NovelToon NovelToon
Pilihan Hati Di Sekolah

Pilihan Hati Di Sekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Sistem / Kehidupan Tentara / Perperangan / Persahabatan / Harem
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: AYANOKOUJI

Di sebuah SMA ternama di kota kecil, siswa-siswi kelas 12 tengah bersiap menghadapi ujian akhir. Namun, rencana mereka terganggu ketika sekolah mengumumkan program perjodohan untuk menciptakan ikatan antar siswa. Setiap siswa akan dipasangkan dengan teman sekelasnya berdasarkan kesamaan minat dan nilai akademis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYANOKOUJI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

Setelah lamaran yang mengharukan di Mauerpark, Andi dan Putri memulai persiapan pernikahan mereka. Mereka memutuskan untuk mengadakan dua upacara: satu di Berlin untuk teman-teman dan keluarga di Eropa, dan satu lagi di Indonesia untuk keluarga besar mereka.

Persiapan pernikahan di dua negara berbeda ternyata lebih menantang dari yang mereka bayangkan. Andi dan Putri harus menyelaraskan tradisi Jawa dengan budaya Jerman, memilih lokasi yang tepat, dan mengurus berbagai dokumen legal. Namun, dengan kerja sama yang baik, mereka berhasil mengatasi setiap tantangan.

Upacara pertama diadakan di sebuah gereja tua di pusat kota Berlin. Putri tampak cantik dalam gaun putih sederhana, sementara Andi terlihat gagah dengan setelan hitamnya. Frau Schmidt, yang kini sudah seperti nenek angkat mereka, duduk di barisan depan dengan mata berkaca-kaca. Teman-teman kantor Andi dan rekan-rekan peneliti Putri memenuhi gereja, memberikan dukungan pada pasangan muda ini.

Setelah upacara di Berlin, mereka terbang ke Indonesia untuk melangsungkan pernikahan adat Jawa. Putri mengenakan kebaya merah menyala, sementara Andi memakai beskap dan blangkon. Keluarga besar mereka berkumpul, memenuhi rumah orang tua Putri dengan tawa dan air mata haru.

Setelah rangkaian acara pernikahan selesai, Andi dan Putri kembali ke kehidupan mereka di Berlin. Namun kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Mereka bukan lagi sepasang kekasih yang tinggal bersama, tapi suami istri yang membangun rumah tangga.

Bulan-bulan pertama pernikahan mereka dipenuhi dengan penyesuaian dan pembelajaran. Andi belajar bahwa Putri sangat perfeksionis dalam menjaga kerapian rumah, sementara Putri harus terbiasa dengan kebiasaan Andi yang suka menunda-nunda pekerjaan rumah tangga.

Suatu malam, saat mereka duduk di balkon kesayangan mereka, Putri tiba-tiba berkata, "Andi, aku punya berita."

Andi menoleh, melihat senyum misterius di wajah istrinya. "Berita apa?"

"Aku hamil," jawab Putri lembut.

Dunia Andi seolah berhenti berputar. Ia memeluk Putri erat, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Kita akan jadi orang tua," bisiknya, masih tidak percaya.

Kehamilan Putri membawa tantangan baru bagi pasangan muda ini. Mereka harus memikirkan tentang perawatan prenatal di negara asing, mempersiapkan kamar bayi, dan belajar tentang pengasuhan anak. Andi bahkan mulai mengikuti kelas bahasa Jerman khusus untuk ayah-ayah baru.

Sembilan bulan berlalu dengan cepat. Di sebuah rumah sakit di Berlin, Putri melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Mereka memberinya nama Amira, yang berarti "putri" dalam bahasa Arab, sebagai penghormatan pada nama ibunya dan juga mencerminkan kehidupan mereka yang multikultural.

Saat menggendong Amira untuk pertama kalinya, Andi merasakan cinta yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia memandang Putri yang terlihat Saat menggendong Amira untuk pertama kalinya, Andi merasakan cinta yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia memandang Putri yang terlihat lelah namun bahagia, dan menyadari betapa jauh perjalanan mereka sejak pertemuan pertama di kampus dulu.

Kehidupan sebagai orang tua baru membawa banyak perubahan bagi Andi dan Putri. Malam-malam mereka kini dipenuhi dengan tangisan bayi dan pergantian popok. Namun, di tengah kelelahan, mereka menemukan kebahagiaan baru dalam senyum pertama Amira, tawa kecilnya, dan setiap momen perkembangannya.

Andi mengambil cuti ayah selama beberapa bulan untuk membantu Putri merawat Amira. Ia belajar mengganti popok, memandikan bayi, dan menenangkan Amira saat menangis di tengah malam. Putri, meskipun lelah, selalu kagum melihat kedekatan Andi dengan putri mereka.

Ketika Amira berusia enam bulan, Andi dan Putri memutuskan untuk membawa bayi mereka ke Indonesia untuk pertama kalinya. Mereka ingin memperkenalkan Amira kepada keluarga besar dan juga memberikan berkah dari tanah kelahiran mereka.

Perjalanan panjang dari Berlin ke Jakarta dengan bayi kecil bukanlah hal yang mudah. Namun, begitu mereka tiba di rumah orang tua Putri, semua kelelahan terbayar dengan sukacita keluarga besar yang menyambut mereka.

Nenek Amira tidak bisa berhenti menangis saat menggendong cicitnya untuk pertama kali. Kakek Andi dengan bangga memamerkan Amira ke tetangga-tetangga, menceritakan bagaimana cucunya lahir dan besar di negeri orang namun tetap memiliki darah Indonesia.

Selama di Indonesia, Andi dan Putri mengajak Amira mengunjungi tempat-tempat yang penting bagi mereka. Mereka membawa Amira ke kampus tempat mereka pertama kali bertemu, ke taman tempat mereka sering berkencan dulu, dan ke pantai tempat mereka pernah berjanji untuk selalu bersama.

Saat berdiri di tepi pantai, dengan Amira tertidur di gendongan, Andi merangkul Putri dan berbisik, "Terima kasih sudah mewujudkan semua mimpi kita."

Putri tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Kita masih punya banyak mimpi untuk diwujudkan bersama, sayang."

Setelah dua minggu yang penuh kenangan di Indonesia, keluarga kecil ini kembali ke Berlin. Kembali ke rutinitas mereka, namun kini dengan perspektif baru dan semangat yang diperbarui.

Waktu berlalu, dan Amira tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas dan energik. Ia fasih berbahasa Jerman dan Indonesia, mencerminkan warisan budaya kedua orang tuanya. Andi dan Putri berusaha keras untuk memastikan Amira mengenal dan menghargai kedua budayanya.

Suatu malam, saat Amira sudah tertidur, Andi dan Putri duduk di balkon mereka, tempat yang selalu menjadi saksi bisu perjalanan cinta mereka. Andi menggenggam tangan Putri, menatap mata istrinya yang masih secantik saat mereka pertama kali bertemu.

"Putri," kata Andi lembut, "Kalau dulu kamu bilang padaku bahwa kita akan berakhir

1
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!