NovelToon NovelToon
Terpaksa Berbagi Suami

Terpaksa Berbagi Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami / Pihak Ketiga
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ibun Neina

Hari itu, Anna merasa dunianya hancur lebur. Pria yang ia percayai kini tampak lebih mengecewakan daripada siapa pun. Anna menatap hasil surat USG milik Felly adiknya yang ia temukan di mobil Domic suaminya dengan tangan gemetar.

Langkah Anna terhenti di ambang pintu. Pemandangan di depannya menghancurkan apa pun yang tersisa dari hatinya. Domic, pria yang selalu terlihat keras dan tak tergoyahkan, kini tampak lemah dan lembut di hadapan Felly. Ia sedang menyuapi Felly, adik tiri Anna dengan sabar. Felly yang pucat terbaring lemah, hampir tidak mampu membuka matanya.

Semua ini terasa seperti mimpi buruk.

Air mata yang sudah tertahan begitu lama akhirnya jatuh tanpa ampun. Anna tidak sanggup lagi menahan kesakitan yang menggerogoti dirinya. Ia melangkah masuk, memecah kesunyian dengan suara penuh luka, “Apa yang kau lakukan di sini, Domic?.” tanya Anna dengan suara bergetar.

Domic mendongak, wajahnya terkejut namun dengan cepat kembali tenang. “Apa yang kau lakukan disini Anna? Kau tidak seharusnya berada disini.”

“Tidak disini?.” Anna tertawa getir, air matanya jatuh tanpa henti. “Aku menemukan USG di mobilmu, Domic! Aku menemukan bukti bahwa Felly—adik ku sendiri—sedang hamil, dan kau merawatnya seperti seorang suami?! Apa pikiran ku benar kau menghamili Felly? Adik ku sendiri?.”

****

“Aku akan menikahi Felly, aku akan menjadi ayah untuk anak itu, ada atau tanpa persetujuan darimu.” ucap Domic tajam. Kata-katanya bergema di ruangan serba putih yang tiba-tiba terasa sangat sempit setelah Domic melontarkan kata-kata itu.

Anna membeku, matanya melebar, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Sebelum itu terjadi, ceraikan lah aku lebih dulu dan jangan pernah menemui ku lagi dan putri kita Carrolin! Aku membencimu Domic!.”

UPDATE SETIAP HARI KAMIS JUM’AT & SABTU‼️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibun Neina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau terluka?

Domic memarkirkan mobil mewahnya dengan mulus di depan mansion miliknya yang megah dan luas. Begitu pintu mobil terbuka, supir pribadi serta para pelayan segera mendekat, siap mengambil alih kendali kendaraan tersebut. Supirnya membungkuk sopan sebelum membawa mobil ke dalam bagasi, meninggalkan Domic yang kini berdiri di bawah teras besar rumahnya.

Suasana pagi terasa tenang, namun ada yang sedikit berbeda. Domic memandangi sekitar, sedikit heran ketika para pelayan yang biasanya menyambutnya dengan sopan kini tidak ada yang berani menatapnya. Mereka berpura-pura sibuk, berjalan tergesa atau berjongkok merapikan sesuatu yang tak perlu dirapikan.

Domic tidak terlalu peduli. Ia melangkah masuk ke dalam mansion, yang langsung di sambut oleh seorang pelayan tertua bernama Martha. Domic dan Anna biasanya memanggil Ibu Martha karena usianya yang jauh dari mereka, dan selain itu Ibu Martha merupakan sosok pengurus Domic sedari kecil. Ia adalah wanita yang berpengalaman dan setia, selalu hadir saat Domic kembali ke rumah.

“Selamat pagi, Tuan. Apakah Tuan menginginkan teh, atau mungkin makanan ringan untuk menyegarkan diri?” sapa Bu Martha dengan suara rendah, namun lembut.

Domic menggeleng, menjawab dengan nada datar, “Tidak Bu Martha, aku sudah sarapan bersama Felly dan Ayah. Tidak perlu menyiapkan apa-apa.”

Bu Martha terdiam, lalu mengangguk pelan, “Baik, Tuan. Saya pamit untuk kembali bekerja,” lalu ia mundur pelan, bersiap meninggalkan Domic. Tetapi Domic kembali bertanya membuat Bu Martha mengurungkan niatnya untuk pergi.

Domic tiba-tiba teringat sesuatu, sesuatu yang lebih penting dari sarapan. “Dimana Carollin? Apakah putriku sudah berangkat sekolah atau masih disini?.” tanya Domic, suaranya berubah sedikit lebih tenang.

Bu Martha kembali terdiam sejenak, menatap mata pria dewasa yang dulu terasa begitu kecil di matanya. Jauh di lubuk hati Martha, ia begitu sangat kecewa pada sang Tuan yang sudah ia rawat sedari kecil. Martha tidak pernah membayangkan Domic akan melakukan ini, terlebih pada istri dan anaknya sendiri.

