"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perbedaan Sikap Ben
Di siang yang terik dan panas ini Ben beserta asistennya harus pergi ke sebuah restoran di pusat kota untuk bertemu dengan klien sesuai jadwal mereka.
Zeroun bekerja dengan baik, dia melakukan tugasnya dengan sangat profesional, jam terbang memang tidak bisa dibohongi, pria itu bahkan tidak bertanya pada Ben seputar apa yang harus dia lakukan.
Ben Derrick merasa tidak sedang bersama asisten baru, pemikiran keduanya pun selaras dan tidak bertabrakan, dia bersyukur asisten lamanya mengirim orang yang tepat.
Pertemuan terus berlanjut hingga mereka mencapai kesepakatan bersama, kedua belah pihak saling mengakhirinya dengan berjabat tangan.
"Simpan berkas yang sudah ditandatangi tadi, kita langsung kembali ke kantor sekarang"
"Baik, Tuan"
Keberuntungan hari ini sepertinya tak berlangsung lama sebelum seseorang tiba-tiba datang dan langsung memeluk Ben Derrick dari belakang.
"Ben, i miss you so much!"
Deg!
Suara ini, Ben tau siapa pemilik suara tersebut, apalagi beberapa hari kebelakang orang itu selalu mengintilnya pagi, siang, dan malam.
Zeroun yang berada disana pun dibuat bertanya-tanya siapa dia, kenapa langsung memeluk bosnya begitu saja, namun ia masih memendam rapat pertanyaan tersebut.
Dengan sigap Ben melepas lilitan tangan yang melingkar di pinggangnya, dia pun berbalik dan menatap pelaku yang sudah berprilaku tidak sopan kepadanya.
"What's wrong with you? Kamu mempermalukan saya ditempat umum" ucap Ben tak bersahabat.
"Ben ayo kita bicara, aku udah nunggu kamu dari tadi"
Kening Ben berkerut mendengar pengakuan tersebut, dia menangkap satu hal dari kata-kata Xaviera barusan.
"Kamu diam-diam mengikuti saya dari tadi? Sejak kapan?!"
"Dari kamu masuk ke kantor, aku juga nunggu kamu selesai ngobrol sama klien, coba pikir kurang baik apalagi aku? Sekarang aku pingin minta waktu kamu sebentar aja, kita duduk dimeja ini pun gapapa" ujar Xaviera mengakui apa yang dia lakukan dari pagi sampai sekarang pukul dua siang.
Ben sampai geleng-geleng akibat sikap mantannya yang satu ini, apa yang harus dia lakukan supaya Xaviera jera, bahkan urat malu wanita ini seakan sudah hilang.
"Xaviera apa kamu tidak malu? Kamu wanita dan malah mengejar laki-laki yang sudah beristri seperti ini, coba pikirkan harga diri kamu"
"Ck, sekarang bukan waktunya aku mikirin harga diri. Aku cuman butuh waktu kamu bentar buat ngelurusin hubungan kita"
"Saya sudah kasih kamu waktu kemarin"
"Gak! Itu gak dihitung sama sekali, kamu cuma kasih aku waktu lima menit, di tempat terbuka, bahkan pak satpam juga denger obrolan kita, dan kamu juga belum nanggepin apa-apa dari ucapan aku" cecar Xaviera tak terima, dia masih ngotot ingin berbicara dengan Ben empat mata di tempat yang memungkinkan.
"Saya memang gak akan menanggapi apapun karena semuanya sudah saya anggap selesai dan sebenarnya kamu tidak perlu memperpanjang apa-apa" tutur Ben Derrick.
Zeroun masih berdiri sembari menyimak percakapan dua orang di depannya, tadinya dia ingin pamit untuk memberikan mereka ruang, akan tetapi melihat gelagat Ben yang tidak nyaman membuat Zeroun mengurungkan niatnya.
"Kamu kayak gitu karena kamu mau mengindari aku, aku tau itu! Jangan pura-pura ngerasa gak ada yang penting dari semua yang aku ucapin"
"Tapi memang seperti itu kenyataanya, Xaviera. Jangan mempersulit saya, kalau kamu menyesal maka itu urusan kamu tidak ada kaitannya lagi dengan saya. Jika kamu mempermasalahkan kata putus yang belum saya ucapkan saya bisa mengatakannya sekarang juga walau sebenarnya itu sangat kekanak-kanakan" jelas Ben cukup panjang, kali ini dia meladeni sebab agak terbawa suasana.
"Ben..... Bukan ini yang aku mau" lirih Xaviera dengan suara yang mulai bergetar, matanya pun sudah berkaca-kaca, sebentar lagi wanita ini mungkin akan menangis.
Ben harus lebih dulu pergi sebelum kejadian yang lebih memalukan terjadi.
