NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahkontrak / perjodohan / patahhati
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Di tengah-tengah obrolan mereka, Anes datang menyela, ia meminta Gisell meniup lilin dimana semua orang sudah berkumpul dan menunggu. Namun, Gisell masih menolaknya.

"Sebentar lagi, mom. Abang belum datang," ucapnya. Matanya celingukan, mencari sosok pria itu, namun bekum terlihat juga.

Anes mencoba membujuknya untuk menunggu di pinggir kolam karena semua orang sudah berkumpul di sana termasuk Gavin yang akan meniup lilin bersamanya.

Pada akhirnya, Gisel menurut, ia mengajak Kendra dan Sarah untuk bergabung dengan yang lainnya, "Ayo mas Kend, mbak Sarah. Kita ke sana!" ajaknya.

Karena tidak ingin para tamu menunggu lebih lama lagi, Gisel dan Gavin pun setuju untuk meniup lilinnya sekarang tanpa menunggu Rega.

Pertama, Gisel memberikan potongan kue untuk Alex dan Anes. Setelahnya untuk Elang, sementara Senja di beri oleh Gavin. Tak lupa saudara kembar itu juga saling bertukar potongan kue seperti biasa setiap kali mereka ulang tahun.

Gisel mengambil sepotong kue lagi untuk ia suapkan kepada Amel dan David bergantian.

David dan Amel merupakan orang tua kedua bagi putra putri pasangan Alex dan Anes tersebut. Terutama Amel yang selalu memanjakan Gisel karwna dia tak memiliki anak perempuan.

"Makasih, sayang," Amel mencium pipi Amel. Sementara papa David, membelai rambutnya penuh sayang.

Di tengah suasana haru dan penuh cinta untuk twins tersebut, datanglah sosok yang sejak tadi di nantikan oleh Gisel.

Rega melangkahkan kakinya ke arah mereka. Namun, yang menjadi perhatian bukanlah kedatangannya, melainkan sesosok perempuan yang berjalan di sampingnya. Menggandeng lengannya posesif. Wanita anggun dan cantik, sangat serasi dengan Rega.

Semua yang hadir tiba-tiba terdiam, terutama Gisel yang tampak tercenung. Seperti sedang menunggu sebuah penghakiman atas perasaannya selama ini.

Gisel yang sedang membawa sepotong kue, yang akan ia berikan untuk Rega, tetap menyunggingkan senyum termanisnya meskipun perasaannya mulai tak enak.

Dunia Gisel serasa berhenti berputar Ketika Rega memperkenalkan wanita di sebelahnya sebagai kekasih.

"Ini Nandira, kekasih Abang," ucap Rega.

Wanita tersebut mengulurkan tangannya, "Dira," ucapnya seraya memaksakan senyum.

Tangan Gisel mendadak kaku, bahkan kue yang ada di tangannya hampir jatuh jika tidak di ambil alih oleh Gavin. Wanita di depannya itu... Ah Ia ingat, dialah Nandira yang dulu pernah ingin menyatakan perasaannya kepada Rega. Ia tak menyangka jika sekarang mereka benar-benar bersama. Wanita itu benar-benar menjadi seorang dokter sekarang.

Bahkan juga beberapa kali ia sempat bertemu dengan Wanita itu di rumah sakit saat ia menyambangi Rega, hanya saja biasanya ia tak begitu memperhatikan wanita tersebut.

Semua yang ada di sana hanya bisa terdiam dalam keterkejutan mereka. Gisel serasa tak mampu bernapas, ia berharap ini hanya sebuah mimpi.

Namun, saat matanya mengedar, menyadari semua orang yang mengetahui kisahnya, kini seolah sedang menatapnya iba. Gisel sadar, ini adalah kenyataan. Inilah kado di hari ulang tahun sekaligus untuk kelulusannya.

"Sel,... Sel..." panggil Gavin lirih demi memastikan saudari kembarnya baik-baik saja.

Menyadari situasi, Gisel mencoba tegar, ia menghela napas dan menyambut uluran tangan wanita di depannya, "Gisel," ucapnya mencoba tersenyum meski dalam hati sudah hancur.