“Bu Martha?.” tanya Domic kembali saat Martha malah diam dan menatapnya.

Bu Martha berdehem, menunduk sedikit sambil menjawab. “Nona Carollin sudah dua hari ini tidak ada di mansion. Dia sedang cuti sekolah dan berlibur ke rumah teman nyonya Anna, Selena.” jawab Bu Martha.

Alis Domic bertaut, terlihat tidak senang. “Mengapa tidak ada yang memberitahu ku soal ini?.”

“Saya pikir nyonya Anna telah memberitahu anda, Tuan.”

Domic mendegus kasar, “Aku bahkan tidak tahu siapa wanita bernama Selena itu. Lalu dimana Anna sekarang?.”

“Nyonya berada di kamarnya.” jawab Martha tetap tenang.

Domic mengangguk. Ia berjalan sambil melepas jas hitam yang membalut tubuhnya dan merenggangkan dasi yang terasa mencekiknya.

Domic berjalan perlahan menaiki tangga menuju kamar, namun di tengah jalan, sesuatu menarik perhatiannya. Dari salah satu koridor ia melihat Ambar, salah satu maid, keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah kotak P3K di tangannya. Domic berhenti, alisnya mengerut tajam, merasa ada yang tidak beres.

“Ada apa?,” tanya Domic tiba-tiba dengan nada tajam, membuat Ambar yang sedang terburu-buru tersentak dan menghentikan langkahnya.

Ambar menunduk dalam, menahan getaran di tubuhnya yang selalu muncul tiap kali Domic memandangnya. “I-iya, Tuan?”

“Mengapa kau membawa kotak P3K itu? Apa yang terjadi?” tanya Domic dengan nada dingin, sorot matanya tajam penuh kecurigaan.

Ambar mengalihkan pandangannya ke lantai, seakan takut menatap Domic. Dengan suara yang gemetar, ia menjawab pelan, “Nyonya Anna… dia terluka. Saya baru saja selesai mengobati lukanya.”

Seketika, Domic dapat merasakan sesuatu yang tak nyaman di dadanya meski wajahnya tetap dingin. Pikirannya langsung tertuju pada Anna.

“Apa yang terjadi padanya? Apa Anna terluka?.”

Ambar menelan ludah, jelas terlihat gugup. Ambar bingung, haruskah ia memberitahu Domic yang sebenarnya? Namun bagaimana jika Nyonya Anna marah?

“Katakan ada apa?!.” tanya Domic lagi kesal.

“N-nyonya Anna.. semalam memecahkan beberapa barang di bawah, Tuan. Nyonya terluka akibat pecahan itu.” jawab Ambar mau tak mau jujur.

Deg!

Domic terdiam, seluruh tubuhnya terasa membeku. Pikiran dan emosinya berputar. Dan ia tahu alasan di balik tindakan Anna adalah karena dirinya. Semua ini adalah akibat ulahnya—akibat keputusan yang telah ia buat.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Ambar lagi, Domic melangkah cepat menuju kamarnya dan Anna.

Ketika Domic membuka pintu, dia melihat Anna duduk di tepi ranjang, punggungnya lurus dan tegap, tangannya sibuk meraba balutan plester yang menutupi luka di tangannya. Saat mendengar langkah Domic, Anna tersentak, matanya melebar sejenak melihatnya berdiri di ambang pintu. Namun, ekspresi Anna segera berubah menjadi dingin dan penuh kebencian.

Domic mendekat, tanpa menunggu aba-aba, tangannya langsung meraih tangan Anna yang terluka, mengangkatnya di depan wajahnya untuk memeriksa. “Apa yang kau lakukan pada dirimu?” suaranya tegang dengan nada cemas yang Domic coba sembunyikan.

Anna segera menarik tangannya dari genggaman Domic. “Apa urusannya denganmu? Kau peduli? Mengesankan.” jawab Anna dengan sinis.

Domic mengerutkan kening, matanya berkedip cepat dengan tatapan yang dingin dan keras. “Apa maksudmu? Tentu aku peduli, Anna. Jika sesuatu terjadi padamu, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri.”

Domic kembali memegang tangan Anna yang terluka, mencoba memeriksa lebih dekat, namun Anna segera menarik tangannya kembali seolah sentuhan Domic adalah api yang membakar kulitnya. “Jangan sentuh aku,” bisik Anna dengan nada penuh kebencian, hampir tidak terdengar, tapi cukup untuk membuat Domic berhenti.

Domic memandang Anna dengan rahang mengeras, tapi tidak melepaskan tatapan cemas di matanya. “Jangan menguji kesabaran ku Anna. Kau tahu aku tidak punya cukup kesabaran untuk menghadapimu yang seperti ini.” ucap Domic tajam.