"Mari kita pergi Zeroun, jangan ada berkas yang tertinggal"
"Semua sudah aman, Tuan"
Tanpa basa-basi Ben Derrick melenggang keluar bersama dengan sang asisten yang setia mengikuti dari belakang.
"Ben...."
Xaviera tak kuasa untuk menahan Ben Derrick yang meninggalkannya sendirian, Xaviera duduk di kursi bekas Ben Derrick dengan lesu, perlahan dia menangis mengeluarkan kesedihan yang ternyata semelelahkan ini.
Di sepanjang jalan Zeroun tak bertanya apa-apa, Ben juga sepertinya enggan berbicara tentang kejadian di restoran tadi, namun Zeroun harus tau sebab segala hal yang menganggu atasannya juga menjadi urusannya, mungkin nanti dia akan bertanya pada Jennie, pasti wanita itu tau.
Di kursi penumpang Ben hanya diam sambil menatap pemandangan lewat kaca mobil, dia tidak sedang memikirkan bagaimana cara menghentikan Xaviera, terlalu lelah, sampai mulutnya berbusa pun usahanya akan sia-sia.
Drtttt...
Drtttt....
Dering ponsel membuyarkan lamunan Ben, dia segera mengambil gawainya, wajah muram yang tadi menghiasi wajah lelaki itu kini berubah ceria kala mendapati sang istri yang menghubunginya.
Segera Ben mengangkat panggilan video itu.
Seketika wajah Keymira muncul di layar, tidak tau apa yang sedang dia lakukan.
"Mas Bennn....."
"Ya, Key? Kamu sedang apa itu?"
"Aku baru mau makan siang, tapi lagi pingin ditemenin jadinya aku telpon mas" ucap Key menaruh ponselnya di meja sehingga tampak jika dia sedang berada di ruang makan.
"Kamu pasti kesepian disana, makanlah saya akan menemani kamu dari jauh. Saya juga baru selesai makan di restoran dengan klien"
Keymira terlihat melahap makanan, Ben menikmati pemandangan yang membuat matanya nyaman menatap lama-lama.
"Makan apa?" Tanya Ben.
"Chiken steak sama kentang rebus, tadinya mau buat beef steak tapi aku lupa belum beli" jawab Keymira dengan mulut penuh.
Ben terkekeh melihat kelucuan istri kecilnya ini, dia pasti kesepian disana, kasihan sekali, Ben tak tega membayangkannya.
"Saya usahain pulang cepat hari ini, kamu mau saya beliin apa?"
"Hmm.... Apa ya?" Gumam Key berpikir.
"Oh iya, beliin aku pembalut di minimarket, aku datang bulan tadi pagi, stok pembalut punyaku tinggal sedikit lagi" sambung Key.
Ben Derrick mengecilkan volume suara saat Keymira berkata demikian, dia tidak mau Zeroun sampai mendengar meskipun sudah terlanjur. Sedangkan Zeroun hanya fokus mengendarai kendaraan sambil pura-pura tuli.
"Baiklah, ada yang lain?"
"Beliin aku dimsum mentai juga, Chili oil nya minta double ya, soalnya suka kurang"
"Minumannya?"
"Gak usah, aku mau minum teh jahe aja, soalnya perut aku lagi gak enak"
"Lagi gak enak tapi kok mintanya yang pedes-pedes"
Key tertawa diseberang sana, jujur dia pun tak habis pikir dengan dirinya sendiri, tapi Key memang selalu mendahulukan keinginannya.
"Aku liat di sosmed lagi viral banget, apalagi ada varian mentainya, aku kan suka beli yang biasa makanya sekarang aku penasaran"
"Nanti saya beliin asal kamu janji gak akan sakit setelah makan ini"
"Kok gitu?"
"Soalnya kalau kamu sakit saya yang bergadang usapin perut kamu sampe subuh"
Keymira terkikik lagi, dia jadi ingat saat dirinya makan cemilan pedas bulan lalu, saat itu perutnya bergejolak semalaman, Ben jadi harus mengusap perut Keymira untuk meredakan rasa nyeri.
"Iya deh, nanti aku usap sendiri kalau tiba-tiba sakit"
Setelah itu Ben menunggu istrinya menghabiskan makan siang hingga selesai, dia tak berani menghentikan telpon terlebih dahulu, biar Keymira yang melakukannya.
"Mas masih di jalan? Perasaan gak nyampe-nyampe"
"Sebentar lagi saya sampai di kantor"
"Kalau gitu aku matiin telponnya ya, makasih udah nemenin aku makan siang"
"Sama-sama istriku, saya kerja lagi ya. Byeee"
"Bye mas...."
lanjuuuttt kaka authoorr
little bos n baby bos nga dilanjutin ya