"Hah koq Bisa sih Lo Sama Kak Reyvan?" ~Naya~
"Gue Juga Mana Tau, Ternyata Nyokap Gue Sahabat Nyokap Lo Nay, Dan Gue udah dijodohin Sama Kak Rey dari Kecil" ~Sasha~
.
.
"Kamu Harus Ingat ya, pernikahan ini hanya sebatas kontrak tiga tahun, tidak ada Hak dan Kewajiban dalam Pernikahan ini" ~Reyvan~
"Aku Mengerti Kak, Maaf" ~Sasha~
.
.
"Kamu Terlalu Baik Untuk Reyvan, Jika Kesempatan Datang diawal Padaku, Aku Akan Ambil Kesempatan Untuk Menikahimu dan Tidak Mengabaikanmu" ~Radit~
"Biarlah Seperti ini Mas, Aku Tak Mengapa" ~Sasha~
.
.
"Sha.. Lo Berhak Bahagia" ~Fitto~
"Gue Udah Gak Mikir Bahagia Fit, Dari Bokap Gue Selingkuh dan Pernikahan Gue yang Sakral Berubah Menjadi Pernikahan Kontrak, Gue Udah Gak Mikir Bahagia" ~Sasha~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PATAH HATI PERTAMA SASHA
"Papi dan Mami memutuskan berpisah demi kebaikan bersama, dan ini kami sepakati setelah kami menikahkan kamu dengan Reyvan, melepasmu pada pria dan keluarga yang tepat"
"Apa Pap? Papi dan Mami berpisah?" Sasha benar-benar merasa terkejut.
Reyvan yang duduk disamping Sasha juga tak kalah terkejutnya, namun dirinya mencoba untuk menenangkan Sasha.
"Sha, kita dengerin dulu Papi ngomong apa ya" Bujuk Reyvan.
"Sha maafkan Papi, sebenernya hubungan Papi dan Mami sudah tidak baik dari empat tahun yang lalu, tapi kami mencoba mempertahankannya, karna kamu Sha, kami sepakat untuk berpisah saat kami sudah menikahkan kamu"
"Apa karna wanita itu Pap?" tanya Sasha dengan lirih.
Papi terdiam enggan menjawab,
"Benar karna dia Pap? Papi sudah tidak mencintai Mami?"
"Papi slalu mencintai mamimu Sha!!"
"Bohong!! mana ada cinta jika Papi sekarang bersama wanita lain" Sasha mulai terisak.
"Sha.. maafkan Papi"
"Apa kak Darren tau soal ini Pap? karna itu kak Darren pergi?"
Papi hanya diam tidak menjawab.
Sasha tersenyum sinis,
"Slama ini Sasha slalu ingin tau kenapa kak Darren bisa pergi, dan ternyata karna ini, Papi tega sama Sasha!!" Air mata Sasha semakin deras.
"Dimana sekarang Mami Pap? dan kenapa Papi bawa perempuan itu kerumah kita?"
"Papi gak tau mami dimana, setelah pernikahanmu dan menandatangani surat cerai, papi tidak tau lagi mami kemana. Dan soal Anita, Papi sudah membawanya tinggal di Apartemen, tapi Anita tidak bisa tinggal diApartemen, jadi Papi membawanya kesini Sha"
Sasha menatap mata papi dengan sengit,
"Papi tau apa yang Papi lakukan? Rumah ini rumah penuh kenangan buat aku dan Kak Darren Pap, rumah masa kecil kami pap, dan Papi tega mencoreng kenangan itu dengan membawa masuk wanita lain kerumah ini? dimana hati nurani Papi, bahkan dia menurunkan foto keluarga juga tidur dikamar Mami, Sasha benci Papi, Sasha benci Pap" Sasha berteriak sambil menutup wajahnya,
Hati Reyvan ikut bersedih, dengan sigap meraih tubuh Sasha dalam dekapannya dan mengusap punggungnya, menyalurkan kekuatan untuk Sasha.
Anita keluar dan mengampir Papi Riko,
"Mas antar aku pergi, aku gak mau pulang kalo anakmu masih disini, suruh segera dia membawa barang-barangnya dan meninggalkan rumah ini, aku gak mau nanti pulang masih melihat dia disini"
"Anita, tunggulah dulu, ini juga rumah anak-anakku"
"Engga mas!! ini rumahku, kalau kamu masih memberikan akses ke anakmu untuk rumah ini, lebih baik aku pergi dan kita bercerai"
Papi Riko mengusap wajahnya dengan kasar,
"An tolong jang buat masalah ini jadi rumit, Sasha anakku An, anggaplah dia seperti anakmu juga"
"Tidak bisa, kamu tinggal pilih, aku atau anakmu mas!! aku tunggu kamu dimobil, lima menit kamu tidak menyusulku, aku pergi dan tak akan kembali lagi!!"
Anita pergi keluar rumah, papi menatap Sasha dengan perasaan bersalah.
"Sha, maafkan Papi, bereskanlah barang-barangmu segera" Papi berdiri dari sofanya.
Sasha ikut berdiri,
"Pap, jangan pergi, Sasha mohon" Lirih Sasha dalam tangisannya.
Tapi papi Riko tak bergeming, dia tetap berjalan keluar menuju mobil Anita.
Sasha menjatuhkan dirinya dan terduduk dilantai, menunduk dan terus menangis,
Reyvan kembali memeluk Sasha.
