Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Obrolan mereka berlanjut, kedua pria paruh baya itu terlihat begitu senang bisa menyatukan putra dan putri mereka dalam ikatan pernikahan.
Ya, semua sudah di atur oleh keduanya. Kevin yang memang tidak setuju dengan pernikahan Keyra dan Frans, mengumpulkan banyak bukti tentang kebusukan Frans dan memperlihatkannya di layar, tepat saat acara pernikahan akan di mulai.
Tapi sepertinya, Dewi Fortuna berpihak padanya karena Keyra memergoki dengan mata kepala sendiri, seperti apa pria yang selalu ia banggakan itu.
Lalu, bagaimana Keyra dan Alexio bisa langsung menikah saat itu juga?
Awalnya, setelah pernikahan Keyra dan Frans gagal, Kevin berencana menjemput Keyra dan akan menjodohkannya dengan Alexio. Tapi siapa sangka, Keyra justru ingin tetap melanjutkan pernikahan dengan mengganti mempelai pria.
Saat itu juga, Alex yang kebetulan sedang bertemu dengan Kevin, mengetahui hal itu dan langsung menghubungi putranya yang tengah menghadiri acara tersebut. Karena suasana yang sangat ramai, mengharuskan Alexio mencari tempat yang sepi untuk menerima telepon dari ayahnya.
Tapi, hal itu membuat Keyra salah sangka dan menganggap berdirinya Alexio sebagai tanda jika pria itu bersedia menikah dengannya. Sehingga terjadilah pernikahan itu.
Tapi, semua itu tidak akan berhasil jika tidak ada mata-mata mereka di sana. Siapa lagi jika bukan, Amelia yang merupakan sahabat Keyra.
Dia yang melaporkan apapun yang terjadi di pernikahan Keyra, sehingga pernikahan Alexio dan Keyra terjadi.
"Aku ikut senang dengan pernikahan mereka. Tapi, kalian harus ingat, jika semua ini berhasil karena diriku. Jadi ... "
"Kau tenang saja, Amelia. Uncle akan memberikan apapun yang kau inginkan," ujar Alex.
"Aku juga. Bagaimanapun juga, kau berperan penting dalam hal ini. Jadi, uncle akan memberikan apapun yang kau mau," timpal Kevin.
"Wow, sepertinya sebentar lagi aku akan kaya raya karena berhasil memeras dua keluarga besar seperti kalian," ujar Amelia yang langsung mendapatkan lirikan maut dari kedua pria itu.
"Hahaha, a-aku hanya bercanda." Amelia tertawa kikuk, mendapatkan tatapan intimidasi dari dua pria kaya itu.
"Aku pikir mereka bisa diajak bercanda, tapi ternyata selera humor mereka sangat payah," gerutu Amelia dalam hati.
"Tapi, Al, sepertinya menikah saja belum cukup. Kita harus membuat mereka lebih dekat lagi," ujar Kevin.
"Kau tenang saja, Vin. Untuk hal itu, aku mempunyai rencana," seringai Alex.
...****************...
Keyra merasa bosan karena berada di apartemen seorang diri tanpa tahu harus melakukan apa. Dia menonton film dengan menghabiskan camilan yang tersedia, bahkan ia mencoba membaca novel, tapi tetap saja ia merasa bosan.
"Hah, jika setiap hari seperti ini, lama-lama aku bisa gila," gerutu Keyra. Dia mencoba mengusir rasa bosannya dengan memainkan game di ponselnya, tapi hasilnya sama saja.
"AKU BOSAN!" teriak Keyra. Dia menjatuhkan tubuhnya, terlentang di atas tempat tidur dengan nafasnya memburu. Ia melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul satu siang, kemudian ia memejamkan matanya sejenak. "Kehidupan ku benar-benar berubah sekarang," gumamnya.
"Semua ini gara-gara Frans, sialan itu!" Keyra membuka matanya. Dia menegakkan tubuhnya dan mulai menghapus semua foto Frans yang ada di galeri ponselnya. Bahkan kenangan bersama Frans yang pernah ia unggah di media sosial, dihapus tak tersisa. "Mulai hari ini, tidak ada Frans lagi di hidupku," geram Keyra.
Saat ia mencari-cari foto yang hendak ia hapus, tanpa sengaja ia melihat foto saat ia bersama kakaknya. Hal itu membuat pergerakannya terhenti. Dia mengusap pelan wajah sang kakak dengan kedua mata yang mulai berembun. "Kau benar, kak. Dia pria brengsek."
Keyra buru-buru menghapus air matanya. Ini sudah siang, jadi, mungkin saja kakaknya sudah bangun. Untuk itu, ia mencoba menghubungi kakaknya.
"Halo?" terdengar suara yang Keyra rindukan di seberang sana.
"Halo, Kak, apa kabar? Aku dengar, kau dan Aina pergi berbulan madu, ya? Apa aku mengganggumu?" tanya Keyra.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Keyvan di seberang sana.
Keyra mengepalkan tangannya erat dan menarik nafas dalam. "Itu, ... Aku hanya ingin meminta maaf padamu dan Aina. Seharusnya, aku mendengarkan kalian. Dan, tolong sampaikan permintaan maafku pada Daddy dan mommy saat kau pulang nanti, ya. Aku ... "
"Kenapa kau tidak melakukannya sendiri?" sela Keyvan
"Tidak, aku tidak berani. Ya sudah, hanya itu yang ingin aku katakan. Selamat bersenang-senang!" Keyra buru-buru mematikan sambungan teleponnya dan menghela nafas lega. Dia tidak peduli, mereka mau memaafkannya atau tidak, tapi yang terpenting, ia sudah mengatakan apa yang ia ingin katakan.
