Maha Rani Larasati rela menikah dengan Daniel Nur Indra seorang duda ber anak satu tapi jauh dari kata bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trisubarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10
Icha dan Daniel makan malam bersama, sudah seminggu Daniel tidak pernah ngobrol dengan istrinya. Bahkan jarang bertemu, sekali nya bertemu mereka bertengkar tadi malam.
Jam sembilan malam Daniel masih duduk di sofa, menunggu Rani keluar dari kamarnya. Ia berharap bisa bicara dengannya, tapi Rani belum juga keluar.
Daniel PoV.
Satu bulan ini banyak sekali masalah yang menghampiri.
Aku berencana membuat Mall baru di kota ini. Tabunganku selama bertahun-tahun masih belum cukup untuk melunasi tanah yang aku beli. Mau tidak mau, aku mengurangi modal, akibatnya pengiriman barang dari PT tersendat.
Tetapi tanah yang aku beli, tanah sengketa. Padahal aku dan Deni, sudah berhati-hati ada orang yang tidak bertanggung jawab memalsukan Surat Akta jual beli ( AJB). Selama seminggu aku mondar mandir mengadakan rapat koordinasi dengan pihak-pihak kepolisian dan kejaksaan. Tapi aku di posisi yang lemah.
Hancur sudah harapanku, cita-cita ku untuk membuat Mall kedua kandas.
Aku pulang kerumah ingin bicara dengan Rani. Yang aku tau dia selalu memberikan solusi terbaik.
Di tengah perjalanan aku ingat masih mempunyai tabungan perhiasan milik Almira. Aku berniat meminjam nya terlebih dahulu. Untuk menutupi modal yang aku tarik hampir 25 persen.
Sampai di rumah perhiasan itupun ikut raip. Menurut felingku, hanya istri ku yang menjadi tersangka kuat, di tambah lagi kotak perhiasan itu aku temukan di kolong tempat tidurnya.
Tak elak, pertengkaran tadi malam terjadi. Aku sadar sudah terlalu kasar padanya. Aku tidak mau marah lebih lama, kemudian lebih baik aku keluar dari rumah dan tidur di Apartemen yang sudah lama tidak aku kunjungi.
Pagi hari aku pulang. Aku ingin minta maaf, kalau memang dia membutuhkan perhiasan itu, ya sudah, aku tidak masalah. Hari ini aku putuskan untuk tidak berangkat ke kantor.
Sampai dirumah aku berpapasan dengannya di tangga. Tapi aku dan dia tidak saling sapa. Di dalam kamar aku gelisah bagaimana caranya agar aku bisa merangkai kata agar dia mau memaafkan aku. Dengan niat yang kuat aku keluar dari kamarku. Mencari di kamarnya tapi tidak menemukan istriku. Kemana dia? pikirku. Seharian aku menunggu dia di rumah tapi belum pulang juga.
"Mbok lihat Rani tidak?" Tanyaku.
"Saya tidak tau tuan, coba hubungi handphone nya, tadi pagi Mbak Rani katanya tidak enak badan tuan, saya di suruh mengantar Icha ke sekolah naik taksi" tutur Simbok.
"Pulang mengantar Icha saya ke pasar" "Sampai di rumah, Mbak Rani tidak ada, padahal sama sekali belum sarapan" Simbok memberi penjelasan.
"Handphone nya tidak bisa di hubungi Mbok" Kataku, sudah aku hubungi berkali-kali tapi tidak aktif.
Aku menunggu dia tiduran di kursi sofa seharian. Sekali-kali menghubunginya, tapi hanya operator yang menjawab. Aku chat juga centang satu.
Sorenya akhirnya ia pulang, aku perhatikan jalannya sangat lambat dan wajahnya pucat. Tapi entah mengapa setelah bertemu ingin minta maaf, tapi nyaliku menciut.
Dia ngobrol dengan simbok, menanyakan Icha tapi sama sekali tidak melihat wajahku.
Hingga maghrib menjelang ia tidak turun, berlanjut makan malam pun ia tidak mau kebawah. Aku semakin bersalah.
Jam sembilan malam ia tidak juga makan. Kok nggak mau makan sih...kalau sakit gemana? pikirku.
"Mbok tolong antar makan malam buat Rani ya" kataku karena aku menunggu dia keluar tidak juga keluar.
"Baik tuan" Aku melihat simbok menata makanan dan minuman lalu di bawa ke atas. Lima belas menit kemudian simbok kembali masih membawa nampan yang penuh.
"Kok di bawa kebawah lagi Mbok? Tanyaku.
"Sudah Mbok bujuk tetap tidak mau tuan, saya juga khawatir kalau sakit gemana?" Tanya Simbok.
"Tuan sebenarnya ada masalah apa? maaf kalau saya lancang, tidak seharusnya saya ikut campur urusan rumah tangga tuan"
"Tapi alangkah baiknya jika ada masalah cepat di selesaikan"
"Menunda menyelesaikan masalah akan berakhir dengan fatal"
"Sudah seminggu Mbak Rani selalu murung, kadang menangis sendirian"
"Simbok sudah berkali-kali bertanya tapi Mbak Rani nggak mau terus terang. Tutur Simbok panjang lebar.
