Tak sekedar menambatkan hati pada seseorang, kisah cinta yang bahkan mampu menitahnya menuju jannah.
Juna, harus menerima sebuah tulah karena rasa bencinya terhadap adik angkat.
Kisah benci menjadi cinta?
Suatu keadaanlah yang berhasil memutarbalikkan perasaannya.
Bissmillah cinta, tak sekedar melabuhkan hati pada seseorang, kisah benci jadi cinta yang mampu memapahnya hingga ke surga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
"Hari ini mungkin milik Azizah, ada saatnya giliranmu juga seperti dia. Jadi jangan sedih"
"Maksud mas apa?" Tanya Yura. Seakan-akan Juna tahu persis perasaan Yura saat ini.
"Lupakan pria kurang waras itu! Lihatlah, dalam situasi seperti ini saja sempat-sempatnya dia melirikmu. Bagus kamu pakai cadar, kalau tidak dia akan tahu seperti apa tampilan wajahmu"
"Jaga mulut mas, seolah hanya mas manusia tanpa cela. Cukup aku saja yang mas bully, jangan lakukan itu ke orang lain lagi"
"Yang lalu biarlah berlalu, kita hidup di masa sekarang, bukan di masa lampau" Celetuk Juna.
"Mas ini ngomong apa, si. Nggak jelas dari tadi" Yura menggelengkan kepala ringan.
"Aku buli kamu kapan? Dulu, kan? Sekarang? Apa aku ada buli kamu?"
Yura menelan ludahnya. Benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Juna yang kian hari kian aneh.
"Malik itu kalau waras, dia nggak akan menjadikan kalian saingan, Malik itu kalau otaknya mikir, nggak akan nemuin kalian di waktu yang sama"
"Nggak usah bahas itu, ini sekarang, bukan hari yang lalu" Balas Yura.
Juna tersenyum miring mendengarnya.
"Nggak usah ngomong terus, dia mau baca Ar-Rahman, dengarkan suaranya, pasti merdu. Pria langka dan limited edition, tapi sayang nggak waras"
"Mas_"
"Stttt,,, diam!" Kata Juna, memenggal ucapan Yura seraya menempelkan jari telunjuk di mulutnya. Kode supaya Yura tak lagi mendebat.
Yura sendiri mencebik dalam hati, lengkap dengan lirikan sebal mengarah ke pria yang menampilkan raut santai. Sungguh, Yura benar-benar kehabisan kata-kata.
***
Sekian detik berlalu, suasana mendadak hening, namun terasa menenangkan. Para hadirin yang menyaksikan ijab qobul, dengan khusyu mendengar lantunan surah Ar-Rahman dari mempelai pria.
Yura tahu betul kalau Azizah memang ingin sekali di pinang dengan bacaan Ar-Rahman. Beruntung keinginannya terkabul, dia mendapatkan pria yang benar-benar bisa, bahkan hafal di luar kepala mengenai surah yang menjelaskan tentang nikmat serta kasih sayang tak terhingga dari Allah SWT.
Hati Yura mencelos, terpesona dengan suara merdu yang keluar dari mulut Malik, namun tak serta merta membuatnya cemburu, menyesal atau sakit hati. Dia lebih senang melihat sahabatnya bahagia.
Reflek bibirnya tersungging, matanya tanpa sadar meneteskan air mata.
Mendengar lantunan dari ayat suci Al-qur'an, memang selalu membuat Yura merasa tenang. Saking tenangnya, dia sampai menangis. Apalagi dia paham betul dengan isi kandungan dari surah tersebut.
"Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban" Suara merdu milik Malik.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.
Tak terasa bacaan indah itu pun selesai, padahal Yura begitu hanyut dan sangat menikmatinya, bukan karena suara Malik, tapi penggalan dan makna dari surah Ar-Rahman memang selalu menyentuh hatinya.
"Selamat ya, Zah. Aku bahagia melihatmu menikah" Yura memeluk Zizah.
"Makasih, Ra. Aku nggak merasa menang darimu, aku doakan kamu mendapatkan laki-laki paling baik yang ada di dunia ini"
"Aamiin" Balas Yura sembari mengusap punggung Azizah pelan.
"Semoga segera menyusul, Ra"
"Insya Allah" Sahut Yura. "Semoga menjadi keluarga yang tentram, penuh kasih sayang, dan selalu di rahmati. Semoga pernikahanmu menjadi ladang pahala dan amal jariyah untukmu dan suamimu"
"aamiin, terimakasih sekali lagi, Yura. Aku menyayangimu"
"Aku juga" Pelukan mereka terurai. Yura beralih memberikan selamat pada Malik. Karena wajahnya tersembunyi di balik cadar, Malik benar-benar tak tahu bagaimana reaksi Yura.
"Selamat, akhi" Yura menangkupkan tangannya di dada.
Hanya itu yang mampu Yura katakan, sebab hatinya masih belum sepenuhnya pulih.
Malik ntar poligami
tp sy msh gregetan sm yura yg ga peka sm keinginan orang tuay dan juna jg ga trs terang sm yura klu dia suka...klu yura sdh tunangan sdh ga ada harapan buat juna...s.g aja ga jd khitbahy
ayo Thor lanjut lagi
ntar lama2 jd cinta..
lanjut mbak ane
yura kurang peka terhadap keinginan jazil, kurang peka dg perubahan juna dan kurang peka sama perasaan sendiri
yuk kak lanjut lagi
thanks author semangat ya berkarya