NovelToon NovelToon
SAMUEL

SAMUEL

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kak Rinn

Samuel, pria berusia 38 tahun, memilih hidup melajang bertahun-tahun hanya demi satu tujuan—menjadikan Angelina, gadis 19 tahun yang selama ini ia nantikan, sebagai pendamping hidupnya. Setelah lama menunggu, kini waktu yang dinantikannya tiba. Namun, harapan Samuel hancur saat Angelina menolak cintanya mentah-mentah, merasa Samuel terlalu tua baginya. Tak terima dengan penolakan itu, Samuel mengambil jalan pintas. Diam-diam, ia menyogok orang tua Angelina untuk menikahkannya dengan paksa pada gadis itu. Kini, Angelina terperangkap dalam pernikahan yang tak diinginkannya, sementara Samuel terus berusaha memenangkan hatinya dengan segala cara. Tapi, dapatkah cinta tumbuh dari paksaaan, atau justru perasaan Angelina akan tetap beku terhadap Samuel selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Rinn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sebuah rencana

Angelina dan Ningsih akhirnya keluar dari mansion. Udara segar menyambut mereka, dan Angelina menghirupnya dalam-dalam. Sudah lama sekali ia tidak merasakan kebebasan seperti ini. Melihat kerumunan orang-orang, ia merasa sedikit canggung, merasa asing karena terlalu lama terkurung di dalam.

Kandungannya kini sudah berusia dua bulan lebih, dan Angelina berjalan dengan hati-hati di samping Ningsih yang selalu memperhatikannya dengan cemas.

"Nyonya, tolong berjalan perlahan," ujar Ningsih, khawatir.

Angelina tersenyum dan mengangguk, meski wajahnya tetap memancarkan kebahagiaan. "Bibi, aku terlalu senang! Lama sekali aku tidak berada di luar seperti ini."

Ningsih menghela napas pelan, merasa lega melihat Angelina sedikit lebih ceria, meskipun ia tetap waspada akan kondisi tubuhnya.

Angelina melanjutkan perjalanannya, setiap kali mereka melewati penjual makanan, ia berhenti sejenak, mencicipi berbagai macam jajanan yang ada. Ia mencoba satu per satu, dan dengan cepat menghabiskannya, tampak begitu menikmati setiap rasa yang masuk ke mulutnya. Senyum ceria menghiasi wajahnya, menandakan betapa besar kebahagiaannya bisa merasakan hal-hal sederhana yang selama ini terlewatkan.

Ningsih memandangnya dengan penuh perhatian, melihat bagaimana wajah Angelina yang biasanya penuh dengan kecemasan kini tampak lebih ringan, lebih bahagia. Meskipun kadang sedikit khawatir tentang kondisi kandungannya, Ningsih merasa lega melihat Angelina dapat menikmati kebebasannya, sekadar merasakan kebahagiaan sederhana di tengah segala permasalahan yang ada.

Ketika mereka melanjutkan berjalan, Angelina berhenti di sebuah kulkas minuman di salah satu kios. Ia mengambil botol soda dan hampir meminumnya.

"Nyonya, jangan minum itu!" Ningsih segera meraih botol yang ada di tangan Angelina, hampir membuatnya terlewatkan.

Angelina terkejut dan menatap Ningsih dengan bingung. "Kenapa? Aku hanya ingin minum sedikit."

Ningsih menahan botol itu dengan lembut, "Soda itu tidak baik untuk ibu hamil, Nyonya. Bisa berdampak buruk pada kesehatan kandungan."

Angelina menatap botol soda itu sejenak, kemudian meletakkannya kembali dengan pelan. "Oh, aku tidak tahu. Terima kasih sudah mengingatkan, bibi."

Ningsih mengangguk dengan lega, merasa tenang karena Angelina tidak melanjutkan niatnya. "Ayo, Nyonya, ada banyak pilihan minuman sehat di sini. Saya akan bantu memilihkan yang terbaik untuk Anda."

Angelina mengangguk, merasa lebih tenang dan bersyukur atas perhatian Ningsih. Dengan langkah yang lebih ringan, mereka melanjutkan perjalanan ke rak minuman lain yang lebih sehat.

Ketika mereka fokus mencari minuman sehat, tiba-tiba sebuah tangan terulur di depan Angelina. Angelina mendongak, matanya terbelalak melihat sosok wanita yang begitu familiar.

"Huh? D-dia?" batin Angelina. Wajah yang tampak tidak asing itu langsung mengingatkannya pada wanita yang ada di foto bingkai—wanita yang merupakan mantan Samuel, yang katanya sudah lama tidak memiliki hubungan apa pun dengan suaminya.

Angelina terdiam, matanya tetap terpaku pada wanita itu, mencoba mengingat apakah ini hanya kebetulan atau sesuatu yang lebih.

Irene menatap sosok wanita muda yang cantik dengan penuh perhatian, lalu tersenyum hangat dan menyapa, "Apa yang kau cari, gadis muda?"

Angelina sempat terkejut, berkedip dan menggelengkan kepalanya, "Aku hanya mencari—"

"Nyonya Angelina! Ini dia minuman yang cocok untuk ibu hamil!" Ningsih dengan cepat memotong pembicaraan Angelina.