Anna tertawa kecil, menatap Domic dengan tajam, matanya penuh dengan luka yang tak terucapkan. “Kesabaran?” Anna mengulang kata itu dengan sinis, seolah Domic baru saja mengucapkan sesuatu yang tak masuk akal. “Kau bicara soal kesabaran setelah semua yang kau lakukan? Kau menikahi adikku, Domic. Dan sekarang kau berdiri di sini, mencoba menasihati aku soal kesabaran?”

Suara Anna bergetar, penuh dengan emosi yang tertahan, tapi Anna tetap berdiri tegak, menolak untuk terlihat lemah di hadapan Domic. “Kau kehilangan hak untuk peduli. Kau kehilangan hak untuk memegang tanganku lagi. Jadi, jangan berpura-pura kau peduli tentang luka ini atau tentang aku. Kau hanya ingin mengontrol ku. Itu saja yang kau inginkan dari awal.”

Domic mengepalkan tangannya, mencoba menahan amarah yang mulai membuncah di dalam dirinya. Domic mendekat, wajahnya semakin keras, suaranya semakin rendah tapi tajam seperti pisau “Apa yang kau inginkan dariku, Anna? Kau tahu kesepakatannya. Ini sudah diputuskan jauh sebelum semua ini terjadi. Aku bertanggung jawab. Aku menjalankan tugasku. Aku tahu kau marah. Dan aku tidak akan terlalu menganggap perkataan mu barusan. Aku akan tetap peduli padamu, aku akan tetap menyentuhmu, karena kau istriku. Dan aku tidak akan minta maaf atas keputusan itu. Aku sudah melakukan hal yang benar!.”

“Melakukan hal yang benar?.” Anna hampir tertawa getir. “Menikahi Felly adalah hal yang benar? Are you crazy, Domic?!.” tanya Anna tak habis pikir. Air mata luruh membasahi pipinya.

Domic menggeram, menarik Anna mendekat dan mencekal pergelangan tangan Anna kasar. Mata Domic menyala marah. “Stop Anna! Aku tidak akan membiarkan dirimu atau siapa pun menyalahkanku atas apa yang sudah terjadi.”

Anna terisak tertahan, ia meringis kesakitan, namun matanya tetap penuh kemarahan. “Kau selalu seperti ini, Domic. Selalu menganggap dirimu benar. Selalu menyakiti tanpa memikirkan perasaan orang lain. Kau membuat keputusan tanpa pernah bertanya bagaimana aku merasa, bagaimana ini menghancurkan aku. Dan sekarang, kau menyakitiku. Ini menyakitkan Domic! Tidak ada yang lebih menyakitkan dari apa yang sudah kau lakukan padaku.”

Domic melepas cekalannya dan menghempaskan tangan Anna kasar. Domic mengacak rambutnya frustasi, lalu menatap Anna yang sudah mulai menangis. Tak lagi menahan air matanya yang menggenang di pelupuk mata. “Demi Tuhan berhenti merajuk, Anna! Jangan menempatkan dirimu sebagai korban di sini. Aku tidak akan biarkan kau memutarbalikkan segalanya.”

Domic mendekat, matanya penuh dengan intensitas yang nyaris mengancam. “Aku melakukan apa yang harus kulakukan. Situasinya rumit, dan kau tahu itu. Jangan mengira kau satu-satunya yang tersakiti di sini.”

Domic berhenti sejenak, suaranya semakin dingin. “Aku peduli padamu, Anna, entah kau mau percaya atau tidak. Tapi kalau kau terus bicara seperti ini, kau hanya akan memperburuk keadaan. Jadi berhenti menyalahkan ku untuk semua yang terjadi. Kita sudah cukup menderita tanpa harus melukai diri sendiri lebih jauh. Kita punya Carollin, putri kecil kita. Apapun yang terjadi di antara kita, dia tidak boleh melihat ibunya hancur seperti ini. Dia butuh kita… dia butuh kita berdua.”

Domic menatap Anna dengan penuh permohonan. “Jadi, berhentilah bersikap seolah aku adalah musuhmu. Kau boleh membenciku, Anna, tapi jangan jadikan Carollin korban dari semua ini. Aku tidak akan membiarkan kau melukai dirimu, dan aku tidak akan membiarkan kau menghancurkan kehidupan anak kita. Kita harus memikirkan putri kita. Jangan biarkan rasa sakitmu merusak apa yang tersisa. Aku tahu aku sudah membuat kesalahan, tapi kau dan Carollin masih lebih penting daripada semua ini.” lanjut Domic.

