Tiga tahun lalu , Jansen kehilangan ingatannya karena kecelakaan mobil dan diasingkan di rumah keluarga Lawrence . Tiga tahun kemudian , ingatan Jansen pulih kembali karena kecelakaan mobil . Secara kebetulan , ia memperoleh teknik rahasia kultivasi dari leluhur keluarga Scott , dan ahli dalam segala hal . Kemakmuran dan kekayaan , dia menganggapnya sebagai awan asap , dan dalam hidup ini , dia hanya ingin melindungi istrinya untuk seumur hidup !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon King Atlantis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32. Maksud Jansen Yang sebenarnya
Pria paruh baya itu mengerutkan keningnya . Ia tidak menyangka kalau Jansen adakan berbicara seperti itu . Ia mengangguk dan berkata ,
" Baiklah , katakan saja . "
Elena sangat terkejut . Tiba - tiba di dalam hatinya muncul sebuah harapan . Mungkin secara tidak sadar ia juga tidak ingin kalau Jansen menjadi pria yang memiliki kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga .
" Pak polisi , saya tidak tahu kamu punya anak atau tidak , "
tanya Jansen. Jefri tidak tahu apa yang ingin Jansen lakukan . Ia pun menegur ,
" Omong kosong apa yang ingin kamu katakan ? Apakah ada hubungannya kasus ini dengan punya anak atau tidak ? Aku tahu , kamu mencoba untuk berdalih . Kamu ini sungguh lucu . Kalau wanita ini benar - benar melakukan kesalahan , kenapa aku bisa tidak tahu ? "
" Meskipun kamu adalah polisi , tapi kamu masih kurang hati - hati . Iniah alasannya kenapa kamu hanya menjadi wakil ketua . Kuharap dengan kejadian hari ini kamu bisa melihat permasalahannya dengan lebih jelas . "
Jansen membalikkan perkataan yang Jefri ucapkan kepada Elena tadi . Jefri memasang wajah muram . Ia ingin memaki Jansen .
" Jefri , kamu jangan khawatir . Dengarkan saja dia berbicara . "
Pria paruh baya itu langsung memotong Jefri dan membalas ,
" Aku punya anak kecil . Sekarang dia sudah masuk TK . "
" Kalau begitu , biasanya jika ada makanan enak , yang pertama kamu pikirkan pasti anakmu , kan ? Kamu juga tidak akan membiarkan anakmu menderita . Iya , kan ? "
Kata Jansen .
" Itu sudah pasti . "
Orang - orang yang menonton di sana juga setuju dengan pemandangan ini . Sebagai orang tua , anak - anak selalu menjadi hal yang menyakitkan untuk dipikirkan .
" Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan ? "
Sebelumnya Jefri ditegur oleh Jansen dan itu membuatnya jadi semakin kesal dengan Jansen . Jansen meremehkan omong kosong Jefri dan berkata ,
" Masalahnya ada di sini . Sebelumnya aku melihat kalau mereka adalah ibu dan anak . Saat itu aku melihat dengan mata kepalaku sendiri seseorang memberikan mereka uang dua ratus ribu rupiah . Meskipun uang : ini tidak banyak , tapi seharusnya bisa memberi makan anak itu sampai kenyang . Namun anehnya , setelah aku dan istriku selesai makan aku masih melihat mereka . Bahkan anak itu masih membawa jeruk berjamur di tangannya . Tidakkah kamu berpikir kalau kasus ini agak aneh ? "
" Karena sudah mendapatkan uang , sebagai orang tua , kenapa masih membiarkan anaknya memakan jeruk berjamur ? Apakah dia tidak takut anaknya keracunan sampai terkena kanker hati ? "
Mendengar perkataan Jansen , ekspresi orang - orang yang menonton di sana pun berubah . Mereka tiba - tiba menatap wanita itu dengan galak . Hanya dengan melihat , wanita itu sudah diam - diam mundur , seolah - olah ia ingin melarikan diri .
