NovelToon NovelToon
Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Berawal dari permintaan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi dirinya dan menemui pria yang akan di jodohkan kepada sahabatnya, Liviana Aurora terpaksa harus menikah dengan pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya itu. bukan karena pria itu tak tahu jika ia ternyata bukan calon istrinya yang asli, justru karena ia mengetahuinya sampai pria itu mengancam akan memenjarakan dirinya dengan tuduhan penipuan.

Jika di pikir-pikir Livia begitu biasa ia di sapa, bisa menepis tudingan tersebut namun rasa traumanya dengan jeruji besi mampu membuat otak cerdas Livia tak berfungsi dengan baik, hingga terpaksa ia menerima pria yang jelas-jelas tidak mencintainya dan begitu pun sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian Ayah untuk selamanya.

Keesokan paginya, Abimana sudah siap dengan pakaian kerjanya begitu pun dengan Livia yang hari ini akan kembali bekerja.

"Ikut bersamaku, kita berangkat bersama!!!."

"Tidak perlu mas, aku bisa naik taksi online, lagian kita tidak searah, kamu bisa telat sampai dikantor." balas Livia seadanya.

"Memangnya siapa yang akan mempermasalahkan kalau saya telat???." pertanyaan abimana seakan menunjukkan bahwa pria itu tidak ingin mendengar penolakan.

"Benar kata istri kamu, Abi...lagi pula akan lebih baik jika bos mengajarkan kedisiplinan kepada para pegawainya. Kalau urusan istri kamu biar ibu yang akan mengantarnya, kebetulan pagi ini ibu ada janji dengan teman-teman ibu." ibu menimpali obrolan Abimana dan Livia.

"Kamu mau kan berangkat bareng ibu??." ibu beralih pada Livia.

Dengan berat hati Livia mengangguk, padahal kenyataannya setiap kali berada di dekat ibu mertuanya membuat paru-paru Livia seakan kekurangan pasokan oksigen, menyesakan.

"Baiklah."

Sama dengan Livia, Abimana juga terpaksa menerima tawaran ibu. ia yakin jika istrinya pasti merasa kurang nyaman berangkat bersama ibu, mengingat seperti apa ibu bersikap pada istrinya.

Di perjalanan menuju Galaxy Group.

Livia duduk di samping ibu yang sedang mengemudi. Ya, seperti sudah mengatur semuanya dengan matang, hari ini ibu sengaja menyetir sendiri.

"Apa sebenarnya tujuan kamu menikah dengan Abi???."

Meski ibu mertua bertanya dengan nada pelan, namun Livia menyadari kemana arah dan maksud dari pertanyaan ibu mertua.

"Tujuan saya menikah dengan mas Abi tak lain karena ingin membina rumah tangga,. saya tidak punya tujuan lain, Bu."

Cukup dihadapan Abimana ia terlihat menyedihkan, Livia tidak ingin terlihat menyedihkan juga dimata ibu mertuanya, dari itu Livia memberikan jawaban demikian.

"Apa kamu tahu alasan Abi sampai menikahi kamu???."

Livia tidak menjawab karena ia sendiri tidak tahu pasti apa sebenarnya alasan abimana hingga memutuskan menikahinya.

"Kau benar-benar tidak tahu atau kau berpura-pura tidak tahu di depanku???

Menyaksikan Livia tidak berniat merespon ucapannya, ibu kembali berbicara.

"Baiklah, kalau kau memang tidak tahu alasan Abi sampai menikah dengan wanita sepertimu, akan saya beritahu. dengar dan camkan baik-baik, alasan Abi menikahi mu tak lain hanya karena ingin menyenangkan hati ayahnya yang saat ini sedang mengidap penyakit jantung kronis. satu lagi yang perlu kau ketahui, Abimana memiliki seorang kekasih yang sangat dicintainya. Jadi, sebaiknya mulai dari sekarang kau mempersiapkan diri untuk berpisah dengan Abi. Karena setelah kekasihnya kembali saya yakin Abi pasti akan membuang mu dari kehidupannya."

Nyes.

Semua ucapan ibu menembus hingga ke jantung hati Livia. namun begitu, ia tetap bersikap tenang di depan ibu seakan semua perkataan ibu tidak mempengaruhinya sedikit pun. "Maaf Bu, tapi sepertinya saya tidak ingin membuang-buang waktu untuk memikirkan semua itu." sembari mengulas senyum senatural mungkin, Livia berkata.

Tenang Livia.... tidak perlu sakit hati, bukankah dari awal kau sendiri sudah tahu bahwa tuan Abimana tidak memiliki perasaan apapun padamu!!!! Cukup ikhlas menjalani drama ini hingga mencapai endingnya. jika memang akan berakhir sad ending dan pada akhirnya tuan Abimana membuang mu dari kehidupannya, setidaknya kau bisa kembali mendapatkan kebebasanmu....Livia.

Ibu mencengkram erat kemudi, kesal dengan jawaban yang diberikan oleh Livia. Sudah susah payah ia merangkai kata tapi wanita itu seperti tidak terpengaruh sedikit pun.

Akhirnya Livia bisa bernapas lega setelah mobil ibu tiba di depan gedung Galaxy Group. Livia turun dari mobil ibu.

"Terima kasih sudah mengantarkan saya, ibu mertua."

Setelahnya, Livia berlalu meninggalkan ibu yang semakin geram dengan sikap tenang yang ditunjukkannya.

Di dalam lift, Livia memandang dirinya dari pantulan dinding kotak besi tersebut. "Seharusnya anda tidak perlu menyentuhku tuan Abimana, dengan begitu nasibku tidak akan terlalu menyedihkan jika suatu saat nanti anda membuang ku dari kehidupan anda." bergumam lirih, sebelum sesaat kemudian menghela napas panjang, seakan ingin menetralkan perasaannya yang sempat terbawa suasana akibat semua perkataan ibu mertua.

