Kim Tae-min, seorang maniak game MMORPG, telah mencapai puncak kekuatan dalam dunia virtual dengan level maksimal 9999 dan perlengkapan legendaris. Namun, hidupnya di dunia nyata biasa saja sebagai pegawai kantoran. Ketika dunia tiba-tiba berubah akibat fenomena awakening, sebagian besar manusia memperoleh kekuatan supranatural. Tae-min yang mengalami awakening terlambat menemukan bahwa status, level, dan item dari game-nya tersinkronisasi dengan tubuhnya di dunia nyata, membuatnya menjadi makhluk yang overpower. Dengan status dewa dan kekuatan yang tersembunyi berkat Pendant of Concealment, Tae-min harus menyembunyikan kekuatannya dari dunia agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Di tengah kekacauan dan ancaman baru yang muncul, Tae-min dihadapkan pada pilihan sulit: bertindak untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran, atau terus hidup dalam bayang-bayang sebagai pegawai kantoran biasa. Sementara organisasi-organisasi kuat mulai bergerak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liburan Ke China
Aku keluar dari gate, menghirup udara dingin yang langsung menyambutku. Udara segar ini rasanya berbeda sekali dibandingkan dengan suasana suram dan penuh darah di dalam sana. Gate itu sudah tertutup rapat di belakangku, meninggalkan keheningan yang aneh.
Lee Hye Rin sudah menungguku di luar. Ekspresinya serius, jelas dia sudah tahu apa yang bakal kutemukan di dalam. Aku mendekatinya sambil memasang senyum tipis, walau di dalam hati, lelah luar biasa.
“Gimana situasinya?” tanyanya, to the point, tanpa basa-basi.
Aku mengangkat bahu. "Orang-orang yang hilang... yah, sudah pada mati semua. Dan bos gate-nya, nggak sesuai dengan rank gate-nya. Jelas ada yang nggak beres. Mungkin ada yang sengaja utak-atik."
Hye Rin mengerutkan alis, tampak berpikir. "Jadi, ada yang mainin gate-nya?"
Aku mengangguk sambil mengeluarkan loot dari inventory-ku, menyerahkannya padanya. "Ini barang drop dari bos. Kamu aja yang jual ke asosiasi. Aku nggak butuh."
Dia mengambil item-item itu, tapi kelihatannya pikirannya masih sibuk. "Hmm... makin lama makin aneh saja," gumamnya pelan sebelum menarik napas panjang. Sepertinya dia bakal bilang sesuatu yang lebih penting. "By the way, ada berita baru yang harus kamu tahu."
Aku menatapnya, menunggu kelanjutan kata-katanya. "Berita apa lagi?"
“Black Crescent Cult,” katanya singkat, tapi cukup untuk menarik perhatianku. “Kami dapat info kalau mereka mulai bergerak di luar Korea. Kali ini di China. Beberapa hari lalu, pemerintah China melaporkan aktivitas kultus itu di perbatasan. Sepertinya mereka sudah mulai operasi besar-besaran.”
“China?” gumamku sambil melipat tangan. “Pemerintah China minta bantuan ke Korea?”
Hye Rin mengangguk. “Iya, mereka udah hubungi beberapa guild besar di Korea buat bantu, termasuk Crimson Lotus. Mereka nggak mau masalah ini makin besar, jadi kita harus turun tangan sebelum terlambat.”
Aku meliriknya sambil menghela napas. "Terus, kenapa kamu ngasih tahu aku? Jangan bilang kamu mau nyuruh aku ikut."
Dia menatapku tajam. “Itu rencananya. Aku mau kamu ikut ke China sama kami minggu depan. Situasinya lebih serius dari yang kamu kira. Black Crescent Cult nggak main-main kali ini.”
Aku menyeringai. “Hmm… jadi cuma karena ini tentang Black Crescent Cult, kamu pikir aku bakal tertarik? Apa untungnya buat aku?”