" Untuk sementara kalian jangan bergerak . "
Pria paruh baya itu melihat ekspresi wanita itu . Ia juga merasa ada yang tidak beres dan segera menyuruh petugas polisi untuk menangkap wanita itu .
Wajah Jefri pun berubah drastis . Ia berkata dengan gugup ,
" Mungkin itu hanya kebetulan . Wanita itu tidak memperlakukan buruk anak , hanya saja belum waktunya untuk makan . "
Jansen mencibir sambil melihatnya ,
" Dalam hal ketelitian , kamu masih kurang . "
Setelah berkata begitu , Jansen berbicara dengan pria paruh baya itu ,
" Aku pernah menonton berita . Beberapa penjahat menggunakan beberapa anak kecil untuk jadi pengemis . Mereka mematahkan anggota tubuh anak itu dan berpakaian seperti orang cacat untuk memenangkan simpati masyarakat . Jadi , aku ingin membuktikan kalau anak ini putranya wanita itu atau bukan . Bisa dilihat di tubuh anak itu ada luka atau tidak . "
Faktanya Jansen sudah melihat kalau anak itu memiliki luka di tubuhnya .
" Lihatlah . "
Mata pria paruh baya itu berbinar . Saat Jansen membahas kasus itu , pria paruh baya itu juga pernah mendengar kasus itu . Ia pun segera mengeluarkan perintah .
" Kalian tidak diizinkan untuk mendekatiku . Kenapa kami ibu dan anak begitu malang ? Kamu juga menggertak kami , tidak memedulikan kami . Semuanya , tolong bantu aku ! "
Wajah wanita itu berubah drastis . Ia memegang anak itu sambil mencegah polisi agar tidak mendekatinya .
" Jangan khawatir , kami pasti akan membantumu . "
Tidak peduli apa yang dikatakan polisi - polisi itu , wanita itu tidak membiarkan para polisi memeriksanya .
Melihat kelakuan wanita yang tidak malu itu , Jansen menggeleng kepalanya dan mengeluarkan jarum akupuntur dari tangannya .
Saat wanita itu merengek dan membuat keributan , Jansen berjalan di belakang wanita itu dan diam - diam menancapkan jarum akupuntur . Beberapa jarum akupuntur itu ditaruh di beberapa titik di kepala belakang dan leher wanita itu . Itu bisa membuat wanita itu rileks dan dalam keadaan linglung .
Karena wanita itu panik sekali , mudah sekali untuk menancapkan jarum . Jika kondisinya normal akan sulit berhasil .
" Relaksasikan tubuhmu . Sekarang kamu berada di rumah . Aku bisa membantumu . "
Setelah Jansen berhasil menancapkan jarum akupuntur tadi , ia tiba - tiba berbisik . Suara Jansen membawa keajaiban dan membuat wanita itu jadi tidak sadarkan diri . Wanita itu memasang ekspresi berjuang , tapi ia berangsur - angsur tenang , seolah - olah ia berada di rumah .
" Ini ... "
Wajah pria paruh baya itu terkejut . Mungkinkah ini yang dinamakan hipnotisme ? Elena juga seolah - olah pertama kali kenal dengan Jansen . Ia menyentuh bibirnya kaget .
" Siapa kamu ? "
Jansen berkata secara perlahan .
" Aku Clara . Tahun ini berusia empat puluh tiga tahun . Aku datang dari ... Wanita itu bergumam pada dirinya sendiri dan mengatakan segalanya kepada Jansen .
