" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jorok
" Yuna.." Panggil Zahra berlari menghampiri Ayuna yang berada di kuburan ibunya.
Zahra langsung memeluk Ayuna yang menangis dengan deras saat dia tiba.
" Kenapa tidak menghubungi ku tentang ibu yang sudah pergi" Kata Zahra ikut menjatuh kan Air matanya. Karena dia juga sudah menganggap ibu Ayuna seperti ibunya sendiri.
" Hiks Hiks Hiks. Semua terjadi terlalu tiba tiba Ra. Aku tidak bisa berfikir lagi, otak ku benar benar kosong." Kata Ayuna Dangan Lirih memeluk Erat Tubuh Zahra.
Ayuna memang tidak memberi tau pada Zahra jika ibunya meninggal. Dia benar benar tidak bisa memikirkan apa pun lagi saat melihat ibunya sudah tidak bernyawa dan kaku.
" Tenang lah.. Mana Ayuna yang aku kenal. Ayuna yang tahan banting dan sangat tangguh. Kenapa yang ada di hadapan ku ini hanya Gadis yang cengeng" Bujuk Zahra pada Ayuna.
Ustadz Sulaiman dan juga Bima Hanya diam melihat Istri mereka
Ayuna perlahan menghentikan tangisnya. Matanya benar benar bengkak. Karena dari semalam lagi dia terus menangis.
Zahra melonggarkan pelukannya kemudian mengusap Air mata sahabatnya." Sudah. Kita pulang yuk" ajak Zahra
Ayuna perlahan mengangguk. Zahra tersenyum kemudian melihat pada Bima Suami Ayuna.
" Siapa ya" Tanya Zahra penuh selidik pada Bima.
" Aku suaminya" Jawab Bima tersenyum pada Zahra.
"Whatttt!! " Teriak Zahra yang membuat Bima terloncat kaget dengan respon Gadis yang berada di hadapannya.
" Zahra" Tegur Ustadz Sulaiman menajam kan netranya Pada Istrinya yang membuat Bima Kaget.
Zahra Menyengir pada suaminya dengan sisa air mata di wajahnya.
Zahra membisik Ayuna" Apa benar itu suamimu. " Bisik Zahra pada Ayuna. Ayuna mengangguk pelan.
Zahra Kaget" Bagaimana Bisa. Kapan kau menikah" Bisik Zahra Lagi
" Nanti aku cerita kan. " Jawab Ayuna terdengar Lirih.
Zahra melihat suaminya yang melototinya seolah mengatakan. 'ini bukan waktu yang tepat mempertanyakan hal seperti itu' seperti itu lah kira kira pandangan ustadz Sulaiman pada Istrinya.
Setelah itu Zahra dan juga Suaminya pamit. Zahra tidak mengantar Ayuna Pulang. Karena kan ada suaminya di sana. Fikir Zahra.
,,,,,,,,,
Di Mobil Zahra masih duduk dengan wajah Sedihnya mengingat ibu Ayuna yang sudah dia Anggap seperti Ibunya sendiri. Dia juga tidak menyangka jika beberapa hari yang lalu adalah pertemuan terakhirnya pada ibu Ayuna.
Ustadz Sulaiman Yang Fokus menyetir menoleh sekilas melihat pada istrinya yang hanya diam tanpa mengeluarkan kan sepatah kata pun.
" Kau mau Makan" Tanya Sulaiman Pada Zahra.
" Boleh, kita Makan pentolan mercun saja" Kata Zahra menunduk melihat kuku tangannya. salah satu gaya Zahra jika dua sedang sedih dia pasti akan makan pentolan mercun untuk mengurangi kesedihannya.
,,,,,,,,
Ustadz Sulaiman melongo melihat istrinya yang menuangkan cabe yang banyak ke dalam pentolan mercun yang dia pesan tadi di rumah makan pak Mamat tempat dia sering bersantai dengan Ayuna juga kadang bersama dengan Sisi.
" Cukup Zahra. Kau Bisa sakit perut nanti Zahra" Kata Ustadz Sulaiman menari Cabe yang berada di dekat mangkok Zahra.
Zahra hanya diam dan mulai memakan Baksonya dengan air mata yang mulai mengalir dari kedua bola matanya.
Ustadz Sulaiman sadar jika Zahra sedang menangis sambil menunduk memakan pentolannya.
Dia mengeluar kan sapu tangannya dari saku dan memberikannya pada Zahra.
Zahra mengambil sapu tangan Dari tangan suaminya kemudian mengusap air matanya dan mengeluarkan hingusnya.
" Ihh jorok... Kau bisa membuat pelanggan di rumah makan ini melarikan diri Zahra"Kata Ustadz Sulaiman pada Zahra.
Zahra mengedarkan pandangannya. Ternyata benar, orang orang menatap nya horor dengan tingkahnya yang membuat orang orang hilang selera makan.
Zahra menyengir pada suaminya.
" Dasar jorok" Ujar Sulaiman menggeleng. Istrinya itu walau pun sedih, masih sempat lagi berulah ajaib. Fikir sulaiman.