Bi ida Asisten tumah tangga dengan segera menghampiri Sasha.
"Non Sasha, ya Tuhan, jangan begini Non, Non harus kuat" Bi ida ikut menangis merasakan kesedihan mendalam Nona kecilnya itu.
Perlahan Sasha melepaskan pelukan Reyvan,
"Bibi udah tau ini?" tanya Sasha dengan sendu.
"Bibi tau semua dari empat tahun yang lalu Non"
"Apa karna ini Kak Darren pergi Bi? Kak Darren tau Papi berselingkuh dan pergi dari rumah?"
Bi Ida hanya mengangguk, "Iya Non"
"Bibi tau dimana mami sekarang?"
Bi Ida menggelengkan kepalanya,
"Maaf non, Bibi gak tau dimana Ibu"
Setelah Sasha agak tenang, Bi Ida mulai berbicara lagi,
"Non, ada yang mau bibi sampaikan sama Non, kita kekamar Non ya sambil beresin barang-barang Non"
Sasha mengangguk kemudian melihat kearah Reyvan,
"Mas pulang aja duluan, aku pulang nanti bawa mobilku"
"Kamu pulang bersamaku Sha, nanti aku telpon Billy supaya kesini untuk ambil mobilmu ya, kamu tidak bisa nyetir dalam kondisi seperti ini"
"Tapi aku takut lama disini Mas"
"Aku tungguin Sha, sambil nunggu Billy"
"Bi tolong ambilkan kunci mobil Sasha, biar nanti teman saya yang bawa" Titah Reyvan ke Bi Ida,
Bi ida dengan segera memberikan kunci mobil Sasha kepada Reyvan.
"Aku kekamar dulu mas" Sasha berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan Reyvan sendirian diruang tamu.
Reyvan menelpon Billy untuk segera menyusulnya kerumah Sasha dan membawakan mobil Sasha.
Dikamar.
Sasha mulai membereskan buku-bukunya kedalam dus yang sudah disiapkan oleh Bi Ida.
Sementara Bi ida mbereskan sisa baju Sasha kedalam koper.
"Non, boleh bibi bicara?" ucap bi Ida ragu-ragu.
"Ada apa Bi?"
"Hemm gini Non, ada baiknya perhiasan non yang disimpan dikotak besi dibawa semua oleh Non Sasha, maaf kalo bibi lancang Non"
"Memang kenapa Bi?"
"Anu non, kemarin pas makan malam, bibi dengar istri baru bapak seperti memprovokasi bapak supaya tidak kasih uang dan biaya kuliah non lagi, katanya non sudah menikah dan bukan tanggung jawab bapak lagi. Menurut bibi, lebih baik Non bawa semua perhiasan Non, barangkali suatu saat Non Butuh, dan juga Bibi pernah mergokin istri baru bapak mau masuk kekamar Non, untung kamar Non bibi kunci"
Sasha menghela nafas, membuka pintu nakas disebelah tempat tidurnya yang menyimpan kotak besi itu, Sasha memasukan kode pengaman dan membukanya.
Ada banyak perhiasan Sasha dari Maminya, ya maminya sangat senang memberikan Sasha berbagai perhiasan maskipun Sasha tidak pernah memakainya.
"Non koleksi panda Non apa mau dibereskan juga?"
Seketika Sasha mengedarkan matanya melihat begitu banyak koleksi pandanya itu, mata Sasha tertuju pada Snowball berisikan sepasang panda yang slalu dia simpan diatas nakasnya.
Sasha meraih snowball itu dan memegangnya dengan kedua tangannya.
"Panda, aku membutuhkan kamu" lirihnya yang bahkan tidak terdengar oleh Bi Ida.
"Bi, aku hanya bawa SnowBall ini saja, yang lain bibi bereskan saja ya, terserah mau bibi simpan digudang, dibuang, dibakar, atau diberikan pada panti asuhan" Sasha memasukan Snowball itu kedalam Dus bersama tumpukan buku-bukunya.
Bi Ida menatap sendu Nona kecilnya itu,
"Non, non harus bahagia ya, Bibi yang membesarkan Non dan Den Darren, Bibi sedih melihat kalian sedih"
"Bibi harus tetap disini ya, aku yakin suatu saat Kak Darren pasti akan kembali, Bibi harus segera telpon aku kalo Kak Darren atau Mami menghubungi Bibi ya"
Bi Ida tak kuasa menahan tangisnya dan kemudian memeluk Nona kecilnya itu.
Bi Ida memanggil pak Edi untuk membantu menurunkan barang-barang Sasha,
Sebuah koper dan satu kotak dus. Sasha membawa ransel yang suka dia pakai kuliah dan menjinjing tas laptopnya, perlahan menuruni anak tangga dan berjalan menuju mobil Reyvan.
Sebelum masuk kedalam mobil, Sasha menatap rumahnya yang penuh kenangan itu dengan perasaan sedih,
"Aku benar-benar merasa terusir dari sini Bi" ucapnya dengan nada sedih.
Bi Ida memeluknya sekali lagi, begitupun dengan Pak Edi, memeluk Sasha Nona kecilnya itu.
.
.
.
.
...Tinggalkan Like dan Komentar ya Agar Author Semakin Bersemangat Up Ceritanya"...
Untuk Rey 👍👍👍👍 masih tetap menganggap Fazell anaknya.