Hubungan yang dijalin oleh Yuana dan Farhan selama tujuh tahun harus kandas begitu saja
Yuana melihat Farhan yang berselingkuh dengan sahabat karibnya yang bernama Intan
Dan akhirnya Yuana langsung memutuskan untuk pergi
Disaat sedang menata hatinya, ia tidak sengaja bertemu dengan seorang yang tak lain adalah suami dari mendiang kakaknya yang bernama Haris
Apakah Yuana akan menikah dengan Haris atau ia akan kembali lagi dengan Farhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Tujuh hari pun berlalu dimana Yuana sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
Sebelum pulang ke rumah, Yuana mengajak Divan untuk berkeliling kota Bandung sambil mencari oleh-oleh.
"Mbak bagaimana kalau kita ke puncak? Besok kita pulang ke Yogyakarta." ajak Divan yang ingin sekali ke puncak.
Yuana yang merasa hutang budi kepada Divan akhirnya mau untuk pergi ke puncak
Jalanan yang tidak begitu macet membuat mereka telah sampai di Villa yang sudah dipesan oleh Divan.
Pemandangan yang sangat indah membuat Yuana sampai terpesona melihatnya.
"Ayo kita turun dari mobil." ajak Divan.
Yuana langsung turun dari mobil dan mereka berdua menuju ke resepsionis.
Resepsionis meminta maaf kepada Divan karena hanya ada satu kamar yang tersedia.
"Bukankah saya minta dua kamar?" Divan protes kepada resepsionis itu.
Yuana yang mendengar Divan yang sedang protes langsung menghampirinya.
"Sudah tidak apa-apa, aku nanti tidur di sofa." ucap Yuana.
Resepsionis itu langsung memberikan kunci kamar kepada Divan.
Mereka berdua langsung masuk kedalam kamar dan Divan meminta Yuana untuk tidur di tempat tidur.
"Biar aku saja yang di sofa." ucap Divan yang langsung menaruh tasnya diatas kursi sofa.
Yuana menganggukkan kepalanya dan ia naik ke atas tempat tidur.
Yuana memutuskan untuk tidur sebentar sebelum nanti malam akan jalan-jalan disekitar puncak.
Divan melihat kakak iparnya yang sudah tertidur pulas dan ia mengambil selimut untuk menutupi tubuh Yuana.
"Masih cantik sama seperti yang dulu" gumam Divan.
Divan pun memutuskan untuk tidur sejenak di kursi sofa.
Jam menunjukkan pukul enam malam dimana mereka berdua akan jalan-jalan dan membeli oleh-oleh.
Divan menghentikan mobilnya di sebuah cafe yang menjual jagung bakar dan sekoteng.
'Mbak mau pesan apa?" tanya Divan.
"Jagung bakar pedas sama sekoteng" jawab Yuana.
Divan memandang wajah Yuana dan ia melarangnya untuk makan jagung bakar pedas. Ia pun akhirnya memesankan pisang bakar coklat.
Yuana mengajak Divan untuk berfoto dibawah pohon yang banyak sekali lampu kelap-kelip.
Divan mengambil ponselnya dan mereka berdua langsung berfoto bersama.
Tak lama melihat pesanan mereka datang, Divan mengajak Yuana untuk duduk dan menikmati makanannya.
"Mbak, aku dulu pernah menyukaimu. Tetapi aku kalah cepat dengan Farhan" ucap Divan yang akhirnya mengatakan perasaannya.
Yuana langsung meletakkan sendoknya saat mendengar perkataan Divan barusan.
"M-menyukaiku? Bukankah waktu itu kamu jadian sama Tari?" tanya Yuana.
Divan menggelengkan kepalanya karena ia tidak pernah jadian dengan Tari. Ia menganggap Tari hanya sebatas teman saja.
"Aku dulu juga menyukaimu tetapi semua itu masa lalu. Sekarang aku sudah menikah dengan Kakakmu" ucap Yuana.
Divan tidak menyangka jika wanita yang ia cintai juga memiliki perasaan yang sama tetapi sayang sekarang ia harus mengalah karena Yuana sudah menikah dengan kakaknya.
Setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk segera kembali ke hotel karena hujan yang turun dengan sangat deras.
Hujan yang sangat deras sampai membuat jalan longsor.
Hampir tiga jam mereka menunggu dan akhirnya Divan memutuskan untuk menghentikan mobilnya di sebuah losmen yang ada di sekitar sana.
"Kita tunggu disini saja sampai jalanan bisa kita lalui lagi." ucap Divan.
Yuana menganggukkan kepalanya sambil gemetar kedinginan karena baju yang dikenakan oleh Yuana basah kuyup.
Pihak losmen mengantarkannya mereka menuju ke kamarnya.
Setelah sampai di kamar, Divan meminta Yuana untuk melepaskan pakaiannya yang basah.
Divan memejamkan matanya saat Yuana melepaskan pakaiannya dan ia segera mengambil selimut untuk menutupi tubuh Yuana.
"Istirahatlah Mbak semoga besok pagi kita bisa pulang" ucap Divan
"I-iya"
Divan membuka pakaiannya yang juga basah dan ia melihat Yuana yang semakin menggigil kedinginan.
