Gwenata Putri gadis cantik, polos dan cerewet harus merenggang nyawanya akibat meminum baygon, karena melihat konten dari aplikasi tersebut yang mengatakan, sakit kepala minum baygon
Bagaimana jadinya jiwa polos Nata bertransmigrasi ke tubuh salah satu figuran novel pernah ia baca
Gweneta Syerina Amerta, gadis cantik, irit bicara dan mempunyai sifat yang dingin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Pagi pagi sekali Neta sudah bangun lebih awal, mami mira yang biasa nya harus membangunkan Neta pun heran tak biasa nya Neta bangun sepagi ini
"Tumben banget cepet bangun, dapet hidayah apa tadi malam?" tanya mami mira heran kepala Neta yang sedang memakan rotinya
"Neta hari ini piket jadi bangun cepat ,kalo ga piket udah pasti Neta masih bobo cantik" ucap Neta lesu. Mami mira yang mendengar itu pun mengangguk mengerti
"Bagus dong, lebih bagus tiap hari piketnya biar bangun cepet Mulu" ucap mami Mira, sementara itu Neta yang mendengar itu pun protes
"Ga mau, sekali aja piketnya udah bikin Neta malas banget apa Iagi tiap hari" ucap Neta kesal lalu meminum susunya hingga tandas. Mami Mira pun hanya ngedikkan bahunya
"Neta berangkat dulu mi, Pi" ucap Neta lalu mencium tangan keduanya
"Hati hati ya" ucap papi mengacak rambut Neta
Neta pun mengangguk lalu berjalan ke luar mansion, karena mang Cecep sudah menunggu
Sesampai di depan Mansion Neta pun masuk ke dalam mobil, tapi tak ada mang Cecep, Neta pun melihat ke arah depan gerbang, di sana ada mang Cecep yang sedang berduaan dengan art tetangga, Neta pun hanya memutar matanya malas
Lalu menurunkan kaca mobilnya lalu berteriak "MANG CECEP AYOO BERANGKAT, KALO GA MAU NETA NGENDARAIN MOBIL NYA NIH" teriak Neta, mang Cecep yang mendengar itu pun melebarkan matanya
"aduh kalo non Neta yang ngendarain bisa-bisa mobil nya masuk ke kali Iagi dong" batin mang Cecep, kemudian bangkit dari duduknya
"mas pergi dulu ya sayang, cari duit biar bisa nikah " ucap meng Cecep mengedipkan matanya sebelah kepala bibi, bibi yang melihat itu pun salting
"Iya mas nya hati hati ya" ucap bibi nya, mang Cecep pun mengacuhkan jempol nya lalü berjalan ke mobil lalu maşuk
"aduh maaf ya non "ucap mang Cecep
"Iya iya, udah sekarang berangkat" ucap Neta, mang Cecep pun mengangguk lalu menjalankan mobilnya
Beberapa menit perjalanan akhirnya mobil yang di tumpangi Neta sudah sampai di sekolah
Neta pun mengambil tas nya lalu meletakkan di pundak, sebelum keluar Neta berucap
"Mang Cecep jemput Neta ya, awas aja kalo mang Cecep ga jemput Neta gara gara asik bucin, Neta laporin aib mang Cecep ke pacar nya" ancam Neta, mang Cecep pun hanya mengangguk pasrah
Setelah mengatakan itu Neta pun keluar dari mobil lalü berjalan maşuk ke dalam sekolah, mang Cecep yang melihat non nya sudah masuk pun menyalakan mobil nya lalu pergi dari sana
Balik lagi ke Neta, saat ini Neta sudah sampai di depan kelas nya Neta pun mengintip sedikit di jendela untuk memastikan tida ada orang, karena di rasa sudah tidak ada orang pun Neta membuka pintu nya
Ceklek
Setelah pintu terbuka, terlihat Budi dan Bian, melipatkan kedua tangannya di dada menatap Neta, Neta yang melihat itu pun hanya menyengir
"Hehehe Neta janji kok bakal piket" ucap Neta, Budi dan Bian pun menghembuskan nafas
"Yaudah sana Neta nyapu, nanti gue pel" ucap Budi, diangguki oleh Neta
Neta pun berjalan ke bangku nya lalu menyimpan tas nya terlebih dahulu lalu mengambil sapu kemudian menyapu kelasnya
"Yang bener ta, itu di bawah meja masih ada" ucap Budi
"Itu juga tuh di dekat lemari,sama dekat rak buku masih ada debu" ucap Budi, Neta yang mendengar itu pun kesal
"Iss Dono diam aja deh" kesal Neta, sementara itu Budi yang tak terima di panggil Dono pun protes
"Nama gue Budi, B U D I, bukan Dono"ucap Budi mengeja namanya
"ya kan nama kamu tuh Budi Widono, nah di belakangnya kan ada Dono, jadi neta panggil Dono aja biar bagus" ucap Neta, sementara itu Budi pun pasrah lalu duduk di bangkunya
Beberapa saat kemudian Neta sudah selesai menyapu, kemudian tugas budi yang mengepel, Neta yang melihat Budi mengepel yang seperti nya asik pun ingin mencobanya "Dono Neta mau ngepel boleh?"tanya Neta
"Emang lo bisa ci?" tanya Budi ragu-ragu
Neta pun mengangguk meyakinkan, Budi yang melihat itu pun memberikan pelnya, Neta pun mengambilnya dengan senang hati kemudian mulai mengepel lantai nya
Awalnya semuanya baik-baik saja sampai Neta tak sengaja terpeleset kemudian menabrak ember kemudian terjatuh dengan ember yang ada di kepala nya ,Neta pun berusaha melepaskan ember itu tapi tidak bisa
"HUWAA hiks ember nya ga mau kebuka hiks hiks hiks" tangis histeris Neta
Sementara itu Budi dan Bian yang melihat itu pun tertawa tapi kasian juga
"Hahahaha ta hahah, kasian njir haha" ucap Budi kasian tapi masih tertawa
"Hahaha di tolongin di haha” ucap Nian juga tertawa
Kemudian Budi dan bian memegang masing masing Sisi ember kemudian menariknya ke atas
"Oke dalam hitungan ke tiga tarik" ucap Budi di angguki oleh Bian
"Satu"
"Dua”
"Tiga”
Budi dan Bian pun berusaha menarik ember nya ke atas,tak lama pun embernya terlepas, Budi dan Dian pun bernafas lega kemudian membantu Neta bangun
"Nah bandel sih, gini kan jadinya” ucap Bian , kemudian memberikan sweater nya kepada Neta karena seragamnya basah
"Hikss hiks hiks maaf hikss" ucap Neta merasa bersalah karena nya teman teman harus mengepel ulang lagi
"Udah gapapa sini gue anterin ke WC" ucap Budi lalu membantu Neta berdiri kemudian memapah Neta menunju WC
Tetapi saat di perjalanan menuju wc, mereka bertemu Alan, Alan yang melihat Budi memegang Neta pun menatap tajam Budi, Budi yang tau pun melepaskan tangannya
Kemudian Alan menggendong Neta ala bridal style lalu menuju wc, meninggal Budi yang bernafaskan lega
"Hampir aja gue dalam bahaya" ucap Budi lalu kembali ke kelasnya
...****************...