" Aku adalah buronan kelas kakap . Aku pernah menggunakan nama Nia , Sherina, Serly . Aku telah menculik dan menjual dua puluh lima anak , juga menipu lima orang untuk pergi ke tambang lalu membunuh mereka untuk mendapatkan kompensasi dari keluarga . Aku pernah meracuni tiga anak di bawah umur dan menjual organ mereka . Namun , aku melakukan judi dan semua uangnya telah hilang . Sekarang aku telah ditangkap dengan ketat , jadi aku tidak berani melakukan kejahatan lagi . Namun , aku menemukan beberapa anak dari daerah di dekat sini . "
Saat mendengar perkataan ini , semua orang di sini tercengang . Ternyata ini adalah perdagangan manusia !
Tidak ada yang mengira kalau wanita ini begitu kejam . Ia tidak hanya menculik lebih dari dua puluh anak dan membunuh lima orang , tapi juga memperdagangkan organ manusia . Yang lebih penting lagi adalah ia mengawasi beberapa anak di dekat sini .
" Dia menakutkan sekali ! "
Beberapa orang mundur dengan tenang , tapi beberapa orang lain ada yang marah . Orang - orang yang marah itu menendang wanita itu dengan ringan .
" Itu dia . Ternyata dia datang ke kota ini untuk melakukan tindakan kriminal . "
Seluruh tubuh polisi paruh baya itu terkejut . Sebenarnya ia tahu banyak tentang kasus ini , tapi tak disangka ternyata kriminal ini masih hidup . Ia pun berteriak dengan galak ,
" Segera tangkap dia ! "
Sebenarnya Jansen tidak menyangka kalau wanita ini adalah buronan kelas kakap . Ia berjalan ke belakang tubuh wanita itu dan mengeluarkan jarum peraknya .
Wanita itu tiba - tiba menggeleng kepalanya seolah - olah ia terbangun dari mimpinya . Namun , ia mengingat semua kejadian sebelumnya dan tiba - tiba menatap Jansen.
" Bajingan kecil , beraninya kamu menyakitiku ! "
Wanita itu bergegas menghampiri Jansen dan menatap Jansen dengan lekat . Namun sebelum ia bisa mendekati Jansen ia dibekukan ke tanah oleh beberapa polisi . Setelah pergelangan tangannya diborgol , ia memohon dengan panik lagi dan tidak henti menangis .
" Nak , mulai sekarang , kamu bebas . Kakimu patah , kakak bisa menyembuhkanmu . Apakah kamu percaya dengan kakak ? "
Jansen mengabaikan wanita tadi dan berjalan menghampiri anak kecil itu ... Anak itu sudah ketakutan dari tadi . Namun , setelah mendengar perkataan Jansen, ia mengangguk .
" Percaya . "
" Sip . "
Jansen melihat ke arah pria paruh baya tadi dan berkata ,
" Pak polisi , bisakah aku meminjam mobilmu ? Kaki anak ini patah . Jika tidak dirawat , nanti bisa lebih merepotkan . "
" Tidak apa - apa , aku akan mengantarmu . "
Pria paruh baya itu merasa sedikit bersalah pada Jansen . Sebelumnya , ia hampir menyalahkan pemuda yang semangat ini . Pria paruh baya itu meihat ke arah Jefri dan berkata dengan santai ,
" Jefri , kamu masih muda . Pengalamanmu masih kurang , akhirnya kamu jadi kurang berhati - hati dalam menyelidiki kasus . Ini bisa dipahami . Namun , sebagai polisi , kamu tidak boleh mencampurkan emosi pribadi dalam tugasmu . Akan tetapi kamu jelas tidak melakukan hal itu . Kamu tidak pantas menjadi polisi . "
Dia sudah tahu kalau Jefri ingin menunjukkan kehebatannya di depan Elena. Hanya saja itu terlalu berlebihan . Seketika Jefri merasa malu .
Analisis yang sebelumnya Jefri katakan bahkan lebih buruk dibandingkan analisis Jansen yang cenderung melakukan kekerasan dalam rumah tangga . Namun semua analisis itu hanyalah omong kosong .
Elena mengerutkan alisnya dan melihat ke arah Jefri , lalu ia menyusul Jansen .
" Biar aku bantu . "