NovelToon NovelToon
Istri Yang Kau Siakan

Istri Yang Kau Siakan

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:943.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: aisy hilyah

Siapa yang ingin rumah tangganya hancur? Siapa yang ingin menikah lebih dari satu kali? Semua orang pastilah berharap menikah satu kali untuk seumur hidup.

Begitu pun denganku. Meski pernikahan yang kujalani terjadi secara paksaan, tapi aku bisa menerimanya. Menjalani peran sebagai istri dengan sebaik mungkin, berbakti kepada dia yang bergelar suami.

Namun, bakti dan pengabdianku rasanya tidak cukup untuk membina rumah tangga dadakan yang kami jalani. Dia kembali kepada kekasihnya setelah aku mengandung. Kesempatan demi kesempatan aku berikan, tapi tak digunakannya dengan baik.

Bercerai? Rasanya tidak semudah itu. Aku ingin merebut kembali apa yang menjadi milikku. Termasuk modal usaha yang aku berikan dulu kepadanya. Inilah kisahku, Shanum Haniyah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 12

"Kamu itu nggak diinginkan sama Raka. Berikan Raka sama aku! Raka itu cuma punya aku!" Shila berkata tegas, kuteguk jus di hadapan tak acuh dengan ocehannya yang tak penting sama sekali.

"Kamu nggak pernah dicintai Raka, jadi sadar diri aja. Yang Raka cintai itu aku, bukan kamu atau yang lainnya. Dia mau nikah sama kamu lantaran nurutin orang tuanya biar nggak malu. Udah, deh, dari pada kamu sakit hati karena nggak dipeduliin sama Raka mending pisah aja. Biar Raka buat aku karena memang kami saling mencintai," cerocos Shila berapi-api.

Aku tersenyum mendengar semua ocehannya. Ia tampak tak senang, aku akui memang sakit hati oleh perbuatan mereka. Mungkin aku juga yang terlalu bodoh sehingga mau saja dikelabui oleh keduanya.

"Udah ngomongnya?" Kuhaturkan tanya padanya. Ia membelalak tak senang, menatapku dengan mata melotot.

Kurasa postur tubuh Shila memang berubah, sedikit berisi dan berkembang. Terutama pada bagian dada karena ia mengenakan kaos ketat yang dibalut blazer.

"Kalo kalian emang saling cinta kenapa kamu lari waktu mau nikah dulu? Harusnya kamu seneng, dong. Bisa hidup sama Raka dan membina rumah tangga dengan cinta. Bukan malah ngerayu minta balikan pake alasan yang mengada-ada setelah dia jadi suami orang." Kulipat kedua tangan di perut, menatapnya dengan senyum di bibir.

Sungguh lucu perempuan satu ini. Dia yang pergi meninggalkan laki-laki itu, sekarang malah mengakui saling mencintai. Konyol memang. Mata Shila semakin melebar, terlihat tak senang dengan ucapanku.

"Nggak usah ngungkit-ngungkit yang udah. Yang pasti sekarang Raka nggak bahagia sama kamu, dia bahagianya sama aku. Kamu ngerti nggak, sih?" Dahi perempuan tak tahu malu itu berkerut, matanya semakin tajam menyorot ke arahku. Harusnya aku yang marah, bukan dia. Oh, dunia memang sudah terbalik.

"Aku tahu kenapa kamu ngotot banget pengen balikan sama Raka. Itu karena Raka sekarang udah punya uang. Dulu, dia nggak punya apa-apa, makanya kamu tinggalin Raka sampe nggak mau nikah sama dia." Kulirik gerak tubuhnya yang gelisah. Ia nampak gugup dan salah tingkah.

Aku tersenyum, merasa miris dengan keadaan perempuan yang pernah menjadi temanku itu dulu. Apapun yang dia inginkan harus ia dapatkan bagaimanapun caranya.