Aku hanya menghela nafas panjang, tidak bisa bicara apa-apa dengan simbok.
"Mbok boleh saya bicara pribadi dengan simbok?"
"Tentu saja boleh, tuan ingin bicara apa?"
"Mbok apa ada istri yang tidak mau menggunakan uang suaminya untuk kebutuhan pribadinya?
"Itu tergantung tuan, hanya tuan yang bisa menjawab pertanyaan dari tuan sendiri"
"Tuan ingin tau mengapa simbok rela tidak pulang dan memilih tinggal disini?" Simbok balik bertanya.
"Iya! kenapa mbok?"
"Itu karena Simbok sudah sangat kecewa dengan suami, karena apa? karena suami Mbok, tidak bisa bersikap adil dengan saya dan madu saya." Tutur Simbok.
"Tapi kan Rani tidak punya madu Mbok? Tanyaku.
"Tuan benar, Mbak Rani tidak mempunyai madu, tapi tuan sudah tidak bisa bersikap adil terhadap Mbak Rani dan Almarhumah Non Almira."
"Kok jadi bawa-bawa Almira Mbok? jawabku sambil emosi.
"Tuan tidak sadar, tuan sering membandingkan Mbak Rani dan Almarhumah Non Almira"
"Itu sungguh sangat menyakitkan Tuan"
"Tuan sepanjang hidup selalu mendambakan istri seperti Non Al" "Tuan ingin merubah sikap dan sifat mbak Rani seperti Non Almira"
"Tuan tidak sadar apa yang sudah Tuan lakukan sangat menyakitkan hati Mbak Rani"
"Wajar jika Mbak Rani tidak mau menggunakan uang dari Tuan"
"Karena Tuan terkesan pelit, dengan Mbak Rani"
"Mbok!!" Aku membentak simbok.
"Maaf tuan, kalau saya lancang! saya sudah bertahun-tahun bekerja di rumah ini"
"Dulu tuan memanjakan non Al, mengajaknya belanja barang-barang mewah, mengajaknya keluar negeri, membelikan tas mahal, sepatu mahal"
"Tapi sebaliknya, apa pernah tuan membelikan Mbak Rani sesuatu, bahkan yang mbak Rani suka saja tuan tidak tahu kan?" 😢😢😢
"Mbok Diam!!" Aku sangat emosi dengar kata-kata Simbok.
"Tidak Tuan, saya tidak akan diam, kalau Tuan mengusir saya, karena saya membela sesama wanita yang tersakiti, saya ikhlas"
"Apa Tuan selama ini tau! kalau Mbak Rani jualan online, jual ayam penyet, gudeg, kue-kue dan roti"
"Buat bayar kuliah sendiri, mungkin karena mbak Rani sudah sangat kecewa dengan tuan"
"Karena Mbok perempuan, mengalami seperti yang mbak Rani rasakan, selalu di beda - bedakan"
"hanya bedanya madunya Mbok masih hidup, makanya mbok memilih bercerai dan tidak mau lagi menggunakan pemberian suamiku"
"Dulu saya berjuang keras dengan suami saya, membantu suami mencari uang supaya kami berdua bisa membuat rumah"
"Sedangkan dengan madu saya suami saya tiba-tiba membelikan rumah, dengan mudahnya madu saya mendapatkan yang ia inginkan."
"Saya mohon Tuan bisa renungkan kata-kata Simbok"
"Saya permisi Tuan saya mau istirahat." Simbok berlaku berniat meninggalkan aku.
"Mbok tunggu"
"Ada apa lagi Tuan?" Tanya Simbok berhenti dan kembali berjalan ke arahku.
"Jadi selama ini Rani jualan?" Tanya ku.
"Iya Tuan, sebenarnya saya tidak boleh, memberi tahu Tuan tentang ini, karena kata Mbak Rani lebih baik berdiri di kaki sendiri dari pada merepotkan orang lain."
"Tapi Simbok tidak tahan, jujur Simbok senang, setelah Mbak Rani jualan, ia jarang murung, bahkan sering tersenyum, dibandingkan waktu dia tidak jualan.
Batinku terpukul mendengar kata-kata Simbok, istri seorang wirausaha sukses seperti aku jualan online"
"Benar kata Simbok selama ini aku belum bisa memahami istriku sendiri.
Aku baru sadar, memang selama ini aku tidak pernah memberikan apa-apa kepada Istri ku. Jadi wajar, jika Rani sampai mengambil perhiasan itu.
"Ya sudah Mbok! Mbok boleh tidur sekarang." kataku.
Aku keatas ingin menemui istri ku, sampai di depan kamarnya, lagi-lagi aku kebingunan.
Aku ingin mengetuk pintu, berkali-kali tapi mengurungkan niatku. Entah harus bagaimana aku bersikap, lagi pula saat ini sudah jam 11 malam pasti dia sudah tidur.
Akhirnya aku kembali kekamar ku sendiri.
Author.
Malam ini Daniel tidur.
Malam berlalu, pagi pun tiba, langit mendung, mewakili hati seisi rumah kediaman Daniel.
Makan pagi hari ini masih seperti biasa, Rani masih mogok makan dan tidak mau bertemu dengan Daniel.
lumayan buat nambah penghasilan tambahan 🙏😭😭😭