Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Alana baru selesai mandi, dia mengenakan pakaian tidurnya. Dia melihat Arthur yang begitu rapi menggenakan kemeja hitam dan jas hitam. Alana cuek dan tidak mau menanyakan kemana Arthur akan pergi. meskipun bertanya dia sudah tahu jika Arthur akan sibuk bekerja malam ini.
" Kesini sebentar." ucap Arthur yang tengah duduk di pinggir kasur.
Alana tetap cuek dan tidak perduli, dia sibuk memakai pelembap diwajahnya.
" Alana. Bisa kesini sebentar." ucap Arthur dengan datar sambil menepuk kasur disampingnya.
Alana lalu mendekati dan duduk disamping Arthur. Tangan Arthur mulai menyentuh tangannya.
" Gimana rasanya tinggal disini?" tanya Arthur.
" Kenapa mesti bertanya? Emangnya tinggal disini ada rasa!" tukas Alana.
" Kenapa kamu menjawab seperti itu? Kamulah yang menginginkan untuk tinggal bersama ku. Kamu sendiri yang menginginkan aku untuk mendekati mu." ujar Arthur.
" Kamu hanya ingin mendekati aku karena kita cocok satu sama lain, kan? jika suatu saat kamu bertemu dengan orang yang sama denganku. Kamu mungkin akan membuang ku, kan?" tanya Alana yang masih belum menaruh kepercayaan lebih kepada Arthur. Di mata Alana Arthur hanyalah seorang mafia yang akan bosan kapan saja dengan para wanita. itulah mengapa Alana merasa jika suatu saat nanti dia akan dibuang begitu saja oleh Arthur jika Arthur bertemu dengan perempuan lain.
" Kamu mungkin tidak akan percaya jika aku mengatakannya sekarang. Tapi aku ingin kamu menilaiku dari tindakanku. Lihatlah apa yang aku lakukan untukmu."
Alana menatap lekat wajah Arthur mencari raut wajah kebohongan dari pria tersebut.
" Aku tidak akan mendesak mu untuk mengambil sebuah keputusan. Aku hanya ingin kamu terbuka padaku." ucap Arthur dengan serius, lalu dia mencium tangan Alana yang sedari digenggamnya.
" Aku akan menunggu, dan melihat." ucap Alana.
" Kamu bisa tidur malam ini, dan tidak usah menungguku. Aku harus bekerja."
" Siapa bilang aku akan menunggumu!" tukas Alana namun dia melihat Arthur masih menggenggam tangannya.
" Mau sampai kapan kamu akan menggenggam terus tangan ku!"
Arthur malah mencium kembali tangan Alana dengan lembut. Dia menutup matanya seolah merasakan kelembutan kulit tangan Alana.
" Udah, lepaskan! Katanya mau buru-buru bekerja. Sudah sana pergi!" tukas Alana menarik tangannya sendiri dengan kasar.
Arthur berdiri, lalu beranjak pergi namun dia berhenti dan melirik Alana sebentar. Hingga dia benar-benar pergi dan keluar dari kamar.
Alana sambil menatap kepergian Arthur, dia berkata, " Kita sudah saling mengenal beberapa hari ini... Namun bagaimana aku bisa menaruh kepercayaan padamu?"
Seiring berjalannya waktu, Alana mulai terbiasa tinggal di rumah Arthur. Setiap pagi mereka akan sarapan bersama. Mereka juga menonton film bersama, sesekali Alana terkadang menangis, Arthur akan mengambil tisu untuknya.
Terkadang pula Alana diam-diam menyiapkan pakaian untuk Arthur saat bekerja. Bukan hanya itu, dia juga menemani Arthur bekerja di ruangan kerja Arthur sambil mengerjakan pekerjaannya juga. Sesekali dia melirik Arthur yang tengah serius bekerja. Entah kenapa seiring dia tinggal dan hidup berdua bersama Arthur. Alana mulai terbiasa dengan kehadiran Arthur disisinya.
Alana terbangun ketika merasakan sebuah tangan menyentuh perutnya. Alana mendongak dia melihat tangan Arthur yang tengah memeluknya. Alana berbalik dan melihat Arthur yang tengah tertidur pulas. Dia memandangi wajah tenang Arthur ketika tertidur.
" Kamu sedang memandangiku. Apa kamu sudah mulai jatuh cinta padaku?" ucap Arthur masih dengan mata tertutup.
" Udah gila ya!" tukas Alana mendorong pelan badan kekar Arthur.
Alana hendak ingin bangun dari kasur. Namun Arthur menahannya.
" Hari ini aku akan masuk kerja jam 4 sore." ucap Arthur menatap Alana.
" Kalau begitu apa boleh kamu temani aku dan intan untuk berbelanja beberapa barang?"
" Boleh. tapi Kevin dan Edgar harus ikut bersama kita, demi keamanan."
" Tapi..."
Segera Arthur membungkam mulut Alana dengan jari telunjuknya. " Sst.. Tidak ada tapi. percaya padaku."
Alana mengangguk sambil tersenyum dengan matanya yang masih setia memandangi wajah Arthur.
semangat berkarya author 🥰