"Bukan urusan kamu!" jawabnya ketus, "lagian ... asal kamu tahu aja, sekarang aku hamil anak Raka. Kamu itu, 'kan, punya banyak uang bisa menuhin kebutuhan anak kamu itu. Kamu nggak butuh Raka, jadi biar Raka tanggung jawab sama janin yang ada di perut aku ini. Dia juga butuh bapaknya," sambung Shila tanpa tahu malu. Dia tersenyum mencibir.

Deg!

Detak jantungku tak lagi berirama, berdegup-degup tak keruan mendengar kenyataan yang dilontarkan mantan pacar suamiku itu. Sungguh, apa yang diucapkannya adalah benar?

Ya Allah, semua kebenaran hanyalah milik-Mu. Aku kembalikan ini kepada-Mu.

Untuk beberapa saat aku hanya bisa tertegun, sungguh pukulan yang luar biasa dahsyat aku terima siang ini. Shila benar-benar hamil anak Raka, atau itu semua hanya muslihatnya saja untuk mengelabuiku? Ya Allah! Tunjukkan aku kebenaran.

"Kenapa? Kamu pasti kaget dengernya, 'kan? Nggak nyangka, ya, kalo Raka bisa ngelakuin itu sama aku? Ya, bisalah, secara aku sama dia itu saling cinta dan nggak bisa dipisahin." Shila tertawa penuh kemenangan, apa aku terlihat menyedihkan?

Apa dia melihat penderitaan di mataku? Tidak! Kurasa tak ada embun di mata ini? Dia hanya menebak-nebak saja. Kuhela napas untuk ke sekian kalinya. Siang ini emosiku benar-benar diuji, kesabaranku terkuras. Aku tersenyum, menunjukkan padanya bahwa aku baik-baik saja. Bahkan, tawa yang kubuat cukup membuat Shila keheranan.

"Shila! Shila! Jangan merasa menang dulu cuma karena kamu lagi hamil anak ... siapapun itu. Kamu harus tahu, anak yang hadir di luar nikah itu bukan tanggung jawab bapaknya. Jadi, anak kamu itu nggak butuh Raka atau siapapun bapaknya itu. Dia cuma butuh ibunya. KAMU! Ngerti?" Kulempar senyum sarkas padanya, Shila terlihat tak senang dengan penuturanku.

Memang itu kenyataannya, bukan? Anak yang hadir sebelum pernikahan tidak dinasabkan kepada bapaknya, tapi pada ibunya. Jadi, laki-laki itu tidak wajib menafkahi. Hidung perempuan di depanku ini kembang kempis tak menentu seiring dadanya yang naik turun menahan luapan emosi. Mungkin dia tidak terima dengan apa yang aku ucapkan.

"Jaga omongan kamu itu, ya. Jangan sok di depan aku!" sengitnya dengan bibir yang berkedut-kedut menahan amarah.

"Aku bukan sok, Shila, tapi emang kenyataannya kayak gitu. Anak yang hadir di luar nikah dinasabkan sama ibunya, bukan sama bapaknya. Jadi, secara hukum agama dia nggak punya bapak. Cuma punya bapak biologis yang nggak berkewajiban menafkahi. Miris, 'kan? Ibunya yang ngelakuin dosa, anaknya yang nanggung." Aku menggeleng tak habis pikir dengan pemikiran Shila yang melakukan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu.

Brak!

Shila menggebrak meja, sedikit membuatku terkejut. Beberapa pengunjung sontak menoleh ke meja kami, berbisik-bisik entah tentang apa.

"Jangan ceramah di depan aku. Aku nggak butuh nasihat kamu, aku cuma mau kamu lepasin Raka!" hardiknya menekan setiap kata.

Aku tertawa kecil mendengar itu. Shila melebarkan mata padaku, merah dan dipenuhi api kebencian. Sebenarnya aku pun tak ingin berhadapan dengan perempuan satu ini, apalagi sampai berdebat tentang suatu hal yang tak penting sama sekali.

