10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 30 - Bantuan dan Imbalan
Malam.
Sebelum pulang, Anna mendatangi ruang rawat Pricilla, mengatakan jika besok pagi Pricilla sudah boleh pulang. Tidak perlu menunggu Dia, karena jadwal Anna datang ke rumah sakit itu siang.
Anna pun kembali melakukan pemeriksaan pada Pricilla, luka operasi kemarin pun sudah mulai mengering. Tidak ada keluhan apapun yang Pricilla rasakan.
Terlalu lama di ruang Pricilla, Anna sampai tidak sadar jika waktu sudah menunjukkan jam setengah 10 malam. Untunglah tadi sebelum ke ruang Pricilla dia sudah absen ganti shift dengan dokter yang lain.
Rumah sakit mulai nampak sepi, semua keluarga Pasien yang berjaga mulai masuk ke ruang rawatnya masing-masing. Hanya beberapa perawat yang lewat, mengganti infus ataupun mendatangi panggilan pasien.
Anna terus melewati lorong-lorong rumah sakit, menuju ruang kerjanya dan mengambil tas.
Anna tidak sadar, jika di salah satu sudut rumah sakit Anton memperhatikan.
"Astaga!" kaget Anna, saat dia masuk ke dalam ruangan, sudah duduk Alam di kursi kerjanya.
Buru-buru Anna mengunci pintu, reflek saja takut ada orang yang tahu jika Alam ada di ruangan dia. Rasanya hubungan mereka harus tetap disembunyikan rapat-rapat.
"Kenapa kesini? kamu membuat ku terkejut!" kesal Anna, dengan bibir mengerucut Anna mendekati meja kerjanya dan mengambil tas diatas sana.
"Ada apa dengan dokter Anton dan dokter Maura, kenapa kamu mengawasi mereka di ruang cctv tadi?" tanya Alam langsung. Tak lama setelah Anna keluar dari ruang keamanan. Alam masuk kesana dan meminta Johan memutar ulang apa yang Anna lihat.
Jadi kini, Alam pun tahu jika siang tadi Anna mengawasi Anton dan Maura.
Mendapati pertanyaan itu, Anna langsung terdiam. Kedua tangannya yang sibuk pada tas pun akhirnya ikut diam.
Dalam benaknya mulai bertanya-tanya haruskah dia memberi tahu Alam?
Tapi Anna tidak punya bukti yang cukup kuat, saat kedua orang itu mencampurkan obat mual di sup Pricilla mereka tidak tertangkap cctv. Hanya punggung Maura dan Anton saja yang terlihat sedikit.
Menyadari itu, Anna mulai yakin untuk tidak usah memberi tahu Alam. Anna hanya akan mengawasi Anton dan Maura seorang diri. Anna masih merasa, mungkin saja Anton dan Maura akan kembali mengulangi kejahatan mereka.
Anna hanya butuh bukti dan waktu untuk memberi pelajaran yang sesungguhnya pada kedua orang itu.
"Kenapa diam? Apa Anton dan Maura mengganggu mu?"
Anna langsung menggeleng kuat, " Tidak," jawabnya lantang.
"Kenapa wajah mu jadi gugup?" tanya Alam lagi, membuat Anna terpojok.
Alam bahkan langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri sang Istri, berdiri tepat dihadapan Anna yang sedang gugup. Entah gugup karena apa, tentang kebohongannya mengenai Anton dan Maura, atau gugup melihat tatapan mata Alam.
"Katakan padaku ada apa? Aku bisa membantu mu jika kamu butuh bantuan," ucap Alam, dia semakin mengikis jarak hingga Anna menyentuh meja kerjanya sendiri.
"Cih! menawarkan bantuan setelah ini meminta imbalan, iya kan?" balas Anna.
Alam langsung mengunci tubuh Anna menggunakan kedua tangannya yang bersandar di meja kerja. Membuat jarak mereka begitu dekat.
"Bantuan dan imbalan itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan, kamu juga bisa membayar imbalan dulu meski belum meminta bantuan," balas Alam dengan seringai.
Dan Anna langsung mendorong dada Alam untuk menjauh.
"Dasar mesyum!" seloroh Anna dan membuat Alam terkekeh.
"Ayo pulang!" ajak Anna kemudian, meski bicara dengan ketus namun Alam cukup merasa senang, karena Anna mengajaknya pulang.
Pulang ke rumah mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...