Ia tak menyangka jika wanita itu adalah kekasih Rega sekarang. Dulu, rumor yang ia dengar, Rega menolak saat Dira menembaknya. Namun, sekarang justeu pria itu sendiri yang memperkenalkannya sebagai kekasih. Memang Gisel akui, Nandira cantik dan lebih dewasa darinya.

"Selamat ulang tahun ya, Rega banyak cerita soal kamu, dan aku nggak nyangka adik kecil yang dia bilang menggemaskan, yang suka manja dan bikin ulah, penuh percaya diri mengejar dia, padahal udah di tolak Berkali-kali, ternyata cantik begini," ucap Dira sengaja.

"Dira, cukup!" ucap Rega yang merasa Nandira keterlaluan dan dia juga merasa tak pernah menceritakan apapun soal Gisel kepadanya. Dira langsung diam, tak berani melanjutkan kata-katanya begitu melihat sorot mata Rega.

Gisel hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Dira, seperti itukah ia di mata Rega selama ini, hanya seorang anak kecil yang manja bahkan mungkin cengeng dan suka membuat ulah untuknya. Tahukah oria itu jika ia melkukan semua itu hanya demi menarik perhatiannya dan ingin dianggap sebagai perempuan, bukan seorang adik.

Mendengar kalimat yanh di keluarkan Dira, Amel tak terima, ia langsung bersiap maju untuk membuat perhitungan dengan wanita yang di bawa oleh putranya tersebut. Namun, David mencegahnya, ia memberi kode untuk tidak ikut campur. Apalagi kini keluarga itu menjadi pusat perhatian.

"Kamu selalu saja begitu, awas aja kalau sampai putriku kenapa-kenapa. Kamu sama Rega bakal berurusan denganku, camkan itu!" omel Amel kepada papa David.

Senja terus meremat lengan Elang, ia bisa merasakan bagaimana erasaan Gisel saat ini. Hari yang seharusnyanya bahagia kini menjadi menyakitkan.

Alex dengan tenang berusaha menenangkan Anes yang sudah khawatir sejak tadi, ia bahkan sudh menangis, sementara Gavin sudah mengepalkan tangannya karena kesal dengan apa yang di lakukan Rega. Ia tahu selama ini Rega sudah berusaha menyadarkan Gisel, taoi bukan begini caranya.

Sedangkan Kendra yang menyadari posisinya sebagai bawahan keluarga tersebut, hanya bisa menatap Gisel khawatir. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi sok menjadi pahlawan kesiangan, ia tidak bisa melakukannya. Meski hatinya sakit melihay Gisel.

Sarah hanya diam menyaksikan drama di depannya dengan sesekali melirik ke samping, demi melihat raut wajah khawatir Kendra yang tak bisa laki-laki itu sembunyikan.

"Happy birth day and happy graduation ya, Dik. Semoga panjang umur dan apa yang menjadi cita-cita kamu menajdi kenyataan," ucap Rega tulus, ia menyerahkan sebuah paper bag berisi hadiah untuk Gisel.

Gisel menerima paper bag tersebut dengan hati remuk redam. Ya, cita-citanya menjadi sebuah kenyataan, namun kenyataan pahit yang ia dapatkan.

"Terima kasih," hanya itu yang bisa Gisel ucapkan saat ini dengan terbata, berusaha kuat dan tidak menitikkan air mata. Acara baru saja di mulai, ia tak ingin membuat apa yang sudah mommy buat untuknya dan Gavin menjadi kacau karena hal ini.

"Nggak di lihat, Dik isinya?" ucap Rega yang berusaha tetap cuek dengan dengan kondisi Gisel saat ini yang tentu saja ia tahu pasti gadis itu terluka.

Gisel membuka papar bag tersebut, ia terdiam melihat isinya, yaitu peralatan menggambar dengan kualitas terbaik dan sebuah buku tentang designer mode. Ia memandang Rega dan laki-laki itu mengangguk seraya tersenyum tulus.

Hadiah itu memang tak terlalu mahal, bisa dibilang sederhana. Namun, benda itu mengingatkan kalau dulu sekali, jauh sebelum ia merubah dunianya menajdi Rega, benda-benda tersebut menjadi kesayangan dan berharga buat Gisel yang suka menggambar dan bercinta-cita menjadi designer fashion terkenal.

