus berjuang. Setiap detik berlalu seperti pisau yang mengiris hati Adrian, yang hanya bisa menunggu dengan harapan yang nyaris sirna.

---

“Aku tidak bisa terus seperti ini.” Adrian akhirnya memecah keheningan. Suaranya berat, penuh tekanan.

“Apa maksudmu?” tanya Aldo hati-hati.

“Aku harus mengakhiri semua ini. Andre harus dihentikan, sekali dan untuk selamanya.” Adrian menatap Aldo dengan mata tajam.

Aldo menggeleng. “Kita butuh rencana. Jika kau bertindak impulsif, itu hanya akan membuat semuanya semakin buruk.”

“Apa lagi yang bisa lebih buruk dari ini?” Adrian membalas dengan nada tinggi. “Istriku terbaring di meja operasi. Anakku dalam kondisi kritis. Dan semua ini karena Andre!”

Aldo terdiam, tidak berani menjawab. Ia tahu Adrian benar. Tetapi ia juga tahu bahwa Andre tidak bisa dihadapi dengan sembarangan.

---

Saat mereka berdua tenggelam dalam pembicaraan yang penuh ketegangan, seorang perawat mendekat. Wajahnya serius, tetapi ada secercah harapan di matanya.

“Tuan Adrian, kami membutuhkan keputusan Anda. Nyonya Riska mengalami komplikasi serius. Untuk menyelamatkannya, kami harus mengambil risiko besar, tetapi ini mungkin akan membahayakan bayi Anda.”

Kata-kata perawat itu menghantam Adrian seperti palu godam. Pilihan itu terlalu kejam. Bagaimana mungkin ia harus memilih antara istri dan anaknya?

---

“Tidak mungkin,” gumam Adrian, hampir tidak terdengar. “Tidak mungkin aku bisa memilih…”

Perawat itu menunduk dengan hormat. “Saya mengerti, Tuan. Tetapi waktu kami tidak banyak. Anda harus memutuskan sekarang.”

Aldo menepuk bahu Adrian, mencoba menenangkannya. “Adrian, kau harus berpikir dengan kepala dingin.”

“Bagaimana aku bisa berpikir dengan kepala dingin?” Adrian membalas tajam. “Ini hidup mereka yang sedang dipertaruhkan!”

Perawat itu tetap diam, menunggu dengan sabar meskipun ketegangan di udara begitu terasa.

“Aku…” Adrian akhirnya membuka suara, tetapi kata-katanya terputus. Hatinya seperti terkoyak.

---

Sebelum Adrian bisa menyelesaikan kalimatnya, teleponnya kembali berdering. Nama Andre muncul di layar. Ia mengangkatnya dengan tangan gemetar, kali ini bukan karena takut, tetapi karena amarah yang hampir tak bisa dikendalikannya.

“Andre!” Adrian berteriak, suaranya menggema di lorong rumah sakit.

“Tenang, Adrian,” jawab Andre dengan nada santai. “Aku hanya ingin memastikan kau tidak membuat keputusan bodoh.”

“Kau sudah cukup menghancurkan hidupku!” Adrian membalas, nadanya penuh kebencian.

“Oh, ini baru permulaan, temanku. Kau tahu bahwa semua ini bisa berakhir jika kau menyerah,” ujar Andre dengan suara licik.

Adrian terdiam, mencoba memahami maksud Andre. “Apa maumu?”

“Datanglah ke tempat yang akan kukirimkan lokasinya. Datang sendiri. Mungkin aku bisa memberimu jawaban.”

---

“Kau pikir aku akan mempercayaimu?” Adrian mengejek.

“Pilihan ada padamu, Adrian. Tapi ingat, waktu terus berjalan. Dan setiap detik yang kau buang, semakin kecil peluang istrimu bertahan.”

Andre memutuskan panggilan itu sebelum Adrian sempat menjawab. Perasaan bimbang menyerang Adrian seperti badai. Ia tahu ini jebakan, tetapi ia tidak punya pilihan lain.

“Kau tidak boleh pergi,” kata Aldo tiba-tiba.

“Aku harus,” jawab Adrian dengan tegas.

“Ini yang Andre inginkan!” Aldo mencoba membujuknya. “Dia ingin kau lengah!”

Adrian menggeleng. “Jika ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Riska, maka aku akan melakukannya.”

---

Adrian meninggalkan rumah sakit, meskipun Aldo terus mencoba menghentikannya. Hujan deras masih mengguyur saat ia melaju ke lokasi yang dikirimkan Andre. Tempat itu terpencil, sebuah gudang tua yang terlihat menyeramkan di bawah cahaya lampu jalan yang redup.

Adrian memasuki gudang dengan hati-hati. Suasana di dalam gelap dan sunyi, tetapi ia tahu Andre ada di sana. Ia bisa merasakan keberadaan pria itu, seperti predator yang mengintai mangsanya.

---

“Andre!” teriak Adrian, suaranya menggema di dalam gudang. “Tunjukkan dirimu!”

Tawa kecil terdengar dari sudut ruangan. Andre keluar dari bayangan, wajahnya penuh senyum licik.

“Kau benar-benar nekat, Adrian. Aku suka itu.”

“Apa maumu?” tanya Adrian tajam.

“Maumu, maksudku,” jawab Andre santai. “Kau yang ingin menyelamatkan keluargamu, bukan? Jadi, aku hanya memberikanmu kesempatan.”

“Berhenti bermain-main!” Adrian membentak.

Andre tertawa lagi. “Baiklah. Aku ingin satu hal darimu. Serahkan semua aset perusahaanmu. Jika kau melakukannya, aku akan mengakhiri ini.”

---

Adrian terdiam. Permintaan Andre terlalu besar, tetapi ia tahu bahwa nyawa Riska dan anaknya lebih berharga daripada harta benda. Namun, ia juga sadar bahwa Andre tidak akan berhenti sampai ia benar-benar menghancurkan semuanya.

Di tengah kebimbangannya, Adrian merasakan getaran di sakunya. Ia melirik ponselnya dan melihat pesan dari Aldo: “Kami punya rencana. Tunda keputusanmu selama mungkin.”

---

Adrian menatap Andre, mencoba menahan waktu. “Jika aku menyerahkan semuanya, bagaimana aku bisa percaya bahwa kau akan menghentikan ini?”

Andre tersenyum sinis. “Kau tidak punya pilihan lain, Adrian. Ini semua tentang kepercayaan.”

Namun, sebelum Adrian bisa menjawab, pintu gudang terbuka lebar. Aldo muncul bersama beberapa polisi bersenjata lengkap.

“Ini sudah berakhir, Andre!” Aldo berteriak.

Andre tidak menunjukkan tanda-tanda panik. Sebaliknya, ia tersenyum licik dan berbisik kepada Adrian, “Permainan baru saja dimulai.”

Ledakan keras terdengar, membuat gudang berguncang. Adrian hanya bisa merasakan tubuhnya terhempas ke lantai, sementara suara tawa Andre terus menggema di telinganya.

1
merry jen
nyesall kmu do dh nuduhh Riska yg menghancurkan hdpy Riska,,bls tuu si claraa Dann selmtinn riskaa gk tau diculik sapa
Rika Ananda
keren
💫0m@~ga0eL🔱
aku mampir 🤗 semangat terus y 💪
💫0m@~ga0eL🔱
berarti Riska udah di targetkan?
💫0m@~ga0eL🔱
terserah lah, yg penting Riska di nikahi
💫0m@~ga0eL🔱
syukurlah dia mau tanggung jawab 🤦
💫0m@~ga0eL🔱
sungguh terlalu /Sob/
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
💪💪💪👍👍🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!