Hye Rin menyilangkan tangan, tampak sedikit tersenyum. “Pertama, kamu bisa tahu lebih banyak soal rencana mereka, termasuk siapa aja yang mungkin terlibat dalam penipuan ginseng 1000 tahun yang bikin kamu kesal. Dan kedua, kamu bisa cepat-cepat balas dendam. Masih ingat soal itu, kan?”
Aku tertawa kecil, sarkastik. “Oh, aku ingat dengan sangat baik. Mereka pikir bisa nipu aku begitu aja. Jadi ke China, ya? Terdengar menarik, apalagi kalau bisa sekalian ngehancurin mereka.”
Hye Rin tersenyum tipis. "Pas banget. Aku bakal urus semuanya. Kamu siap-siap, minggu depan kita berangkat."
Aku hanya mengangkat bahu sambil berbalik. "Oke, tapi jangan salahin aku kalau ada yang porak poranda nanti," kataku sambil melambaikan tangan dengan santai.
Aku melangkah pergi setelah percakapan dengan Hye Rin, tapi perasaan aneh mulai muncul di benakku. Black Crescent Cult di China? Mereka benar-benar nekat. Kalau sampai mereka mulai mengacak-acak wilayah lain, bukan cuma Korea yang bakal kacau. Tapi yah, itu urusan mereka. Aku hanya tertarik pada satu hal: balas dendam.
Tapi sebelum melangkah lebih jauh, suara Hye Rin menghentikanku.
“By the way,” katanya sambil menatapku, “kamu nggak sembunyikan sesuatu kan dari gate tadi?”
Aku menoleh, tersenyum tipis. “Sesuatu? Maksud kamu apa?”
Dia mengangkat alis, jelas tidak mudah tertipu. “Jangan pura-pura bodoh, Taemin. Kamu memang berhasil mengalahkan bos, tapi aku curiga ada yang lebih dari itu. Misalnya… kelompok lain?”
Sial, dia terlalu jeli. Aku menghela napas. "Yah, kalaupun ada kelompok yang masuk, mereka bukan masalah besar. Dan, yah, mereka sudah... hilang. Nggak perlu dipikirkan.”
Hye Rin memandangku dengan tatapan penuh tanya, tapi dia tidak menekan lebih lanjut. “Oke, aku percaya sama kamu. Tapi ingat, jangan sembunyikan hal-hal yang bisa memperumit situasi.”
Aku hanya tertawa kecil. “Santai aja. Kalau sesuatu benar-benar penting, aku bakal kasih tahu.”
Setelah itu, aku melanjutkan langkahku. Saat berjalan menjauh dari area gate, pikiranku kembali pada apa yang baru saja terjadi di dalam. Pertarungan, bos yang hampir mengalahkanku sebelum aku membuatnya jadi donat raksasa, dan kemudian Iron Revenant—makhluk bodoh yang terlalu percaya diri dengan kekuatan fisiknya. Sekarang, semua itu hanya cerita lama.
Dan sekarang, China, pikirku. Aku mulai membayangkan apa yang akan terjadi di sana. Guild besar seperti Crimson Lotus tentu bakal bawa pasukan penuh, tapi aku... yah, aku lebih suka bergerak sendiri. Bebas, tanpa aturan.
Ketika sampai di apartemenku, aku duduk di sofa sambil menyalakan HP. Ada beberapa pesan masuk, termasuk update dari Hye Rin soal rencana ke China. Sepertinya kali ini bukan sekadar operasi biasa. Aktivitas Black Crescent Cult semakin intens, dan mereka mungkin mencoba membuka sesuatu yang besar.
Aku memandang layar HP, membaca dengan malas semua informasi yang masuk. Sialnya, apa pun yang sedang mereka rencanakan, aku harus bersiap.
Bla bla bla... operasi di perbatasan... zona merah... bla bla bla... sial, terlalu banyak kata yang nggak penting, pikirku.