Gisel hampir atau bahkan mungkin sudah melupakan cita-citanya yang satu itu. Ia memang kuliah di jurusan Fashion mode, tapi semua itu hanya karena Rega yang menyuruhnya.

"Lanjutkan, mimpimu, Dek! Perjalananmu masih panjang," ucap Rega tersenyum tulus.

Jika biasanya Gisel akan terang-terangan memeluk Rega tanpa malu, tapi kini ia hanya bisa menganggukkan kepalanya. Lantas apa yang harus ia lanjutkan? Mimpinya untuk bersama pria yang ia kagumi dan gilai sejak dulu kini pupus sudah. Mimpi mana yang di maksud, Gisel merutuki nasibnya dalam hati.

"Kita lanjutkan acaranya, semuanya nikmati acaranya ya, jngan pulang sebelum have fun!" ucap Gisell tersenyum, namun dengan mata berkaca-kaca.

Acara pun berlanjut, Gisel pamit kepada Rega dan Dira untuk bergabung dengan yang lainnya, padahal sebenarnya ia ingin menyendiri.

Rega hanya bisa menatap punggung Gisel dengan tatapan nanar.

"Kamu cantik sekali malam ini, Dek. Maafkan abang, kamu harus sadar dan melihat, dunia begitu luas, masih banyak hal yang bisa kamu lihat. Jadilah dirimu sendiri dan lihatlah dunia yang begitu luas ini. Terima kasih karena malam ini kamu kuat, kamu hebat. Jika abang boleh meminta, jika abang boleh egois, jangan pernah berubah," batin Rega, matanya tak berkedip menatap punggung Gisell hingga tak lagi terlihat. Entah apa yang ia maksud untuk tidak berubah, bukankah dari dulu ia yang menginginkan Gisel berubah.

Dira hanya bisa menahan kesal melihat Rega yang terus memperhatikan Gisel dengan tatapan campur aduk, sedih, merasa bersalah dan mungkin... Cinta. Entahlaj, sangat sulit menerka pikiran oria tersebut.

"Aku ambil minum dulu, kamu mau minum enggak?" tanya Dira.

Rega menggeleng, "Nanti aku ambil sendiri," ucapnya tanpa melihat Dira.

Dira sedikit menghentakkan kakinya, ia kesal karena seharusnya sebagai laki-laki, Regalah yang mengambilkannya minum. Nandira meninggalkan Rega dengan lamunannya.

Sepertinya Nandira, David mendekati Rega, ia menepuk bahu putra semata wayangnya tersebut. Rega menoleh dan David mengangguk, "It's Oke," ucapnya.

"Mama? bunda?" Rega mengkhawatirkan dua wanita penting baginya tersebut.

"Mama, biar papa yang handle. Kalau bunda, serahkan pawangnya, tak perlu khawatir," ucap David tersenyum seraya menepuk-nepuk bahu Rega.

...****************...

1
DozkyCrazy
tolol nih si dokter
kenapa lu bukain pintu
kenapa gak tegasss juga
DozkyCrazy
tgl lu nya ajj x doct yg lepasin olangan
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹🌹
DozkyCrazy
dira emang salah tapi situ juga salah x mas
cara mu itu pengecut
DozkyCrazy
good x ini setuju sama Mpok dira
Emy Chumii
🤦🤦🤣🤣🤣🤣
DozkyCrazy
trauma jadinyaaa
Emy Chumii
good, Gisell 😎👍👍
Emy Chumii
cewek stres. udah tau Gisell istrinya Rega, lah kok malah ngajak bersaing 🤣🤣😪😪
DozkyCrazy
👏👏👏 Gisel kerren
DozkyCrazy
pake nanya lagi
wa ta dooo
DozkyCrazy
bagus sel jual mahal dulu
DozkyCrazy
Luar biasa
seruuuuuuuu 👏👏👏
DozkyCrazy
dokter ko otak nya cettek yaa
DozkyCrazy
ya elah pura" vikum om dokter
DozkyCrazy
👏👏 setuju sama kend ajj
DozkyCrazy
kecewa lebih tepatnya
DozkyCrazy
pengecut
DozkyCrazy
preeeet buat Rega👎👎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!