Angelina langsung menoleh ke arah Ningsih dan berlari menghampirinya, meninggalkan Irene yang sejenak terdiam. Nama 'Angelina' menggelitik ingatannya. Ia teringat jelas, ini adalah istri Samuel!

Melihat Angelina dan Ningsih perlahan menjauh dari pandangannya, Irene tertegun sejenak. Lalu ia berlari mengejar mereka, "Tunggu!"

Namun, tiba-tiba sebuah motor melaju dengan cepat, membuat Irene terpaksa menghentikan langkahnya.

Ningsih memberikan botol minuman pada Angelina, namun ia segera menyadari ada yang berbeda. Angelina tiba-tiba terdiam dan ekspresinya terlihat murung.

"Apa Anda baik-baik saja, nyonya?" tanya Ningsih khawatir.

Angelina menatap Ningsih dengan tatapan yang kosong sejenak, lalu menjawab pelan, "Bibi, apakah kau tahu siapa wanita itu?"

Ningsih mengernyit, merasa bingung, "Memangnya dia siapa, Nyonya?"

Angelina menarik napas panjang sebelum menjawab, "Aku akan menjelaskannya ketika kita sudah di rumah."

***

"Jadi kau bertemu dengan istri Samuel?" tanya Aldrich terkejut dengan cerita Irene.

Saat ini keduanya sedang duduk bersama, menikmati suasana kafe yang tenang. Irene mengangguk sambil menyeringai, "Ya, benar sekali. Ternyata istri Samuel begitu muda dan sangat cantik. Hahaha, wajar saja dia dengan mudah melupakanku."

Aldrich menggeleng, "Ck, tapi itu tidak sepenuhnya benar. Aku masih penasaran, sebenarnya ada hubungan apa Samuel dengan istrinya itu? Kenapa Samuel bisa mendapatkan istri yang begitu muda? Bisa dibilang sekarang Samuel seorang pedofil."

Irene tertawa kecil, "Jika kau penasaran, kenapa kita tidak bersama-sama mencari jawabannya? Bagaimana kalau kau merencanakan sesuatu untuk mengejutkan Samuel? Kita bisa menggali lebih dalam tentang hubungan mereka."

"Bagaimana caranya? Kita bahkan tidak mengenal seluk-beluk Angelina."

Irene tersenyum licik, "Itu cukup mudah, my dear. Kau bisa perlahan mendekati istri Samuel."

Aldrich terdiam sejenak, lalu tertawa sinis, "Mendekati istri Samuel? Omong kosong! Aku melihat Samuel begitu protektif dan sangat posesif terhadap istrinya. Beberapa minggu lalu, aku bahkan diusir dengan tegas olehnya ketika aku mencoba mengajak Samuel kembali ke kebiasaannya di masa lalu."

"Oh ya? Lalu apa yang dia katakan?"

"Dia bilang kehidupannya sekarang, istrinya, dan juga calon buah hatinya adalah prioritas utamanya. Masa lalu sudah tidak penting baginya lagi."

"Dia memang cukup kejam, bahkan meninggalkan masa lalunya begitu saja tanpa memikirkan aku yang masih bernafas untuknya."

Hening terjadi. Sebelum akhirnya Irene mengambil keputusan, "Apa kau punya kontak Samuel?"

Aldrich memandang Irene, "Kontak Samuel? Kenapa?"

"Aku punya ide. Kalau kita tak bisa mendekatinya langsung, kita harus bermain lebih halus. Aku yakin ada cara untuk menghubunginya, mencari celah. Kau tahu, kadang kita hanya butuh langkah kecil untuk menghancurkan segalanya."

"Aku mungkin punya, tapi kau harus tahu, dia tak mudah dijangkau."

Irene menyandarkan ke kursi, menyilangkan kaki dengan percaya diri. "Aku tidak peduli seberapa sulitnya. Aku hanya butuh informasi. Dan aku yakin, kau tahu cara mendapatkannya."

"Baiklah, awal rencana aku percayakan padamu," ucap Aldrich, Ia pun merogoh sakunya mengeluarkan ponselnya dan mendorongnya dekat dengan Irene, "Kontak Samuel ada di situ. Tapi berhati-hatilah jangan gegabah!"

Irene mengambil ponsel Aldrich dengan senyum puas. Ia membuka kontak yang dimaksud, memandangi nama Samuel yang tertera di layar dengan penuh perhitungan.

"Terima kasih, Aldrich. Aku tahu kau akan membuat keputusan yang tepat."

"Aku harap kau tahu apa yang kau lakukan, Irene. Jangan sampai kita terjerat dalam permainan yang kita tidak bisa kendalikan."

Irene tertawa pelan, suaranya penuh keyakinan. "Tenang saja. Aku selalu tahu bagaimana cara mengendalikan permainan ini."

1
Tasih Sumiarsih
kl masuknya lg mn susah
Kak Rin: maaf maksudnya apa ya😂
total 1 replies
Nur Latifah Hanif
bagusss menarik
Kak Rin: terimakasih sudah berkomentar 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!