Sementara itu di WC Alan mendudukkan Neta di dekat wastafel kemudian membuka sweater Bian lalu membuangnya, Neta yang melihat itu pun marah
"Jangan di buang itu punya Bian" ucap Neta, Alan yang mendengar itu pun menaikkan alisnya satu
"aku ga suka kamu pake sweater punya cowok lain" ucap Alan, sementara itu Neta pun mengangguk
"Iya tapi jangan di buang juga, ambil sweater nya sini nanti Neta mau balikin" ucap Neta
Tetapi Alan tak kunjung mengambilnya
"Yaudah kalo Alan ga mau ngambil Neta ngambek sama Alan satu minggu" ucap Neta, sementara itu Alan yang mendengar itu pun tak terima, sehari aja ga ketemu sama gadisnya udah berat banget apa lagi seminggu coba
Mau tak mau Alan mengambil sweater itu lalu memberikannya kepada Neta
"Nah gitu, Neta ga bakal marah sama Alan" ucap Neta, Alan yang melihat itu pun senang lalu memeluk Neta
"Udah ih, jangan peluk baju Neta basah" ucap Neta, Alan pun melepaskan pelukannya lalu memasangkan sweater nya kepada Neta. Neta yang memakai switer Alan pun tenggelam kerena sweater Alan kebesaran
"Haha,lucu banget sih" ucap Alan mencubit pipi Neta gemas
"Neta tau Neta lucu, udah ayo bentar lagi bel" ucap Neta menarik tangan Alan, Alan yang di tarik pun mengikuti Neta
...****************...
Sesampai nya di kelas Neta
"udah Neta masuk dulu ya bye bye"ucap Neta lalu masuk ke dalam kelas nya, AIan yang melihat itu pun pergi dari sana
"Bian ini sweater nya" ucap Neta menyodorkan sweater Bian, Bian pun mengambilnya
"Maaf ya basah hehe" ucap Neta menyengir, Bian pun hanya mengangguk
"Gapapa cil" ucap Bian, Neta pun mengangguk lalu berjalan ke tempat duduk nya
"Lona udah lama?" tanya Neta, kepada Wilona yang sudah duduk di bangkunya
"Udah, kata Budi lo tadi kepeleset ya?" tanya Wilona menatap Neta, Neta pun mengangguk membenarkan ucapan Budi
"Ngepel aja ga pernah, sosoan mau ngepel" Sindir Wilona
"Ya bodoamat, namanya juga belajar Lona" ucap Neta
Kring
Kring...
Bel masuk berbunyi, tak lama pun seorang pak guru masuk dengan kumisnya yang panjang.
"Pagi anak anak"ucap pak kumis
"Pagi juga pak kumis"serentak XI MIPA 1
"Bapak kali ini mau, buat kelompok untuk tugas bikin makalah" ucap pak kumis
"Kelompok satu, Budi Widono, Bian Alamsyah, Wilona Vernando, Gweneta Syerina Amerta, Ananda, baik untuk kelompok satu membuat makalah tentang pencemaran limbah industri" ucap pak kumis
"Baik untuk kelompok selanjutnya.....„.....„.."
Skip...
"Baik untuk kelompok yang bapak sebut kan tadi bisa berdiskusi dulu sama teman sekelompoknya dan untuk pengumpulan makalah nya nanti minggu depan" ucap pak kumis
"Baik pak" ucap mereka serentak
"Baik, sampai di sini dulu, selamat siang" ucap pak kumis lalu keluar dari kelas
"Eh gimana nih, kita ngerjain nya di mana?" tanya Budi
"Di rumah Neta aja" usul wilona, Neta yang mendengar itu pun mengangguk setuju
"lya gapapa di rumah Neta aja"ucap Neta Mereka pun mengangguk
"Oke di rumah Neta nanti setelah pulang sekolah" ucap Budi diangguki oleh mereka
Kring
Kring
"Eh udah bel, ayo ta" ucap Wilona menarik tangan Neta sementara itu Neta pun mengikuti wilona