Anna menggeleng tak sangka. Perasaannya hancur berkeping-keping. Anna tidak percaya bagaimana Domic bisa berbicara tentang pentingnya Carollin, seolah-olah Anna yang menghancurkan segalanya. Padahal, Domic lah yang memecah kehidupan mereka, Domic lah yang menghancurkan semuanya.

Anna merasakan kemarahan yang bercampur dengan kesedihan. Air matanya jatuh tanpa bisa dihentikan, tapi bukan karena kelemahan—melainkan karena sakit yang begitu dalam. Bagaimana bisa Domic berbicara seolah dialah yang terluka? Bagaimana bisa dia mengabaikan pengkhianatan yang dia lakukan dan kini menempatkan beban pada Anna untuk menjaga apa yang tersisa?

Ucapan Domic bukan hanya membuat Anna tak bisa berkata-kata, tapi juga membuat Anna merasa tersudutkan. Seakan-akan, semua kerusakan yang terjadi adalah tanggung jawabnya untuk diperbaiki. Padahal, yang dirasakan Anna sekarang hanyalah kehancuran—bukan hanya sebagai istri, tapi sebagai ibu yang harus melindungi putrinya dari kenyataan yang ayahnya ciptakan.

Tangan Anna gemetar. Anna merasa seperti tercekik oleh ketidakadilan situasi ini. Domic berdiri di sana, memintanya untuk memikirkan Carollin, sementara dia sudah merampas keutuhan keluarga mereka dengan keputusannya sendiri. Domic sungguh angkuh dan tidak ingin di salahkan bahkan pada kesalahan yang ia perbuat sendiri.

“Keluar,” kata Anna lirih, suaranya nyaris bergetar. “Aku tidak mau melihat wajahmu lagi.”

“Anna—.”

“Keluar!.” teriak Anna tak tahan.

Domic mendengus, tanpa sepatah kata pun lagi, pria itu berbalik dan meninggalkan kamar, meninggalkan Anna yang kembali menangis di dalam kamar yang sudah runtuh itu.

...\~\~\~\~...

...Carollin Domic Alarik...

...Momy Carollin...

...Dady Carollin...

1
Masitoh Masitoh
licik terbongkar biar carro tahu
Salmah Salmah
bagus anna keluar lah dari rumah itu tinggal kan dominic biar dia menyesal
fely begitu licik
holipah
martabat mna Dominic 🤣🤣🤣
Anonymous
bagus thor lanjut trus ceritanya
Anonymous
lepasin domic anna trima marcus anna
Anonymous
ayo anak lepasin domic yg buat hatimu hancur
Salmah Salmah
cerai ja anna dan pergi dri hidup dominic dan ayah mu minta tolong sama mm mertua mu jgn jdi lembe
Masitoh Masitoh
Anna terlalu lembik menjadi bulian felly dan domic..kapan berubah anna
Masitoh Masitoh
next
holipah
Anna d bikin bodoh
Rini Wulandari
tlonglah Thor jngan kejam2 kou buat cerita cepat2 d bkin ana pergi
Ibun Neina: hihi tunggu Anna berontak yaa😁 terimakasih sudah membaca 🤗💗
total 1 replies
Anonymous
lanjut thor jgn klamaan napa
skli update cm 1 episode
Ibun Neina: sudah update yaaa🤗 sedang tahap review dulu, setiap hari update minimal 1 episode dan maksimal sebanyak-banyaknyaaa hihiii, di usahakan update sebanyak-banyaknya!!!terimakasih sudah setia menanti author update 🤗💗
total 1 replies
Salmah Salmah
kasian Anna thor biarkan Anna pergi dri hidup dominic selama lama nya jgn biar kan dominic menekan Anna dan kelurganya😭😭 kasian Thor
Ibun Neina: hihi jangan dulu.. terimakasih sudah membaca🤗💗
total 1 replies
Anonymous
lama amat ni br update eh kumat lg
Ibun Neina: terimakasih yaa sudah mengingatkan 🥺 malam ini saya update, nantikan dan selamat membaca!! 🤗💗 dan insyaallah akan update setiap hari kecuali di hari sibuk saya hihi, terimakasih banyak atas dukungannya!! 🥺💗
total 1 replies
Anonymous
lanjut thor
Anonymous
lanjut trus thor ceritanye seru nih
jgn klamaan updatenya
Ibun Neina: terimakasih! 🥰 sudah update yaa tiga chapter sekaligus, selamat membaca 🫶🏻
total 1 replies
Novansyah
bagus
Novansyah
lanjut kk jangan update nya terlalu lama menunggu kalau bisa update 4 sampai 5 bab sekali update
Ibun Neina: okay!! tiap hari insyaallah update yaa 😁
total 1 replies
Anonymous
ni lama lanjutannyà
Anonymous
ni lama amat lanjutannya ďiterusin ga yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!