"Hah, sekarang apa yang harus aku lakukan, ya?" Keyra beranjak dari tempat tidur, hendak keluar dari kamar. Namun tiba-tiba, ia merasa perih dibagian perutnya.
"Ish, kenapa sakit sekali?" gumamnya. Dia mengurungkan niatnya dan kembali duduk di tepi tempat tidur dengan memegangi perutnya.
Rasa perih seperti terbakar menjalar dari lambungnya, membuat Keyra sulit untuk duduk tegak. Sesekali, ia menghela nafas, mencoba meredakan rasa sakitnya itu.
"Sepertinya, maag ku kambuh," gumam Keyra. Perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya, membuat pikiran Keyra terganggu yang berakibat pada pola makan yang tidak teratur. Apalagi sekarang, ia harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru bersama orang baru.
"Sakit sekali," rintih Keyra. Dia meraih ponselnya, mencoba menghubungi seseorang yang bisa ia mintai tolong untuk membelikan obat. Tapi, tanpa ia sadari, ia justru menekan nomor kontak milik suaminya.
"Ada apa?" tanya Alexio di seberang sana.
Keyra mengkerutkan keningnya, ia melihat nama kontak yang tertera di layar ponselnya dan berdecak pelan. "Kenapa aku malah meneleponnya?" batin Keyra.
"Jika tidak ada hal yang penting, aku akan ... "
"Ma-maaf, a-aku tidak sengaja menelepon mu. Tadi, aku ingin minta tolong, ish ... "
"Kau kenapa?" tanya Alexio.
"A-aku tidak apa-apa, hanya saja maag ku kambuh. Jadi, boleh aku minta tolong belikan aku obat? Ah, lupakan. Biar aku beli sendiri. Maaf ... "
"Tetap di situ, jangan kemana-mana!"
Tut Tut Tut
...****************...
"Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?" tanya Alexio.
"Nona tidak apa-apa, tuan. Nanti saya akan memberikan obat untuk nona. Tapi, tolong perhatikan pola makan nona, jangan sampai dia stres dan hindari makanan pedas, minuman beralkohol dan berkafein," ujar dokter Andra.
"Baik, dok."
"Kalau begitu, saya permisi dulu. Nanti asisten saya akan datang membawa obatnya," ujar dokter Andra yang di jawab anggukan oleh Alexio.
"Kenapa kau harus memanggil dokter? Kau 'kan bisa membeli obat di apotek saja," ujar Keyra, sesaat setelah dokter Andra pergi.
"Jangan mengabaikan penyakit. Walaupun penyakitmu itu masih tergolong ringan, tapi jika di biarkan bisa berbahaya," sahut Alexio. "Tunggu di sini, aku akan membuatkan bubur untukmu!"
"Kau bisa memasak?" tanya Keyra tidak percaya.
Alexio hanya melirik Keyra melalui ekor matanya, enggan menjawab pertanyaan Keyra. Dia melepaskan jas dan dasinya, lalu menggulung lengan kemeja sampai batas siku, membuat Keyra tak berkedip menatapnya.
Ia terpaku, tak mampu berpaling dari apa yang ada di hadapannya. "Jika dilihat-lihat, dia tampan juga," batin Keyra. Dia tidak sadar, mulutnya sedikit terbuka, matanya melebar, mencoba menangkap setiap detail yang ada di dalam diri suaminya. Sampai ia tersadar dari lamunannya, saat Alexio menutup pintu kamar dengan begitu keras.
BRAKH
"Astaga, bikin kaget saja," gerutu Keyra.
...****************...
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Alexio kembali ke kamar dengan membawa bubur dan obat yang baru saja diantar oleh asisten dokter Andra.
Ia meletakkan nampan tersebut di nakas seraya berkata, "Makanlah selagi hangat, setelah itu minum obatnya."
"I-iya!" Keyra makan dengan perlahan . Sesekali, ia melirik Alexio yang tengah memainkan ponselnya di sofa. "Kau tidak kembali ke Kantor?" tanya Keyra.
"Nanti setelah memastikan, kau meminum obatmu," sahut Alexio, tanpa menoleh.
Keyra hanya mengangguk pelan. Dia meletakkan mangkuk kosong di nakas dan mengambil kantong plastik kecil berisi obat.
"Kenapa obatnya banyak sekali? Biasanya dokter Cindy cuma memberiku satu macam saja. Tapi ini ada tiga macam. Apa maag ku sudah parah?" batin Keyra.
"Apa yang kau lakukan ? Cepat minum obatnya!" perintah Alexio.
"Ck, iya-iya." Walaupun penasaran, Keyra tetap meminum obat tersebut. Tapi, setelah beberapa saat, ia merasa tidak nyaman dalam tubuhnya. Hal itu mengundang perhatian Alexio yang melihat Keyra mulai bergerak gelisah.
"Kau baik-baik saja?" tanya Alexio.
Keyra menggelengkan kepalanya dengan tangan yang mulai membuka bajunya.
"Hei, apa yang kau lakukan, hah?" sentak Alexio.
"Panas, rasanya tidak nyaman," lirih Keyra.
"A-apa? Jangan-jangan kau ... "