"Mbak kenapa?" Divan membuka selimut dan melihat keringat dingin yang keluar dari tubuh Yuana.
Divan memegang kening Yuana yang kembali demam tinggi.
"Maafkan aku yang malah mengajakmu jalan-jalan" ucap Divan.
Divan lekas keluar kamar dan memanggil pegawai losmen untuk bertanya apakah ada dokter di sekitar sini.
Pegawai losmen mengatakan kalau ada dokter tetapi jalan menuju kesana sedang longsor.
Divan pun langsung kembali masuk kedalam kamar dan ia melihat Yuana yang semakin menggigil sambil mengigau.
Melihat kakak iparnya yang seperti itu, Divan langsung naik ke atas tempat tidur dan memeluk erat tubuh Yuana.
"Hanya dengan cara ini yang bisa aku lakukan sekarang" ucap Divan dalam hati.
Divan merasakan detak jantung Yuana yang berdetak kencang sekali. Ia langsung membalikkan tubuh kakak iparnya agar menghadap ke dirinya.
"Aku hanya ingin menyelamatkanmu bukan untuk yang lain" Divan memejamkan matanya dan ia kembali memeluk erat tubuh Yuana yang sedang demam.
Keesokan paginya dimana Yuana membuka matanya dan ia langsung terkejut ketika melihat Divan yang tidak memakai sehelai apapun sedang memeluknya.
Yuana langsung menangis karena ia merasa bersalah dengan suaminya.
Mendengar suara tangisan Yuana, Divan membuka matanya dan langsung mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Maafkan aku Mbak, semalam Mbak menggigil hebat. Jadi aku..."
Yuana meminta Divan untuk tidak meneruskan perkataannya.
"A-ayo kita pulang, aku tidak mau sampai ada orang yang tahu" ucap Yuana yang langsung memakai pakaiannya yang masih setengah basah.
Divan lekas memakai pakaiannya dan mereka berdua keluar dari kamar.
Pegawai losmen mengatakan kalau jalan sudah bisa dilewati dan mereka langsung menuju ke hotel untuk mengambil pakaiannya yang masih ada disana.
Selama diperjalanan mereka berdua saling diam dan tidak bicara apapun.
"Divan tolong rahasiakan ini, aku tidak mau Mas Haris salah paham" pinta Yuana.
Divan menganggukkan kepalanya dan ia berjanji untuk merahasiakan apa yang terjadi semalam.
Sesampainya di hotel mereka berdua turun dari mobil.
"Sayang, apakah kamu merindukan aku?" Tanya Haris yang sudah ada di hadapan mereka.
Yuana dan Divan sama-sama terkejut ketika melihat Haris yang sudah ada di hotel.
"M-mas Haris..." Haris langsung menghampiri Yuana dan memeluknya.
Disaat memeluk istrinya, Haris melihat pakaian istrinya yang setengah basah.
"Sayang, kenapa pakaianmu basah? Apakah kalian berdua habis lari pagi?" tanya Haris dengan nada bercanda.
Yuana dan Divan saling pandang saat mendengar pertanyaan Haris.
Kemudian Divan mengajak kakaknya untuk masuk ke dalam kamar hotel.
"Kalian pesan satu kamar?" Haris kembali bertanya kepada istrinya.
"Kata resepsionis hanya ada satu kamar kak, aku tidur di sofa." jawab Divan.
Haris merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan meminta istrinya untuk mendekat.
"Divan pulanglah lebih dulu karena kakak ingin bulan madu dulu." ucap Haris
Divan menganggukkan kepalanya dan segera ia memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Dan setelah itu ia berpamitan kepada Haris dan Yuana.
Haris mendekati istrinya yang dari tadi hanya diam saja.
"Sayang apakah kamu tidak suka melihat kedatanganku?" tanya Haris sambil memeluk tubuh istrinya.
"Aku suka Mas, aku mau mandi dulu." jawab Yuana yang langsung bangkit dari tempat tidur.
Haris yang sedang rindu dengan istrinya langsung membopong dan mengajaknya mandi bersama.
Di dalam kamar mandi Haris memijat pelan-pelan punggung istrinya.
"Sayang, apakah kamu sedang sakit?" tanya Haris yang tidak sengaja melihat obat Yuana yang ada di meja.
"A-aku hanya pusing biasa Mas." jawab Yuana.
Haris tersenyum tipis saat mendengar istrinya yang sedang berbohong.
Ia berencana untuk mengajak istrinya ke suatu tempat yang sudah ia siapkan.
Setelah selesai mandi, Haris meminjam ponselnya Yuana untuk ia pakai sebentar.
Yuana memberikan ponselnya dan tidak punya kecurigaan kalau suaminya ingin memeriksa galerinya.
Disaat Yuana sedang memakai pakaiannya, Haris melihat foto dimana istri dan adiknya sedang berfoto berdua.
Kemudian Haris langsung mematikan ponsel milik istrinya dan memasukkannya ke dalam tas miliknya.
Setelah itu ia lekas mengajak istrinya masuk ke dalam mobil.