*

Di gedung Sanjaya Group.

Abimana terlihat meninggalkan ruangannya dalam kondisi panik, setelah mendapat kabar jika ayahnya baru saja dilarikan ke rumah sakit akibat mendapat serangan jantung.

"Apa kau tidak bisa lebih cepat lagi!!!."

"Baik, tuan." jawab asisten Purba walau kenyataannya kecepatan mobil yang dikendarainya sudah di atas rata-rata. Asisten Purba berusaha tetap tenang dalam berkendara meskipun sejak tadi abimana terus membentaknya. Ia paham jika tuannya itu begitu mencemaskan kondisi ayahnya.

Setibanya di rumah sakit, Abimana segera turun dari mobil dan berlari menuju ruang ICU, di mana saat ini ayahnya tengah mendapat penanganan intensif.

"Bagaimana kondisi ayahku???." menarik kerah baju dokter Fikar yang baru saja keluar dari kamar ICU.

Dokter Fikar tertunduk lesu. "Kami sudah melakukan yang terbaik Abi, tapi tuhan berkehendak lain."

"Kau bercanda kan????." mengguncang tubuh dokter Fikar hingga tubuh pria berkacamata bening tersebut mundur beberapa langkah.

"Maafkan aku, Abi...aku tidak sedang bercanda. paman meninggal pada pukul 11:20." sambil menahan tangis, dokter Fikar memberitahukan waktu kematian ayahnya Abimana.

Tak percaya dengan ucapan sahabatnya itu, abimana masuk untuk memastikan kondisi ayahnya. Dan benar saja, kedatangan abimana di sambut wajah pucat ayahnya yang sudah ditutupi kain putih

"Ayah... bangun ayah...ayo bangun ayah... ini Abi...!!! Dokter Fikar yang sejak tadi berusaha untuk tidak mengeluarkan airmata demi menjaga profesionalitas kerja sebagai tenaga medis, akhirnya ikut menangis melihat betapa hancurnya seorang Abimana saat kehilangan sosok ayahnya.

"Jangan tinggalin Abi, ayah!!!." tak kunjung mendapat respon dari ayahnya, tangis Abimana pecah, tubuhnya pun sudah merosot ke lantai. Selama mengenal Abimana kurang lebih dua puluh tahun, baru kali ini dokter Fikar melihat seorang Abimana menangis.

Livia yang bergegas menuju rumah sakit setelah mendengar kabar tentang ayah mertuanya, tak tega melihat Abimana dalam kondisi seperti saat ini.

Livia mendekati Abimana. tanpa sepatah katapun, Livia membawa tubuh Abimana ke dalam pelukannya dan abimana tidak memberi penolakan.

Dengan berurai air mata, Livia menepuk pelan punggung suaminya yang kini berada di pelukannya. hari ini Livia seakan tersadar di balik sikap tegar yang selama ini ditunjukkan Abimana, suaminya itu tetaplah manusia biasa, yang juga bisa merasakan sakit, rapuh dan juga hancur.

Asisten Purba terlihat menangis tanpa suara. Pria yang selama ini sudah menganggap dirinya seperti keluarga sendiri kini telah pergi untuk selamanya. Kesetiaan asisten Purba terhadap Abimana, semua itu tak lepas dari kebaikan yang telah diberikan oleh ayahnya Abimana. Di mana pria yang dipanggilnya dengan sebutan tuan besar tersebut memfasilitasi kehidupannya termasuk membiayai pendidikannya hingga mendapat gelar magister seperti sekarang ini.

Benar kata pepatah, gajah mati meninggalkan gadingnya dan manusia yang pergi untuk selamanya akan meninggalkan nama. kembali lagi ke diri kita masing-masing, apakah ingin mengukir kebaikan selama hidup didunia ini atau justru sebaliknya. Jika mengukir kebaikan, maka kebaikan itu pula yang akan selalu dikenang oleh siapapun yang pernah merasakannya.

1
Inah Ilham
asal kamu tau ya Mas Abi, perempuan itu butuh pengakuan dan validasi setelah apa yg kamu katakan diawal pernikahan dulu
Mrs.Riozelino Fernandez
haddeuh Abi...
mulut mu itu pernah ngomong apa ke Livia,coba ingat2 dulu...
😒😒😒😒
Mrs.Riozelino Fernandez
mulai narsisnya 😅😅😅
Dinarra
makanya ungkapin dong abi
Bina Rahel Sembiring
bagus sekali si purba kasih masukan buat si abi
Linda Sari
saya suka cerita novel ini
Ida Miswanti
Alur ceritanya bikin gemes dag dig dug🤗
Ida Miswanti
tuh AsPur aja tau🤭😆
sagi🏹
lanjut kak
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat Abimana yang sok cool tiap ngomong ma Livia...
blom lagi liat mertua Livia...
Mrs.Riozelino Fernandez
setuju nih ma si Purba...
Rini
good purba 👍
Rizqitaaa 🍓
suka dengan cerita yang gak bertele tele begini, 😁😁 lanjut kak...semangat nulisnya 🤗
Mrs.Riozelino Fernandez
ayooo Abi bujuk istrimu...
istri ngambek itu bahaya lho...
ntar kamu gak dapat jatah ronda lagi 😂😂😂😂
picii
bagus
Putri Chaniago
jgn pedulikan Livia itu urusan Abimana
Mrs.Riozelino Fernandez
asisten purba emank jempolan...
sagi🏹
lanjut kak double up
Mrs.Riozelino Fernandez
wow....aku syuuuuka Livia...
kamu harus tegas,jangan mau di stir Abi...👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Dinarra
livia mode cemburu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!