"Aku, Dia, dan Sahabatku" adalah sebuah novel yang mengeksplorasi kompleksitas persahabatan dan cinta di masa remaja, di mana janji dan pengorbanan menjadi taruhannya. Lia Sasha putri, seorang siswi SMA yang ceria, memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Pandu Prawinata , sahabatnya sejak SMA . Mereka membuat janji untuk bertemu kembali setelah 8 tahun, dengan konsekuensi yang mengejutkan: jika Pandu tidak datang, berarti Pandu sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji ketika Lia jatuh cinta dengan Angga, seorang laki-laki yang pengertian dan perhatian. Di tengah gejolak cinta segitiga, persahabatan mereka menghadapi ujian yang berat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvia Febri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Pandu menunggu Lia di kelas. Ia merasa sedikit penasaran dengan keberadaan Lia. Ia ingin mengetahui apa yang terjadi pada Lia.
"Lia, lo lama banget sih dari toilet?" tanya Pandu dengan nada yang penasaran.
Lia terlihat sedikit lesu saat tiba di kelas. Ia merasa sedikit lelah setelah bertemu dengan adik kelas nya dan Arga.
"Tadi pas mau ke toilet, ada adik kelas menghadang gue. Dia ngatain gue pelakor perebut Arga dari dia," jawab Lia dengan nada yang sedih.
"Terus pas mau keluar toilet, eh Arga nya dateng. Dia ngajak gue balikan, ya gue gak mau lah."
Pandu terkejut mendengar cerita Lia. Ia tidak menyangka kalau Lia akan mengalami hal itu.
"Hah? Kok bisa sih? Emang lo sama Arga pacaran?" tanya Pandu dengan nada yang penasaran.
"Gak, gue nggak pacaran sama Arga," jawab Lia dengan nada yang sedih. "Gue cuma mantan dia."
Pandu menangguk mengerti. Ia merasa sedikit kasihan pada Lia.
"Lia, lo jangan sedih ya," ujar Pandu dengan nada yang lembut. "Gue ada di sini buat lo."
Lia menangguk mengerti. Ia merasa sedikit terharu dengan perkataan Pandu.
"Makasih ya, Pandu," jawab Lia dengan nada yang lembut.
Pandu menangguk mengerti. Ia merasa bahagia bisa membantu Lia.
Lia dan Pandu kemudian duduk di bangku mereka. Mereka merasa sedikit lega telah berada di kelas lagi.
Pandu merasa senang bisa berada di dekat Lia. Ia merasa bahagia bisa membantu Lia.
Lia merasa bahagia bisa berada di dekat Pandu. Ia merasa terharu dengan perhatian Pandu pada nya.
"Lia, pulang sekolah yuk, pulang bareng," ujar Pandu dengan senyum yang menawan.
Lia terkejut mendengar perkataan Pandu. Ia tidak menyangka kalau Pandu akan mengajak nya pulang bareng.
"Eh, gue udah janji nanti pulang sekolah mau pulang bareng Clara dan Raya," jawab Lia dengan nada yang sedikit malu.
Pandu terdiam sejenak. Ia merasa sedikit kecewa dengan perkataan Lia.
"Oh, ya udah deh," jawab Pandu dengan nada yang sedikit cemburu. "Gue tunggu lo di depan gerbang ya."
Lia menangguk mengerti. Ia merasa sedikit kasian pada Pandu.
"Oke," jawab Lia dengan nada yang lembut.
Pandu menangguk mengerti. Ia merasa sedikit kecewa, tapi ia tetap ingin menunggu Lia di depan gerbang.
...----------------...
Sepulang sekolah, Lia, Clara, dan Raya pulang bareng. Mereka bertiga jalan sambil ngobrol dan tertawa. Suasana sore itu terasa hangat dan menyenangkan.
"Kita dah lama juga ya gak kesini lagi. Semenjak Lia makin dekat sama Pandu," ujar Clara sambil menunjuk ke warung es tebak Mak Ijah yang berada di seberang jalan.
"Iya, nih," sahut Raya. "Gue kangen es tebak Mak Ijah. Seger banget!"
Lia tersenyum mendengar perkataan Clara dan Raya. Ia pun merasa kangen dengan es tebak Mak Ijah.
"Yuk, kita beli es tebak Mak Ijah," ajak Lia.
"Oke, yuk," jawab Clara dan Raya serentak.
Mereka bertiga kemudian menyebrang jalan dan masuk ke warung es tebak Mak Ijah. Warung itu terlihat ramai dengan pelanggan.
"Mak, es tebak tiga ya," pesen Lia pada Mak Ijah.
"Iya, Dek. Sabar ya," jawab Mak Ijah dengan senyum yang ramah.
Lia, Clara, dan Raya kemudian duduk di kursi yang tersedia. Mereka sambil menunggu es tebak yang dipesan, mereka ngobrol dan tertawa.
"Lia, ceritain dong kisah cinta lo sama Pandu," ujar Clara dengan nada yang penasaran.
Lia merah kuping mendengar perkataan Clara. Ia merasa sedikit malu untuk bercerita tentang hubungan nya dengan Pandu.
"Ah, apaan sih lo," jawab Lia dengan nada yang malu. "Gak ada apa-apa."
"Eh, tapi kan lo sering bareng sama Pandu," ujar Raya. "Kemarin kan lo sama Pandu di kantor kepala sekolah?"
"Iya, tapi kan cuma iseng aja," jawab Lia dengan nada yang malu.
"Iseng? Iseng apaan sih? Udah kayak pacaran aja lo," ujar Clara dengan nada yang mengejek.
Lia terkekeh mendengar perkataan Clara. Ia merasa sedikit tersipu dengan perkataan Clara.
"Ya udahlah, gak usah dibahas," ujar Lia dengan nada yang malu.
"Oke, oke," jawab Clara dan Raya serentak.
Mereka bertiga kemudian terdiam sejenak. Mereka menikmati es tebak yang dipesan. Suasana sore itu terasa hangat dan menyenangkan.
kyk"Lia menghela nafas dalam-dalam", "Jangan takut, pandu itu sebenarnya baik" kasih kyk cerita lai gt spy pembaca juga menikmatinya tdk hny kalimat itu" sj dr bab 1-5 Lia cerita k keluarganya, tmn" ny bhkn guru" nya di mohon dong jgn terlalu banyak cerita seperti itu! tolong berikan cerita yang lebih menarik lagi!