Aku menghela napas panjang. “Baiklah, minggu depan China. Semoga mereka nggak bikin repot.”
Hari berlalu dan persiapanku untuk perjalanan ke China semakin mendekat. Aku menghabiskan waktu dengan merenung dan menyusun rencana. Tentu saja, aku tidak akan pergi tanpa persiapan yang matang. Misi ini bukan sekadar jalan-jalan; ini adalah kesempatan untuk menunjukkan pada Black Crescent Cult bahwa mereka telah salah memilih musuh.
Hari keberangkatan pun tiba. Hye Rin dan aku bertemu di bandara, suasana terasa tegang, meskipun aku berusaha untuk tetap santai. Dia tampak serius, wajahnya tegang seperti biasa saat menghadapi situasi yang tak terduga.
“Taemin, ingat. Ini bukan misi biasa. Kita tidak tahu seberapa besar ancaman yang akan kita hadapi di sana. Black Crescent Cult sudah membuat banyak kekacauan di wilayah mereka,” katanya, menekankan kata-kata dengan nada tegas.
Aku hanya mengangguk. “Tenang saja, Hye Rin. Aku sudah menghadapi bos gate yang lebih kuat dari mereka. Iron Revenant pun sudah tahu siapa yang lebih berkuasa.”
“Berharap begitu,” dia membalas sambil menyelipkan tangannya ke saku, terlihat sedikit cemas.
Setelah check-in dan menyelesaikan semua proses, kami naik ke pesawat. Selama penerbangan, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi. Pikiranku berkelana antara rencana untuk menyerang Black Crescent Cult dan imajinasi akan pertempuran epik yang mungkin terjadi di sana.
Setelah beberapa jam, akhirnya kami tiba di Beijing. Begitu keluar dari bandara, suasana terasa berbeda. Kehidupan di sini lebih cepat, lebih padat, dan sepertinya tidak sabar menunggu bencana berikutnya.
“Di mana kita menuju sekarang?” tanyaku sambil memperhatikan sekeliling.
“Hampir sampai ke markas sementara kita di sini. Tim kita sudah siap dan menunggu di sana. Kita akan membahas lebih lanjut tentang situasi di lapangan,” jawab Hye Rin.
Saat kami melangkah keluar, sebuah mobil hitam menunggu di luar. Kami segera masuk, dan perjalanan ke markas sementara dimulai. Di dalam mobil, suasana hening. Aku bisa merasakan ketegangan di antara kami. Pikiranku kembali ke kekacauan yang akan kami hadapi.
Setibanya di markas, suasana di dalam terasa lebih santai. Beberapa anggota Crimson Lotus sudah berkumpul, siap membahas strategi. Saat memasuki ruangan, aku bisa merasakan tatapan penasaran dari para anggota.
“Selamat datang, Taemin,” seorang pria berotot menyambutku. “Kami sudah mendengar tentang kehebatanmu. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik di sini.”
Aku hanya tersenyum, tidak ingin menunjukkan kebanggaan berlebihan. “Semoga begitu.”
Hye Rin mulai menjelaskan situasi terkini. “Kami menerima laporan bahwa Black Crescent Cult mulai melakukan ritual di daerah tertentu. Kita perlu menghentikan mereka sebelum mereka berhasil membuka portal permanen.”
Aku menatap Hye Rin, merasa semangat. “Kalau begitu, ayo kita mulai. Aku sudah tidak sabar untuk memberikan pelajaran pada mereka.”
Beberapa anggota lain mengangguk setuju, semangat mulai terbangun. Aku bisa merasakan energi positif dalam ruangan. Ini saatnya untuk bertindak, dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
dah gitu aja.
kecuali.
dia punya musuh tersembunyi. demi nemuin musuhnya ini dia tetep low profile gitu. atau di atas kekuatan dia masih ada lagi yang lebih kuat yang membuat dunianya berubah makannya untuk nemuin harus tetep low profile dan itu di jelasin di bab awal. jadi ada nilai jualnya.