Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Lupa
"Silahkan...sekarang giliran anda nona Emma," ujar Carlos.
"Aduh..., kenapa jadi lupa semuanya. Otak ku tiba-tiba blank," batin Emma menggosok hidungnya yang tidak gatal.
"Nona Emma silahkan," ujar Carlos sekali lagi kala Emma hanya diam saja.
"I...iya, baiklah saya akan___" ucapan Emma terpotong kala tangan Javier menginterupsinya.
"Lanjutkan ke Divisi lain saja," ucap Javier dingin membuat semua karyawan terkejut dan panas dingin di ruangan tersebut, mereka yakin setelah ini Emma mungkin akan dipecat.
"Saya tidak suka jika ada yang tidak fokus setiap kali melakukan rapat," ucap Javier. Emma menunduk, semua mata tertuju padanya. Beberapa diantara mereka menatap iba. Kepala Divisi produksi kemudian berdiri untuk memaparkan perencanaan di bidang produksi. Emma kembali duduk di kursinya. Ia sudah pasrah jika dirinya akan dipecat setelah ini.
Rapat pun selesai, semua karyawan mulai keluar dari ruang meeting. Emma kemudian merapikan catatannya lalu memasukkannya ke dalam tasnya.
"Baru dua hari bekerja, tapi sudah akan dipecat. Emma..Emma..kasihan banget sih kamu," batin Emma.
"Nona Emma, setelah jam makan siang datang keruangan saya.." ucap Javier sebelum pergi meninggalkan ruang rapat.
"Benarkan...kamu bakalan dipecat Emma," gumam Emma.
"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Carlos menghampiri Emma.
"Oh itu tadi saya__"
"Lain kali konsentrasi. Tadi bos sedang ada sedikit masalah juga. Tenang saja, Aku yakin kamu tidak akan dipecat bos," ujar Carlos memberi semangat pada Emma.
"Apa kamu mau makan siang di kantin?" tanya Carlos.
"Umm...tidak Pak, saya bawa bekal kok. Saya akan makan di ruangan saya saja," tukas Emma.
"Kalau begitu kamu bawa bekalmu ke kantin saja, bagaimana?" ujar Carlos.
"Baiklah kalau begitu," balas Emma. Keduanya kemudian berjalan menuju kantin perusahaan.
********
Setelah makan siang, Emma dan Carlos kembali ke kantor.
"Saya ke ruangan Pak Javier dulu kalau begitu," ujar Emma dibalas dengan anggukan oleh Carlos.
Emma mengetuk pintu ruangan Javier namun tidak ada intrupsi dari dalam. Tiga kali sudah ia mengetuk pintu dan tidak ada balasan.
"Apa pak Javier belum di ruangannya ya," gumam Emma.
"Ya sudahlah, Aku akan datang 10 menit lagi," ujarnya lalu berbalik namun suara bariton dari belakang menghentikan langkahnya.
"Mau kemana kamu?" ujar Javier. Emma berbalik dan terperanjat melihat bosnya dibelakangnya sedang berjalan mendekatinya.
"Eh...itu, saya tadi ingin menemui Pak Javier ta___" Javier masuk ke ruangannya mengabaikan Emma begitu saja. Javier duduk di kursi kerjanya menatap Emma yang berdiri kaku di depan pintu.
Emma terkejut melihat ruangan bosnya yang sangat berantakan. Ia tidak tau apa yang sudah terjadi di ruangan atasannya itu.
"Kenapa kamu berdiri disana, kamu bisa menghalangi orang yang akan masuk ke ruangan saya," ucap Javier membuat Emma bingung harus melakukan apa. Emma menutup pintu dan berjalan mendekati meja Javier.
"Duduk..." perintah Javier. Emma duduk di kursi dengan hati-hati. Ia belum bisa tidak mengerti dengan sikap atasannya itu.
Javier menatap wajah kaku dan takut Emma yang sedang duduk di depannya. Ia tau jika wanita itu tidak nyaman saat dia menatapnya.
"Apa kamu kepala divisi yang baru?" tanya Javier.
"I...iya Pak," jawab Emma.
"Saya tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan bahkan memecat karyawan saya yang tidak profesional dalam bekerja," ujar Javier tegas.
"Saya minta maaf Pak, sebenarnya saya hanya sedikit gugup saja tadi hingga lupa materi saya Pak," ujar Emma.