"Raka, ya? Kalo kamu mau ambil aja. Atau kenapa kamu nggak minta dia lepasin aku? Pasti gampang banget buat kamu minta itu. Secara Raka itu, 'kan, cinta banget sama kamu." Kusunggingkan senyum mencibir, aku yakin dia tidak akan mampu mengatakan itu kepada Raka.

Kulirik sesosok tubuh yang duduk beberapa menit lalu di meja depan. Ia membelakangi kami, mendengarkan sambil sesekali kepalanya melirik ke arah belakang meski hanya samar saja.

Shila mendengus, aku berpaling kembali padanya. Bertatapan dengan maniknya yang masih memancarkan kebencian. Dari dulu, dia memang tidak menyukai aku.

"Kenapa kamu lihat aku kayak gitu? Nggak berani ngomong kayak gitu sama Raka? Aku mau bukti kalo Raka mau melakukan apa aja buat kamu." Kutantang Shila, seketika wajahnya memucat dipenuhi emosi.

Kulabuhkan punggung pada sandaran kursi, menekan segala emosi yang meluap ingin ditumpahkan. Kenapa baru sekarang aku terpikirkan tentang sikap Raka yang selalu berbeda faham denganku. Rupa-rupanya tak ada aku di hatinya, kata cinta yang dia ucapkan hanya semu belaka. Ya Allah!

"Ok. Aku buktikan sama kamu kalo nggak lama lagi Raka pasti lepasin kamu!" ancamnya seraya beranjak, dan berjalan dengan membawa kekesalan yang menguasai hatinya.

Kuhembuskan napas, menatap punggung tegap di hadapan. Ia masih saja berpura-pura.

"Udah ngupingnya? Aku tahu kamu denger semuanya!"

1
Maria Magdalena Indarti
pelakor datang
Idahas 3105
ngapain shanum.bilang suaminya.raka, ihh ga jelas mantan tauu
Idahas 3105
duit ngutang aja.belagu sok2 bikin acara padahal lagi hamidun
Maria Magdalena Indarti
Lumayan
Nay Nayla
.
Idahas 3105
heran Raka blm sadar juga kesalahannya
Idahas 3105
klo aku kutinggal aja mertua rese, anaknya aja ga peduli
umi istilatun
Luar biasa
Ah Serin
buat seasson2 lagi please
vi
karyamu bagus thor
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Gavin Bae
laki2nya banci kaleng.sudah ditipu mentah2.disuruh tanggung jawab ats kehamilan yg jelas2 bukan anaknya mau2 aja.lalu sudah jelas dia ditipu karena tdk hamil tapi masih tetap mau,jelas2 diselingkuhin menjadi dan mau merusak rumah tangga orang ttap mau juga.dan ujungnya mau berpisah tapi tdk mau menalak 3 dengan alasan mah menggantung sttus shila.ha..ha.ha.itu benar2 laki2 banci kaleng.wanita baik 2 tak pantas mendapatkan laki2 banci seperti itu.seperti model shilalah yg paling cocok.
Elisabet Perin
goblok ternyata rakanya
Momma
pasti kerjaan Murni... namanya bgs Murni tp hatinya busuk...
Sukliang
murni yg suruh
Sukliang
Luar biasa
Sukliang
bapaknya raka yg nampar raka
Raisha Mieyka
hebatttt..sangat menarik jalan ceritanya..serta banyak pengajaran yang didapat dari alur ceritanya..
Aisy Hilyah: Alhamdulillah terima kasih banyak
total 1 replies
Melati Melati
aku ikuti ceritamu sampai habis 👍
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Titik Supadmi
boncahap donk thor...🙏🙏
Aisy Hilyah: hehe entah
total 1 replies
Ira
Thanks thor bagus gk berbelit2.. Byk ilmu yg di dpt semoga kita jauh lebih baik..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!